MEDAN,– Puluhan mahasiswa HMI Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar aksi unjuk rasa menentang pemberlakuan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT). UKT diterapkan mulai tahun ini oleh seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Mahasiswa berunjuk rasa di Jalan Universitas. Penerapan UKT dengan membagi mahasiswa baru ke dalam beberapa golongan merupakan bentuk pengkotak-kotakan. Penerapan UKT ini juga diindikasi sarat komersialisasi.
“Tolak uang kuliah tunggal,” teriak Koordinator Aksi, Mukhlis, Kamis (27/6).
Muklis menyebutkan, indikator yang dipakai untuk menentukan besaran uang kuliah yang akan dibayarkan mahasiswa baru tidak tepat. Sebab indikator-indikator itu seperti data pajak kendaraan bermotor, data besaran rekening listrik yang dibayarkan keluarga sangat rentan dipermainkan untuk menentukan golongan mahasiswa baru tersebut.
“Jangan gara-gara keluarganya (mahasiswa baru) punya 1 buah sepeda motor, maka dia langsung dimasukkan golongan yang ekonomi mampu, itu kan belum tentu akurat,” sebutnya. (kl/wk/smg)
MEDAN,– Puluhan mahasiswa HMI Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar aksi unjuk rasa menentang pemberlakuan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT). UKT diterapkan mulai tahun ini oleh seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Mahasiswa berunjuk rasa di Jalan Universitas. Penerapan UKT dengan membagi mahasiswa baru ke dalam beberapa golongan merupakan bentuk pengkotak-kotakan. Penerapan UKT ini juga diindikasi sarat komersialisasi.
“Tolak uang kuliah tunggal,” teriak Koordinator Aksi, Mukhlis, Kamis (27/6).
Muklis menyebutkan, indikator yang dipakai untuk menentukan besaran uang kuliah yang akan dibayarkan mahasiswa baru tidak tepat. Sebab indikator-indikator itu seperti data pajak kendaraan bermotor, data besaran rekening listrik yang dibayarkan keluarga sangat rentan dipermainkan untuk menentukan golongan mahasiswa baru tersebut.
“Jangan gara-gara keluarganya (mahasiswa baru) punya 1 buah sepeda motor, maka dia langsung dimasukkan golongan yang ekonomi mampu, itu kan belum tentu akurat,” sebutnya. (kl/wk/smg)
