31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Bank Salurkan Rp226 T ke Sektor Properti

Bank Indonesia (BI) mencatat kredit sektor properti yang telah disalurkan bank mencapai Rp 226 triliun. Angka tersebut tercatat hingga November 2012 dimana telah tumbuh 23,1 persen.

Demikian disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah dalam konferensi pers di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (10/1).
“KPR per posisi November 2012 mencapai Rp 226 triliun. Tumbuh 23,1 persen. Aturan LTV tidak berpengaruh ke tipe rumah 70 meter per segi ke bawah, KPR masih tetap tumbuh,” ungkap Halim.

Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan secara total pertumbuhan kredit hingga akhir November 2012 mencapai 22,3 peren (yoy), dan diperkirakan mencapai sekitar 23% pada akhir tahun 2012.

“Sejalan dengan meningkatnya investasi, kredit investasi tumbuh cukup tinggi, sebesar 29,8% (yoy) dan kredit modal kerja tumbuh 26,1 persen (yoy) sehingga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian nasional,” paparnya.

Sementara itu, sambung Darmin, kredit konsumsi tumbuh 12,1 persen (yoy) antara lain terkait dengan penerapan kebijakan pengaturan besaran rasio LTV (loan to value) dan minimum uang muka, untuk menjaga pertumbuhan kredit yang sehat di sektor konsumtif.

“Sejalan dengan prospek perekonomian mendatang, stabilitas sistem keuangan akan tetap terjaga dengan fungsi intermediasi perbankan yang akan meningkat,” tutup Darmin.(net/jpnn)

Bank Indonesia (BI) mencatat kredit sektor properti yang telah disalurkan bank mencapai Rp 226 triliun. Angka tersebut tercatat hingga November 2012 dimana telah tumbuh 23,1 persen.

Demikian disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah dalam konferensi pers di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (10/1).
“KPR per posisi November 2012 mencapai Rp 226 triliun. Tumbuh 23,1 persen. Aturan LTV tidak berpengaruh ke tipe rumah 70 meter per segi ke bawah, KPR masih tetap tumbuh,” ungkap Halim.

Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan secara total pertumbuhan kredit hingga akhir November 2012 mencapai 22,3 peren (yoy), dan diperkirakan mencapai sekitar 23% pada akhir tahun 2012.

“Sejalan dengan meningkatnya investasi, kredit investasi tumbuh cukup tinggi, sebesar 29,8% (yoy) dan kredit modal kerja tumbuh 26,1 persen (yoy) sehingga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian nasional,” paparnya.

Sementara itu, sambung Darmin, kredit konsumsi tumbuh 12,1 persen (yoy) antara lain terkait dengan penerapan kebijakan pengaturan besaran rasio LTV (loan to value) dan minimum uang muka, untuk menjaga pertumbuhan kredit yang sehat di sektor konsumtif.

“Sejalan dengan prospek perekonomian mendatang, stabilitas sistem keuangan akan tetap terjaga dengan fungsi intermediasi perbankan yang akan meningkat,” tutup Darmin.(net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/