30 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Rumah Mewah Tidak Bagus Untuk Investasi

Rumah sering kali dianggap sebagai investasi yang bagus untuk beberapa kalangan. Tapi ternyata, tidak semua rumah dapat menjadi investasi yang produktif.

Produktif dimaksud adalah investasi yang menghasilkan keuntungan tetap secara berkelanjutan.
Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo mengatakan rumah mewah saat ini dapat dikatakan tidak bagus untuk investasi.

“Rumah mewah itu investasi yang enggak bagus,” ungkap Eddy dalam pembukaan BTN Property Exop di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (2/2)

Ia malah menganjurkan, investasi yang bagus adalah rumah dengan jenis menengah ke bawah atau dengan batas nilai termahal Rp500 juta. “Paling menengah ke bawah yang Rp 500 juta ke bawah,” ujarnya.

Ia menjelaskan, ketika rumah mewah dibangun cenderung tidak dihuni. Saat kosong, kecil kemungkinkan ada masyarakat yang ingin melakukan sewa. Sebab, harga sewa pasti sangat tinggi.

“Kalau rumah mewah susah disewain. Karena siapa yang mau nyewa. Paling ditinggal saja itu, diisi sama pembantu,” sambungnya.
Sementara rumah kelas menengah cukup relevan jika disewakan ke pihak lain. Harga menjadi faktor utama yang akan menjadi pertimbangan sewa. “Karena kalau menengah ke bawah itu masih bisa disewain dan orang mau,” pungkasnya.(net/jpnn)

Rumah sering kali dianggap sebagai investasi yang bagus untuk beberapa kalangan. Tapi ternyata, tidak semua rumah dapat menjadi investasi yang produktif.

Produktif dimaksud adalah investasi yang menghasilkan keuntungan tetap secara berkelanjutan.
Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo mengatakan rumah mewah saat ini dapat dikatakan tidak bagus untuk investasi.

“Rumah mewah itu investasi yang enggak bagus,” ungkap Eddy dalam pembukaan BTN Property Exop di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (2/2)

Ia malah menganjurkan, investasi yang bagus adalah rumah dengan jenis menengah ke bawah atau dengan batas nilai termahal Rp500 juta. “Paling menengah ke bawah yang Rp 500 juta ke bawah,” ujarnya.

Ia menjelaskan, ketika rumah mewah dibangun cenderung tidak dihuni. Saat kosong, kecil kemungkinkan ada masyarakat yang ingin melakukan sewa. Sebab, harga sewa pasti sangat tinggi.

“Kalau rumah mewah susah disewain. Karena siapa yang mau nyewa. Paling ditinggal saja itu, diisi sama pembantu,” sambungnya.
Sementara rumah kelas menengah cukup relevan jika disewakan ke pihak lain. Harga menjadi faktor utama yang akan menjadi pertimbangan sewa. “Karena kalau menengah ke bawah itu masih bisa disewain dan orang mau,” pungkasnya.(net/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru