MEDAN- Kenaikan Upah Minimum Provinsi dan Kota, serta harga Tarif Dasar Listrik (TDL) dan Bahan Bakar Minyak (BBM) diprediksi akan menaikkan harga rumah. Real Estate Indonesia (REI) Sumatera Utara (Sumut) memprediksi kenaikan harga rumah mencapai 20 persen.
“Mungkin ada kenaikan harga rumah. Tapi indikasinya tidak hanya karena itu saja tergantung dari konsep serta strategi perumahan sehingga diikuti dengan peningkatan permintaan,” ujar Ketua REI Sumut, Tomi Wistan, kemarin.
Dijelaskannya kenaikan harga rumah ini bisa disebabkan peningkatan harga bahan bangunan dampak domino kenaikan TDL dan upah buruh serta BBM. Apalagi, pada sektor upah, yang mau tidak mau akan meningkatkan upah buruh bangunan. “Walaupun sebenarnya, upah buruh bangunan lebih lebih mahal, karena menggunkan sistem borongan, dan kadang skill,” tambahnya.
Dari dua faktor tersebut, kenaikan bahan bangunan yang bisa mencapai 5 persen hingga 10 persen pada semen dan besi, bahkan ada juga yang sampai 20 persen pada keramik. Tapi itupun berpengaruh pada pekerjaan kontraktor, karena ada juga pengembang yang tidak melaksanakan pekerjaannya sendiri. “Kenaikan itu akan jadi biaya bagi pengembang, tapi tidak menjadi jaminan harga jual rumah naik sebesar kenaikan biaya. Tergantung dari konsep dan strategi perumahan sehingga permintaan rumah naik,” ucapnya.
Menurut Tomi, kalau pengembang menyesuaikan kenaikan tersebut, maka kenaikan rumah bisa terjadi, apalagi diikuti kenaikan lahan. “Untuk Sumut, perkembangan pembangunan rumah terbesar ada di Kota Medan dan Deliserdang. Sedangkan untuk lahan-lahan pembangunan rumah sederhana tapak (RST) sudah banyak tergeser di pinggiran Kota Medan dan menyebar di beberapa kabupaten/kota,” ungkapnya. (ram)