26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Program Rumah Murah hanya Pembohongan

JAKARTA-Konsep murah dan menarik dari show unit atau rumah contoh rumah murah di kantor Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) sempat pernah mengundang decak kagum pejabat pemerintah. Salah satunya adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.

Dahlan Iskan pernah sengaja datang melihat rumah tersebut pada pertengahan bulan April lalu.

“Saya ke sini karena tergoda promosi Menpera, karena ada rumah tipe 45 yang dibangun di halaman parkir kantornya. Selain itu, juga ingin tahu rumah tipe 36 yang dibangun dengan dana Rp25 juta,” ujarnya.

Dahlan memuji-muji konsep rumah murah tersebut: sederhana, tetapi baik untuk masyarakat Indonesia berpenghasilan rendah.

Boleh jadi, sikap pejabat pemerintah akan mendukung. Namun, di mata pengembang, program rumah murah ini justru masih diragukan, mulai dari spesifikasi bangunan sampai harga rumah yang senilai Rp 25 juta. Pengembang menganggap hal itu tidak masuk akal.

Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Setyo Maharso mengatakan, konstruksi rumah murah berdinding beton dengan sistem pracetak ini akan sulit direnovasi. Konstruksi yang berbeda dengan cara konvensional ini akan menyulitkan pemilik rumah ketika hendak merenovasinya.

Tak hanya sulit, Setyo khawatir renovasi rumah murah akan membutuhkan biaya lebih tinggi. Selain konstruksi, lanjut Setyo, pengembang juga meragukan “murahnya” harga rumah tersebut. Ia mengatakan, bila dihitung dengan memasukkan keramik, plafon, dan atap asbes, harganya jelas melebihi Rp25 juta.

“Kalau dihitung-hitung harganya Rp32 juta, sama seperti yang dibuat oleh para pengembang sebelumnya,” ujarnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Ketua Apersi) Eddy Ganefo ketika dihubungi, sepakat dengan pernyataan Setyo. Ia mengatakan, rumah seharga Rp25 juta itu hanya untuk bangunan atap, dinding, dan lantai.

“Benar, Rp25 juta itu tanpa keramik, tidak dicat dan diplester. Rumah contoh itu kalau diaplikasikan harganya Rp40 juta-Rp45 juta dengan aksesori tidak semewah ini. Rumah ini seperti pembohongan publik saja,” katanya.

Mengenai keinginan membangun rumah Rp25 juta ini, Eddy mengatakan bahwa pihaknya siap saja membangun persis seperti rumah contoh di halaman parkir Kemenpera asalkan Rp25 juta itu mencakup semuanya.

“Kami mau, asalkan Rp25 juta persis seperti itu. Tapi, saya pastikan konseptornya tidak mau karena pasti merugi,” ujarnya. (net/bbs)

JAKARTA-Konsep murah dan menarik dari show unit atau rumah contoh rumah murah di kantor Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) sempat pernah mengundang decak kagum pejabat pemerintah. Salah satunya adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.

Dahlan Iskan pernah sengaja datang melihat rumah tersebut pada pertengahan bulan April lalu.

“Saya ke sini karena tergoda promosi Menpera, karena ada rumah tipe 45 yang dibangun di halaman parkir kantornya. Selain itu, juga ingin tahu rumah tipe 36 yang dibangun dengan dana Rp25 juta,” ujarnya.

Dahlan memuji-muji konsep rumah murah tersebut: sederhana, tetapi baik untuk masyarakat Indonesia berpenghasilan rendah.

Boleh jadi, sikap pejabat pemerintah akan mendukung. Namun, di mata pengembang, program rumah murah ini justru masih diragukan, mulai dari spesifikasi bangunan sampai harga rumah yang senilai Rp 25 juta. Pengembang menganggap hal itu tidak masuk akal.

Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Setyo Maharso mengatakan, konstruksi rumah murah berdinding beton dengan sistem pracetak ini akan sulit direnovasi. Konstruksi yang berbeda dengan cara konvensional ini akan menyulitkan pemilik rumah ketika hendak merenovasinya.

Tak hanya sulit, Setyo khawatir renovasi rumah murah akan membutuhkan biaya lebih tinggi. Selain konstruksi, lanjut Setyo, pengembang juga meragukan “murahnya” harga rumah tersebut. Ia mengatakan, bila dihitung dengan memasukkan keramik, plafon, dan atap asbes, harganya jelas melebihi Rp25 juta.

“Kalau dihitung-hitung harganya Rp32 juta, sama seperti yang dibuat oleh para pengembang sebelumnya,” ujarnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Ketua Apersi) Eddy Ganefo ketika dihubungi, sepakat dengan pernyataan Setyo. Ia mengatakan, rumah seharga Rp25 juta itu hanya untuk bangunan atap, dinding, dan lantai.

“Benar, Rp25 juta itu tanpa keramik, tidak dicat dan diplester. Rumah contoh itu kalau diaplikasikan harganya Rp40 juta-Rp45 juta dengan aksesori tidak semewah ini. Rumah ini seperti pembohongan publik saja,” katanya.

Mengenai keinginan membangun rumah Rp25 juta ini, Eddy mengatakan bahwa pihaknya siap saja membangun persis seperti rumah contoh di halaman parkir Kemenpera asalkan Rp25 juta itu mencakup semuanya.

“Kami mau, asalkan Rp25 juta persis seperti itu. Tapi, saya pastikan konseptornya tidak mau karena pasti merugi,” ujarnya. (net/bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/