Site icon SumutPos

Berbenah Menuju Politeknik Pariwisata

Akademi Pariwisata Negeri Medan

MEDAN- Akademi  Pariwisata (Akpar) Negeri Medan terus berbenah menuju kampus yang siap untuk menempah alumni siap pakai di bidang perhotelan.  Kampus ini bernaung di bawah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia berdiri 29 Oktober 1991 dan diresmikan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi yang pada saat itu dijabat Soesilo Sudarman.

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya tingkat pendidikan, 12 Februari 1997, BPLP Medan berubah status menjadi Akademi Pariwisata (Akpar) Medan sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan Menparpostel yang pada waktu itu dijabat Joop Ave.

Plt Direktur Akademi Pariwisata Medan, Drs Bahagia Tondang SHMAp, saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, sejak 2001, Akpar Negeri Medan telah memiliki gedung sendiri yang beralamat di Jalan Rumah Sakit Haji No 12 Medan, yang sebelumnya pernah menempati kampus  ex  APDN  Medan milik Pemprovsu. Berbagai perbaikan dan pengembangan terus dilakukan Akpar Medan, sesuai misi pemerintah dalam memajukan bidang pariwisata khususnya di Sumatera Utara.

Selain membenahi sarana dan prasarana kampus, Akpar Medan juga tengah gencar menambah program keilmuan. “Dengan memiliki gedung sendiri, lebih memudahkan kita dalam memprioritaskan pengembangan baik sarana dan prasarana serta program pendidikan yang diberikan. Sebelumnya kita hanya memiliki enam program Diploma III, pada tahun ini (2011) kita telah memiliki sebuah program Diploma 4 baru, yakni program Administrasi Perhotelan yang diharapkan terus berkembang pada tahun berikutnya,” ujarnya.

Sementara itu, visi kampus menjadikan Akpar sebagai pusat pendidikan pariwisata yang unggul tahun 2014, rencananya Akpar Medan juga akan meningkatkan program keilmuan ke jenjang yang lebih tinggi yakni S-1, dengan merencanakan merubah Akademi menjadi sebuah Politeknik Pariwisata Medan .
Keinginan sesuai  dengan mutu pendidikan serta staf pendidik seperti  instruktur dan dosen yang dimiliki.

yang professional sesuai bidang yang dimilikinya.

“Hingga saat ini seluruh dosen pengajar sudah sesuai standar yakni tamatan S-2, bahkan beberapa dosen tengah menyiapkan program S-3 sesuai bidang keilmuwan yang dimilikinya,” terang Bahagia Tondang.
Untuk minat para peserta didik yang ingin menempah ilmu di kampus tersebut, Bahagia Tondang mengaku antusias yang ditunjukkan para peserta didik cukup tinggi.

Terbukti hampir setiap tahun 600 lebih jumlah calon mahasiswa yang mendaftar di kampus tersebut. Hanya saja sesuai kebutuhan dan ketersediaan sarana dan prasarana, Akpar Medan memberikan berbagai testing dan seleksi untuk  membatasi tingginya jumlah minat peserta didik yang ingin bergabung di kampus tersebut.
Diantara uji yang diberikan Akpar tersebut, selain teori mata pelajaran umum dan pariwisata, menurut Bahagia, wawancara dengan Bahasa Inggris juga dilakukan sebagai penentu layak tidaknya calon pendaftar untuk bisa bergabung.(uma)

Exit mobile version