25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Pemerintah Bangun 1 Juta Rumah Murah Hingga 2014

Kementerian Perumahan Rakyat menargetkan membangun 1 juta unit rumah murah hingga tahun 2014. Rumah-rumah itu mencakup rumah subsidi yang meliputi katagori swadaya dan pembiayaan murah.

Pemerintah terus mendorong partisipasi daerah untuk menyediakan lahan bagi pembangunan rumah murah, seperti program direktif presiden SBY dalam penyediaan 1 juta rumah murah sampai dengan 2014. Pasalnya, dengan rumah seharga Rp25 juta, sulit jika memasukkan tanah dalam instrumen pokok penjualan.

“Kalau rumah murah Rp25 juta, partisipasi daerah ditunggu. Saya sudah bicara dengan beberapa pemda,” kata Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Kendala utama dalam menyediakan rumah murah, menurutnya adalah lahan. Dimana, tidak semua pemerintah daerah memiliki cukup lahan sebagai bagian dari penyediaan rumah murah bagi masyarakat miskin.

Pemerintah menargetkan peembangunan satu juta rumah murah hingga 2014. Sebanyak 350 ribu unit masuk sebagai bagian pembangunan rumah swadaya melalui program PNPM. Sedangkan sisanya, 650 ribu unit melalui fasilitas pembiayaan murah.

“Dalam mewujudkan itu, kita bantu peningkatan kualitas perumahan masyarakat berpenghasilan rendah. Dari 650 ribu rumah, tahun ini kami targetkan 50 ribu unit. 2012 sebanyak 200 ribu unit, 2013 sebanyak 200 ribu unit, 2014 sebanyak 200 ribu unit,” ungkapnya.

Selain Pemda yang berperan dalam penyediaan lahan, pemerintah pusat mengambil peran dalam pembangunan infrastruktur skala lingkungan dan kota. Bahkan Suharso berjanji akan banyak kemudahan dalam penyediaan listrik tiap unit.

“Kalau rumah murah, listriknya juga harus murah. Jadi tidak ada biaya-biaya, hanya murni pemasangan. Sesuai direktif presiden,” tegasnya. Dalam penggunaan material bangunan, pemerintah pun mengaku mempunyai banyak pilihan bahan murah. Ini merupakan hasil rekayasa material dari para akademisi ataupun pengembang properti.

“Kita berikan tantangan teknologi, dengan harga kontruksi Rp23-25 juta. Ternyata ada banyak rekayasa, ada rekayasa lumpur, rekayasa baja ringan, rekayasa lumpur dan baja ringan, rekayasa kawat ayam, rekayasa limbah,” paparnya.
Meski terdapat banyak material rekayasa murah, pemerintah menggaransi bahwa hasil pembangunan rumah murah tetap berkualitas baik. “Tentu harus sehat, dengan kualitas material yang bertanggungjawab, konstruksi aman, dan luas 36 meter persegi,” tandasnya. (net/jpnn)

Kementerian Perumahan Rakyat menargetkan membangun 1 juta unit rumah murah hingga tahun 2014. Rumah-rumah itu mencakup rumah subsidi yang meliputi katagori swadaya dan pembiayaan murah.

Pemerintah terus mendorong partisipasi daerah untuk menyediakan lahan bagi pembangunan rumah murah, seperti program direktif presiden SBY dalam penyediaan 1 juta rumah murah sampai dengan 2014. Pasalnya, dengan rumah seharga Rp25 juta, sulit jika memasukkan tanah dalam instrumen pokok penjualan.

“Kalau rumah murah Rp25 juta, partisipasi daerah ditunggu. Saya sudah bicara dengan beberapa pemda,” kata Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Kendala utama dalam menyediakan rumah murah, menurutnya adalah lahan. Dimana, tidak semua pemerintah daerah memiliki cukup lahan sebagai bagian dari penyediaan rumah murah bagi masyarakat miskin.

Pemerintah menargetkan peembangunan satu juta rumah murah hingga 2014. Sebanyak 350 ribu unit masuk sebagai bagian pembangunan rumah swadaya melalui program PNPM. Sedangkan sisanya, 650 ribu unit melalui fasilitas pembiayaan murah.

“Dalam mewujudkan itu, kita bantu peningkatan kualitas perumahan masyarakat berpenghasilan rendah. Dari 650 ribu rumah, tahun ini kami targetkan 50 ribu unit. 2012 sebanyak 200 ribu unit, 2013 sebanyak 200 ribu unit, 2014 sebanyak 200 ribu unit,” ungkapnya.

Selain Pemda yang berperan dalam penyediaan lahan, pemerintah pusat mengambil peran dalam pembangunan infrastruktur skala lingkungan dan kota. Bahkan Suharso berjanji akan banyak kemudahan dalam penyediaan listrik tiap unit.

“Kalau rumah murah, listriknya juga harus murah. Jadi tidak ada biaya-biaya, hanya murni pemasangan. Sesuai direktif presiden,” tegasnya. Dalam penggunaan material bangunan, pemerintah pun mengaku mempunyai banyak pilihan bahan murah. Ini merupakan hasil rekayasa material dari para akademisi ataupun pengembang properti.

“Kita berikan tantangan teknologi, dengan harga kontruksi Rp23-25 juta. Ternyata ada banyak rekayasa, ada rekayasa lumpur, rekayasa baja ringan, rekayasa lumpur dan baja ringan, rekayasa kawat ayam, rekayasa limbah,” paparnya.
Meski terdapat banyak material rekayasa murah, pemerintah menggaransi bahwa hasil pembangunan rumah murah tetap berkualitas baik. “Tentu harus sehat, dengan kualitas material yang bertanggungjawab, konstruksi aman, dan luas 36 meter persegi,” tandasnya. (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/