25 C
Medan
Saturday, July 6, 2024

Belajar Mudah Konsep Kesebangunan dan Kekongruenan, Siswa Dikenalkan Metode Praktik Langsung BISA

SUMUTPOS.CO – Matematika selama ini dianggap pelajaran yang menakutkan. Di dalam benak kebanyakan peserta didik, matematika adalah pelajaran yang sulit, banyak rumus yang harus dihafal. Kurniasih,S.Pd, guru matematika UPTD SMP Negeri 5 Kisaran mencoba merubah pandangan tersebut dan mencoba menemukan jurus jitu agar matematika menjadi pelajaran yang difavoritkan.

Di bulan Ramadan ini ia menciptakan metode belajar mudah dengan metode praktik langsung BISA dalam memecahkan konsep kesebangunan dan kekongruenan. ‘’Di bulan Ramadan sekolah tidak melakukan pembelajaran secara penuh, karena fokus melakukan kegiatan keagamaan. Sehingga untuk mencapai target agar nilai siswa bisa mencapai KKM, diperlukan strategi unik,’’ujar Kurniasih yang merupakan Ketua MGMP Matematika Kabupaten Asahan.

BISA adalah kepanjangan dari Berusaha Ingat dan Suka Matematika. Dengan metode praktek langsung BISA, diharapkan murid juga dapat unsur MIKIR nya. Yakni Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi.

Proses belajar mengajar matematika yang baik, ujarnya adalah guru harus mampu menciptakan suasana yang dapat membuat murid antusias terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mampu mencoba memecahkan persoalannya. Diantara materi yang sulit dipahami siswa adalah konsep kesebangunan dan kekongruenan. Padahal konsep tersebut merupakan materi yang banyak berkaitan dengan materi ditingkat lanjut dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Secara teori dikatakan dua bangun datar sebangun jika suatu sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan panjang sisi-sisi bersesuaian sama besar dan panjang sisi-sisi bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama.

Syarat dua bangun sebangun adalah sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi-sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan panjang yang sama. Contoh dua bangun yang pasti sebangun diantarannya dua segitiga sama sisi, dua lingkaran, dan dua persegiempat. Sedangkan kongruen dengan kata lain sama dan sebangun.

Dua bangun dikatakan kongruen jika sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang bersesuaian mempunyai panjang yang sama. Syarat kekongruenan adalah sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan panjang sisi-sisi yang bersesuaian sama. Berdasarkan defenisi ini berarti dua bangun yang kongruen pasti sebangun.

Konsep kesebangunan dan kekongruenan yang hampir sama membuat banyak siswa yang bingung dan sering terbalik-balik. Untuk mengatasi hal ini, sesuai karakteristik materi kesebangunan dan kekongruenan, pembelajaran yang sesuai untuk siswa adalah model pembelajaran yang melibatkan mereka melihat, meraba, memegang, dan membandingkan bentuk bangun datar. Salah satunya dengan praktek langsung BISA.

Kuniasih yang merupakan fasilitator daerah pembelajaran matematika Kabupaten Asahan Program Pintar Tanoto Foundation ini memaparkan, metode praktek langsung BISA adalah suatu metode pembelajaran yang mengaitkan kegiatan pembelajaran dengan coba-coba agar siswa Berusaha Ingat dan Suka Matematika. Siswa diarahkan untuk melakukan coba-coba membuat bangun datar yang ada kaitannya dengan kesebangunan dan kekongruenan.

Pelaksanaan metode praktek diawali dengan pemberian materi kepada siswa tentang kesebangunan. Selanjutnya siswa diberikan beberapa contoh benda- benda yang sebangun dan tidak sebangun. Setelah melakukan proses pengamatan lalu siswa mencoba menyelesaikan soal sesuai dengan konsep kesebangunan dan kekongruenan yang telah disampaikan. Disini terjadi proses mengalami dan interaksi diskusi dengan sesamanya.

Siswa diberikan beberapa lembar kertas dan alat lainnya. Dengan alat dan bahan yang ada siswa diinstruksikan untuk membuat beberapa bangun datar yang mereka kehendaki. Siswa berkomunikasi dengan teman sekelompok. Bangun bangun datar tersebut diminta untuk dicocokkan antara satu dengan bangun datar yang lainnya.

Setelah pencocokan yang dilakukan siswa selesai, Kurniasih memberikan siswa contoh kesebangunan lainnya dan menyesuaikan dengan hasil kerja mereka. Dari sini siswa akan memikirkan bagaimana konsep kesebangunan dan kekongruenan tersebut sebenarnya dan melakukan Refleksi

Dalam hal ini, Kurniasih yang juga merupakan guru matematika kelas IX meminta agar siswa membuat banguan trapesium PQRS dan TUVW dengan gambar yang dibalik, dan kemudian dilakukan praktik langsung BISA baik melalui Rotasi kemudian di translasi kan. ‘’Jadi dengan adanya kegiatan tersebut maka sama sekali tidak menggangu proses puasa selama di bulan Ramadhan dan kegiatan keagamaan di sekolah bisa terlaksana dengan menyenangkan,’’sebutnya.

Wakasek UPTD SMP Negeri 5 Kisaran ini menambahkan, metode praktek langsung BISA ini menunjukkan hasil yang baik. ‘’Metode praktek langsung BISA menunjukkan hasil yang berbeda. Terjadi peningkatan pemahaman dan keaktifan siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan metode praktek langsung BISA,’’ujar Pengajar Praktik Guru Penggerak Angkatan IV Kab.Asahan ini. (rel/sih)

SUMUTPOS.CO – Matematika selama ini dianggap pelajaran yang menakutkan. Di dalam benak kebanyakan peserta didik, matematika adalah pelajaran yang sulit, banyak rumus yang harus dihafal. Kurniasih,S.Pd, guru matematika UPTD SMP Negeri 5 Kisaran mencoba merubah pandangan tersebut dan mencoba menemukan jurus jitu agar matematika menjadi pelajaran yang difavoritkan.

Di bulan Ramadan ini ia menciptakan metode belajar mudah dengan metode praktik langsung BISA dalam memecahkan konsep kesebangunan dan kekongruenan. ‘’Di bulan Ramadan sekolah tidak melakukan pembelajaran secara penuh, karena fokus melakukan kegiatan keagamaan. Sehingga untuk mencapai target agar nilai siswa bisa mencapai KKM, diperlukan strategi unik,’’ujar Kurniasih yang merupakan Ketua MGMP Matematika Kabupaten Asahan.

BISA adalah kepanjangan dari Berusaha Ingat dan Suka Matematika. Dengan metode praktek langsung BISA, diharapkan murid juga dapat unsur MIKIR nya. Yakni Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi.

Proses belajar mengajar matematika yang baik, ujarnya adalah guru harus mampu menciptakan suasana yang dapat membuat murid antusias terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mampu mencoba memecahkan persoalannya. Diantara materi yang sulit dipahami siswa adalah konsep kesebangunan dan kekongruenan. Padahal konsep tersebut merupakan materi yang banyak berkaitan dengan materi ditingkat lanjut dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Secara teori dikatakan dua bangun datar sebangun jika suatu sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan panjang sisi-sisi bersesuaian sama besar dan panjang sisi-sisi bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama.

Syarat dua bangun sebangun adalah sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi-sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan panjang yang sama. Contoh dua bangun yang pasti sebangun diantarannya dua segitiga sama sisi, dua lingkaran, dan dua persegiempat. Sedangkan kongruen dengan kata lain sama dan sebangun.

Dua bangun dikatakan kongruen jika sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang bersesuaian mempunyai panjang yang sama. Syarat kekongruenan adalah sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan panjang sisi-sisi yang bersesuaian sama. Berdasarkan defenisi ini berarti dua bangun yang kongruen pasti sebangun.

Konsep kesebangunan dan kekongruenan yang hampir sama membuat banyak siswa yang bingung dan sering terbalik-balik. Untuk mengatasi hal ini, sesuai karakteristik materi kesebangunan dan kekongruenan, pembelajaran yang sesuai untuk siswa adalah model pembelajaran yang melibatkan mereka melihat, meraba, memegang, dan membandingkan bentuk bangun datar. Salah satunya dengan praktek langsung BISA.

Kuniasih yang merupakan fasilitator daerah pembelajaran matematika Kabupaten Asahan Program Pintar Tanoto Foundation ini memaparkan, metode praktek langsung BISA adalah suatu metode pembelajaran yang mengaitkan kegiatan pembelajaran dengan coba-coba agar siswa Berusaha Ingat dan Suka Matematika. Siswa diarahkan untuk melakukan coba-coba membuat bangun datar yang ada kaitannya dengan kesebangunan dan kekongruenan.

Pelaksanaan metode praktek diawali dengan pemberian materi kepada siswa tentang kesebangunan. Selanjutnya siswa diberikan beberapa contoh benda- benda yang sebangun dan tidak sebangun. Setelah melakukan proses pengamatan lalu siswa mencoba menyelesaikan soal sesuai dengan konsep kesebangunan dan kekongruenan yang telah disampaikan. Disini terjadi proses mengalami dan interaksi diskusi dengan sesamanya.

Siswa diberikan beberapa lembar kertas dan alat lainnya. Dengan alat dan bahan yang ada siswa diinstruksikan untuk membuat beberapa bangun datar yang mereka kehendaki. Siswa berkomunikasi dengan teman sekelompok. Bangun bangun datar tersebut diminta untuk dicocokkan antara satu dengan bangun datar yang lainnya.

Setelah pencocokan yang dilakukan siswa selesai, Kurniasih memberikan siswa contoh kesebangunan lainnya dan menyesuaikan dengan hasil kerja mereka. Dari sini siswa akan memikirkan bagaimana konsep kesebangunan dan kekongruenan tersebut sebenarnya dan melakukan Refleksi

Dalam hal ini, Kurniasih yang juga merupakan guru matematika kelas IX meminta agar siswa membuat banguan trapesium PQRS dan TUVW dengan gambar yang dibalik, dan kemudian dilakukan praktik langsung BISA baik melalui Rotasi kemudian di translasi kan. ‘’Jadi dengan adanya kegiatan tersebut maka sama sekali tidak menggangu proses puasa selama di bulan Ramadhan dan kegiatan keagamaan di sekolah bisa terlaksana dengan menyenangkan,’’sebutnya.

Wakasek UPTD SMP Negeri 5 Kisaran ini menambahkan, metode praktek langsung BISA ini menunjukkan hasil yang baik. ‘’Metode praktek langsung BISA menunjukkan hasil yang berbeda. Terjadi peningkatan pemahaman dan keaktifan siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan metode praktek langsung BISA,’’ujar Pengajar Praktik Guru Penggerak Angkatan IV Kab.Asahan ini. (rel/sih)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/