25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Bank BUMN Tolak Bunga FLPP Diturunkan

JAKARTA-Bank Tabungan Negara (BTN) mendapat dukungan dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) soal bunga kredit Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).  Hal ini terkait keberatan BTN terhadap permintaan Menpera Djan Faridz yang meminta bunga FLPP turun dari 8,15 persen jadi 5-6 persen.

Ketua Himbara Gatot M. Suwondo mengungkapkan upaya pemerintah melalui Menteri Perumahan Rakyat (Kemenpera) Djan Faridz untuk menurunkan suku bunga program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sampai 5-6 persen sangat tidak masuk akal.

Pasalnya, keuntungan yang didapatkan cukup minim bahkan bisa merugi bagi Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Itu tidak make sense, kecuali semua dana berasal dari Kemenpera,” bilang Gatot di Jakarta, Senin (6/2).

Menurutnya, pada dasarnya keberadaan Bank BUMN adalah untuk mengusahakan keuntungan, sehingga tidak bisa menjalankan bisnis yang tidak menguntungkan.

“Mau berapa besarnya keuntungan itu bisa diatur, tapi jangan sampai di bawah. Kalau perumahan isu harga kalau 5 persen tidak masuk. Kita 7,2 persen masih bisa. Tapi masing-masing punya hitungan sendiri,” jelasnya.

Seperti diketahui saat ini skim FLPP, yang merupakan dana pembiayaan rumah bersubsidi didanai oleh perbankan sebanyak 40 persen dan sisanya pemerintah 60 persen melalui penempatan dana murah di perbankan.

Sepanjang 2011, bunga kredit rumah melalui FLPP ditetapkan sekitar 8,15 persen per tahun untuk pemberian kredit bertenor maksimal 15 tahun.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menargetkan bisa menyalurkan kredit untuk perumahan baru pada 2012 ini 30 persen lebih besar dari tahun sebelumnya.

Tahun lalu, bank berstatus badan usaha milik negara (BUMN) tersebut berupaya menyalurkan kredit hingga Rp26 triliun. Sebelumnya, Direktur Utama BTN Iqbal Latanro bertekad, BTN akan tetap ekspansif dalam melakukan penetrasi kredit perumahan sebagai bagian dari kredit andalan perusahaan tersebut. “Tahun ini kredit perumahan diperkirakan bakal meningkat terus, BTN tetap yakin target tersebut bisa terpenuhi,” ujarnya, Minggu kemarin (5/2). (net/jpnn)

JAKARTA-Bank Tabungan Negara (BTN) mendapat dukungan dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) soal bunga kredit Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).  Hal ini terkait keberatan BTN terhadap permintaan Menpera Djan Faridz yang meminta bunga FLPP turun dari 8,15 persen jadi 5-6 persen.

Ketua Himbara Gatot M. Suwondo mengungkapkan upaya pemerintah melalui Menteri Perumahan Rakyat (Kemenpera) Djan Faridz untuk menurunkan suku bunga program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sampai 5-6 persen sangat tidak masuk akal.

Pasalnya, keuntungan yang didapatkan cukup minim bahkan bisa merugi bagi Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Itu tidak make sense, kecuali semua dana berasal dari Kemenpera,” bilang Gatot di Jakarta, Senin (6/2).

Menurutnya, pada dasarnya keberadaan Bank BUMN adalah untuk mengusahakan keuntungan, sehingga tidak bisa menjalankan bisnis yang tidak menguntungkan.

“Mau berapa besarnya keuntungan itu bisa diatur, tapi jangan sampai di bawah. Kalau perumahan isu harga kalau 5 persen tidak masuk. Kita 7,2 persen masih bisa. Tapi masing-masing punya hitungan sendiri,” jelasnya.

Seperti diketahui saat ini skim FLPP, yang merupakan dana pembiayaan rumah bersubsidi didanai oleh perbankan sebanyak 40 persen dan sisanya pemerintah 60 persen melalui penempatan dana murah di perbankan.

Sepanjang 2011, bunga kredit rumah melalui FLPP ditetapkan sekitar 8,15 persen per tahun untuk pemberian kredit bertenor maksimal 15 tahun.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menargetkan bisa menyalurkan kredit untuk perumahan baru pada 2012 ini 30 persen lebih besar dari tahun sebelumnya.

Tahun lalu, bank berstatus badan usaha milik negara (BUMN) tersebut berupaya menyalurkan kredit hingga Rp26 triliun. Sebelumnya, Direktur Utama BTN Iqbal Latanro bertekad, BTN akan tetap ekspansif dalam melakukan penetrasi kredit perumahan sebagai bagian dari kredit andalan perusahaan tersebut. “Tahun ini kredit perumahan diperkirakan bakal meningkat terus, BTN tetap yakin target tersebut bisa terpenuhi,” ujarnya, Minggu kemarin (5/2). (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/