31.7 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Seru! Di SMP Ini, Siswa Bermain Lotre Soal, Ada Hadiahnya

Isnaini, guru Bahasa Indonesia di SMPN 3 Kisaran, sedang menyusun Lotre Soal di atas selembar karton. Peserta didiknya boleh memilih amplop soal, untuk mendapat pertanyaan berbeda.

KISARAN, SUMUTPOS.CO – Seorang guru di SMPN 3 Kisaran, Sumatera Utara, mengajak peserta didiknya bermain Lotre Soal secara online. Ini menjadi salahsatu metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kreasinya, di tengah pandemi Covid-19.  Komentar peserta didik: Seru!

Lotre Soal, maksudnya judi?

“Lotre dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia maknanya adalah undian. Nah, yang saya maksud mengajak peserta didik bermain lotre adalah bermain Lotre Soal, yang berarti undian soal,” jelas Isnaini, guru Bahasa Indonesia di SMPN 3 Kisaran, kepada Sumut Pos, kemarin.

Bagaimana caranya?

“Ketika saya memberi pembelajaran di kelas VII-1, saya merancang media berjudul: Lotre Soal. Mengapa kata lotre saya pakai? Karena saya menganggap anak-anak lebih tertarik dengan kata yang akrab di kehidupannya. Mereka semua tentu tahu kata lotre yang berarti undian. Menurut saya, kata lotre lebih greget daripada kata undian, dan lebih merangsang peserta didik untuk belajar sambil bermain,” jelasnya seraya tersenyum.

Lotre Soal digunakan salahsatu anggota fasilitator daerah komunikasi Asahan Program Pintar Tanoto Foundation ini, pada materi teks  prosedur selama PJJ di tengah pandemi. Tujuannya, agar peserta didik mampu mengidentifikasi ciri tujuan dan isi teks prosedur.

“Lotre Soal saya rancang layaknya seperti lotre. Saya buat judulnya ‘Lotre Soal’ di atas kertas karton. Di atas karton tersebut saya tempelkan 16 amplop berisi soal. Setiap amplop saya beri angka 1 sampai 16. Soal dirancang dengan bentuk soal produktif. Sebanyak 16 contoh teks prosedur saya print dari internet,” kata Isnaini menjelaskan metodenya.

Selanjutnya, contoh teks prosedur tersebut dipotong-potong, dan di bawah teks ditulisnya soal sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Kemudian untuk merangsang anak didik agar semangat PJJ, Isnaini menyediakan amplop hadiah. Amplop hadiah berjumlah 16 buah, sama banyak dengan amplop Lotre Soal.

“Setiap amplop saya beri nomor 1 sampai 16. Kemudian dalam amplop saya isi dengan macam-macam kalimat. Contohnya: Selamat, Kamu Mendapat Dua Buah Pulpen. Atau buku, penggaris, bahkan masker. Ada juga saya beri kalimat Kamu Belum Berezeki. Semua saya rancang agar mereka dalam suasana bermain, tetapi ada unsur belajarnya. Harapan saya agar di ujung semester 1 PJJ ini semangat mereka tidak kendor, namun tetap menyala-nyala,” kata Isnaini bersemangat.

Proses pembelajaran di Kelas VII-1 diawali dengan mengondisikan peserta didik. Caranya dengan mengirimkan rekaman suara berisi sapaan, memandu peserta didik untuk selalu berdoa, memotivasi agar tetap semangat dan mengikuti protokol kesehatan.

Kemudian menanyakan pelajaran sebelumnya, dan menyampaikan tujuan pembelajaran dan teknik permainan Lotre Soal.

Sebagai langkah pertama mengaktifkan peserta didik, Isnaini menyuruh anak didik membaca contoh teks prosedur yang ada di buku paket. Selesai  membaca, dilanjutkan tanya jawab tentang bagaimana ciri tujuan dan isi teks prosedur.

Setelah anak didik dianggap paham tentang ciri tujuan dan isi teks prosedur, mereka diminta mengaplikasikan pemahaman mereka dengan menjawab soal- soal melalui Lotre Soal.

Untuk bermain, peserta didik disuruh berpasangan. Setelah berpasangan, Isnaini memberi satu kesempatan kepada setiap pasangan, untuk memilih satu nomor yang tertulis di amplop lotre.

“Bu… saya memilih soal nomor 5. Soalnya mana, Bu?” seru peserta didik, penuh semangat.

Setelah dipilih, Isnaini membuka amplopnya. Kemudian soal yang ada di amplop yang dipilih peserta didik, difotokan Isnaini dan dikirim ke mereka via WhastApp.

“Waktunya 3 menit,” kata Isnaini.

“Wow, ini seruuu,” respon peserta didik via Whatsapp, dan segera mengerjakan soal dengan antusias.

Bu guru Isnaini, menyerahkan hadiah-hadiah kepada peserta didik yang menjawab benar dalam Lotre Soal, dengan tetap menerapkan prokes 3 M, yakni memakai masker, mencuci tangan. dan menjaga jarak.

Anak-anak didik bahkan berlomba meminta ibu gurunya itu agar segera mengirim soal setelah memilih nomor tertentu, saat sang guru dianggap agak telat mengirim soal. “Hape saya sempat hang karena memori full. Saya menyesalkan persiapan saya yang kurang matang. Namun setelah saya jelaskan, mereka memaklumi. Saya begitu senang melihat dampak metode Lotre Soal ini bagi keasyikan dan semangat peserta didik saya untuk belajar,” jelasnya.

Pengumuman pemenang sempat ditunda karena sudah masuk jam salat Jumat. Usai salat Jumat, anak-anak didik berlomba menagih siapa yang berhasil menjawab soal dengan tepat.

“Saya umumkan, ada 3 pasangan yang menjawab dengan benar. Untuk menambah semangat mereka, saya suruh setiap pasangan memilih nomor yang disukai. Suasana di WA pun riuh dengan hadiah yang mereka dapat. Ada yang belum beruntung. Ada yang mendapat pulpen, pensil, dan buku. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan penguatan dan refleksi,” tutur bu guru peserta pelatihan Pengembangan Budaya Baca Tanoto Foundation ini, kembali tersenyum manis.

Hasil refleksi yang dilakukan Isnaini, ternyata metode Lotre Soal cukup besar daya tarikmya dalam menambah semangat anak-anak selama PJJ. “Mereka semua mengaku sangat senang. Apalagi ada hadiahnya. Dunia anak memang dunia bermain. Kita harus mampu mengemas pembelajaran sambil bermain,” ungkapnya lugas. (mea)

Isnaini, guru Bahasa Indonesia di SMPN 3 Kisaran, sedang menyusun Lotre Soal di atas selembar karton. Peserta didiknya boleh memilih amplop soal, untuk mendapat pertanyaan berbeda.

KISARAN, SUMUTPOS.CO – Seorang guru di SMPN 3 Kisaran, Sumatera Utara, mengajak peserta didiknya bermain Lotre Soal secara online. Ini menjadi salahsatu metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kreasinya, di tengah pandemi Covid-19.  Komentar peserta didik: Seru!

Lotre Soal, maksudnya judi?

“Lotre dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia maknanya adalah undian. Nah, yang saya maksud mengajak peserta didik bermain lotre adalah bermain Lotre Soal, yang berarti undian soal,” jelas Isnaini, guru Bahasa Indonesia di SMPN 3 Kisaran, kepada Sumut Pos, kemarin.

Bagaimana caranya?

“Ketika saya memberi pembelajaran di kelas VII-1, saya merancang media berjudul: Lotre Soal. Mengapa kata lotre saya pakai? Karena saya menganggap anak-anak lebih tertarik dengan kata yang akrab di kehidupannya. Mereka semua tentu tahu kata lotre yang berarti undian. Menurut saya, kata lotre lebih greget daripada kata undian, dan lebih merangsang peserta didik untuk belajar sambil bermain,” jelasnya seraya tersenyum.

Lotre Soal digunakan salahsatu anggota fasilitator daerah komunikasi Asahan Program Pintar Tanoto Foundation ini, pada materi teks  prosedur selama PJJ di tengah pandemi. Tujuannya, agar peserta didik mampu mengidentifikasi ciri tujuan dan isi teks prosedur.

“Lotre Soal saya rancang layaknya seperti lotre. Saya buat judulnya ‘Lotre Soal’ di atas kertas karton. Di atas karton tersebut saya tempelkan 16 amplop berisi soal. Setiap amplop saya beri angka 1 sampai 16. Soal dirancang dengan bentuk soal produktif. Sebanyak 16 contoh teks prosedur saya print dari internet,” kata Isnaini menjelaskan metodenya.

Selanjutnya, contoh teks prosedur tersebut dipotong-potong, dan di bawah teks ditulisnya soal sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Kemudian untuk merangsang anak didik agar semangat PJJ, Isnaini menyediakan amplop hadiah. Amplop hadiah berjumlah 16 buah, sama banyak dengan amplop Lotre Soal.

“Setiap amplop saya beri nomor 1 sampai 16. Kemudian dalam amplop saya isi dengan macam-macam kalimat. Contohnya: Selamat, Kamu Mendapat Dua Buah Pulpen. Atau buku, penggaris, bahkan masker. Ada juga saya beri kalimat Kamu Belum Berezeki. Semua saya rancang agar mereka dalam suasana bermain, tetapi ada unsur belajarnya. Harapan saya agar di ujung semester 1 PJJ ini semangat mereka tidak kendor, namun tetap menyala-nyala,” kata Isnaini bersemangat.

Proses pembelajaran di Kelas VII-1 diawali dengan mengondisikan peserta didik. Caranya dengan mengirimkan rekaman suara berisi sapaan, memandu peserta didik untuk selalu berdoa, memotivasi agar tetap semangat dan mengikuti protokol kesehatan.

Kemudian menanyakan pelajaran sebelumnya, dan menyampaikan tujuan pembelajaran dan teknik permainan Lotre Soal.

Sebagai langkah pertama mengaktifkan peserta didik, Isnaini menyuruh anak didik membaca contoh teks prosedur yang ada di buku paket. Selesai  membaca, dilanjutkan tanya jawab tentang bagaimana ciri tujuan dan isi teks prosedur.

Setelah anak didik dianggap paham tentang ciri tujuan dan isi teks prosedur, mereka diminta mengaplikasikan pemahaman mereka dengan menjawab soal- soal melalui Lotre Soal.

Untuk bermain, peserta didik disuruh berpasangan. Setelah berpasangan, Isnaini memberi satu kesempatan kepada setiap pasangan, untuk memilih satu nomor yang tertulis di amplop lotre.

“Bu… saya memilih soal nomor 5. Soalnya mana, Bu?” seru peserta didik, penuh semangat.

Setelah dipilih, Isnaini membuka amplopnya. Kemudian soal yang ada di amplop yang dipilih peserta didik, difotokan Isnaini dan dikirim ke mereka via WhastApp.

“Waktunya 3 menit,” kata Isnaini.

“Wow, ini seruuu,” respon peserta didik via Whatsapp, dan segera mengerjakan soal dengan antusias.

Bu guru Isnaini, menyerahkan hadiah-hadiah kepada peserta didik yang menjawab benar dalam Lotre Soal, dengan tetap menerapkan prokes 3 M, yakni memakai masker, mencuci tangan. dan menjaga jarak.

Anak-anak didik bahkan berlomba meminta ibu gurunya itu agar segera mengirim soal setelah memilih nomor tertentu, saat sang guru dianggap agak telat mengirim soal. “Hape saya sempat hang karena memori full. Saya menyesalkan persiapan saya yang kurang matang. Namun setelah saya jelaskan, mereka memaklumi. Saya begitu senang melihat dampak metode Lotre Soal ini bagi keasyikan dan semangat peserta didik saya untuk belajar,” jelasnya.

Pengumuman pemenang sempat ditunda karena sudah masuk jam salat Jumat. Usai salat Jumat, anak-anak didik berlomba menagih siapa yang berhasil menjawab soal dengan tepat.

“Saya umumkan, ada 3 pasangan yang menjawab dengan benar. Untuk menambah semangat mereka, saya suruh setiap pasangan memilih nomor yang disukai. Suasana di WA pun riuh dengan hadiah yang mereka dapat. Ada yang belum beruntung. Ada yang mendapat pulpen, pensil, dan buku. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan penguatan dan refleksi,” tutur bu guru peserta pelatihan Pengembangan Budaya Baca Tanoto Foundation ini, kembali tersenyum manis.

Hasil refleksi yang dilakukan Isnaini, ternyata metode Lotre Soal cukup besar daya tarikmya dalam menambah semangat anak-anak selama PJJ. “Mereka semua mengaku sangat senang. Apalagi ada hadiahnya. Dunia anak memang dunia bermain. Kita harus mampu mengemas pembelajaran sambil bermain,” ungkapnya lugas. (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/