Tingginya harga tanah dan terbatasnya ketersediaan tanah di kota-kota besar membuat pembangunan hunian berukuran mungil menjamur. Tidak hanya di Indonesia, Inggris pun mengalami hal sama.
Namun, ukuran rumah mungil ternyata ada batasnya. Sebuah rumah yang ada di Leyton, London, Inggris, akan dibongkar oleh pihak berwenang dalam tiga bulan mendatang. Pihak berwenang tidak memberikan izin pembangunan pada rumah tersebut. Selain itu, warga setempat pun mengkhawatirkan kesehatan penghuni rumah jika rumah tersebut jadi dibangun.
Rumah dengan lebar hanya 1,8 meter itu berada di daerah timur London, Inggris. Lokasinya terhimpit di antara rumah-rumah berteras.
Dibandingkan dengan rumah-rumah di sekelilingnya, rumah tersebut sebenarnya tampak kumuh dan tidak rampung. Dindingnya hanya ditutup dengan menggunakan tripleks. Ukuran lebarnya pun hanya sekitar setengah dari rumah lain. Rupanya, rumah tersebut menggunakan lahan yang sebelumnya digunakan sebagai garasi bagi rumah di sampingnya.
Seperti dikutip dari Dailymail, pembangunan rumah tersebut sebenarnya sudah dimulai pada Mei tahun lalu. Sejak pembangunannya dimulai, para pemilik rumah di sekitar rumah mungil ini sudah mulai bergunjing dan mengkhawatirkan keselamatan penghuni yang akan tinggal di rumah super sempit tersebut.
Waltham Forest Council memerintahkan penangguhan proses pembangunan rumah ini. Terutama, setelah pemerintah setempat tidak menyetujui izin pembangunannya. Pemerintah setempat bahkan memerintahkan peruntuhan bangunan tersebut. Namun, pemiliknya, Zim Properties, mengajukan banding.
“(Rumah) ini jauh lebih sempit daripada rumah berteras di sekitarnya, itu yang membuat penampilannya seolah terjepit. (Penampilan rumah) ini pun diselesaikan (finishing) dengan kayu, berbeda dari batu bata yang menutupi rumah di sampingnya. Atapnya pun datar, tidak seperti tetangganya,” ujar Planning Inspector Ian Currie.
Menurut Currie, secara keseluruhan, tampilan rumah ini memang sangat berbeda dari sekelilingnya. Namun, bukan hanya perbedaan tampilan yang membuat rumah ini ditolak oleh pemilik rumah lain. Sebagian penduduk setempat merasa kehadiran rumah tersebut hanya akan membuat lingkungan menjadi semakin penuh. Sementara itu, sebagian lainnya mengaku tidak keberatan. (bbs/ila)