30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Di Medan, Rumah Susun Masih Sulit

MEDAN- Salah satu kebijakan pemerintah untuk kepemilikan rumah bagi masyarakat adalah pembangunan rumah susun (Rusun). Kebijakan 1000 tower pun digalakkan secara nasional termasuk di Medan. Tetapi, pembangunan rusun ini belum dapat dilakukan karena kebiasaan masyarakat.

Menurut Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Sumut, Tomi Wistan, masyarakat Medan akan mulai familiar dengan rumah susun secara umum sekitar 5 hingga 10 tahun kedepan. Tetapi, untuk masyarakat kalangan menengah ke atas hal ini sudah mulai dilirik. “Kalau menengah ke atas, sebagian dari mereka sudah memilih apartemen dibandingkan rumah, karena lebih efisien menurut mereka,” ujarnya.
Terbukti, sebagian pengembang dari anggota REI telah menjual apartemen dan hasilnya laris manis. “Saya sudah mulai berpikir untuk membangun rusun, karena punya teman-teman saja laku keras,” lanjutnya.
Dijelaskannya, prospek pembangunan rumah susun ini akan bagus, selain karena harga rumah di inti kota semakin mahal, juga kemacetan yang terus semakin melanda. Dan akhirnya, pilihan masyarakat akan tinggal di rusun, agar lebih dekat dengan tempat kerjaannya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Sekretaris Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Sumut, Irwan Ray, untuk kota Medan, pembangunan rusun ini baru bisa dilaksanakan sekitar 7 hingga 10 tahun mendatang. Selain karena mulai terbiasa, harga tanah di Kota Medan sangat mahal. Sehingga, bagi pengembang itu akan membuat kerugian. “Kita belum mendapat edukasi yang sesuai tentang rumah susun. Karena itu, masyarakat kita belum tertarik membeli rumah susun,” ujarnya. Selain itu selama ini, edukasi atau pendidikan ke masyarakat di Medan masih sangat tipis. (ram)

MEDAN- Salah satu kebijakan pemerintah untuk kepemilikan rumah bagi masyarakat adalah pembangunan rumah susun (Rusun). Kebijakan 1000 tower pun digalakkan secara nasional termasuk di Medan. Tetapi, pembangunan rusun ini belum dapat dilakukan karena kebiasaan masyarakat.

Menurut Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Sumut, Tomi Wistan, masyarakat Medan akan mulai familiar dengan rumah susun secara umum sekitar 5 hingga 10 tahun kedepan. Tetapi, untuk masyarakat kalangan menengah ke atas hal ini sudah mulai dilirik. “Kalau menengah ke atas, sebagian dari mereka sudah memilih apartemen dibandingkan rumah, karena lebih efisien menurut mereka,” ujarnya.
Terbukti, sebagian pengembang dari anggota REI telah menjual apartemen dan hasilnya laris manis. “Saya sudah mulai berpikir untuk membangun rusun, karena punya teman-teman saja laku keras,” lanjutnya.
Dijelaskannya, prospek pembangunan rumah susun ini akan bagus, selain karena harga rumah di inti kota semakin mahal, juga kemacetan yang terus semakin melanda. Dan akhirnya, pilihan masyarakat akan tinggal di rusun, agar lebih dekat dengan tempat kerjaannya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Sekretaris Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Sumut, Irwan Ray, untuk kota Medan, pembangunan rusun ini baru bisa dilaksanakan sekitar 7 hingga 10 tahun mendatang. Selain karena mulai terbiasa, harga tanah di Kota Medan sangat mahal. Sehingga, bagi pengembang itu akan membuat kerugian. “Kita belum mendapat edukasi yang sesuai tentang rumah susun. Karena itu, masyarakat kita belum tertarik membeli rumah susun,” ujarnya. Selain itu selama ini, edukasi atau pendidikan ke masyarakat di Medan masih sangat tipis. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/