30 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Tantangan Bangun Rumah Antigempa

Ajang Kontes Bangunan Gedung dan Jembatan 2011

JAKARTA- Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengajak para mahasiswa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta untuk mengikuti Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) dan Kontes Bangunan Gedung Indonesia (KGBI) 2011.  Dirjen Pendidikan Tinggi, Djoko Santoso menerangkan, ajang kontes yang digelar mulai 25 – 27 November 2011 di Balairung Universitas Indonesia (UI) ini akan diikuti oleh 12 tim yang telah diseleksi.

Untuk ajang KJI yang mengusung tema Jembatan Ramah Lingkungan dan Berwawasan Nusantara ini, lanjut Djoko, akan terbagi tiga cabang perlombaan. Yakni, kompetisi jembatan baja, jembatan kayu, dan jembatan bentang panjang (jembatan busur). Sebanyak 37 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia telah mengirimkan proposal dalam kategori jembatan baja, 27 perguruan tinggi dalam kategori jembatan kayu, dan 22 perguruan tinggi dalam kategori jembatan busur.

Sebanyak 8 perguruan tinggi yang masuk final yakni Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Bandung, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung , Universitas Jenderal Achmad Yani, Politeknik Negeri Malang dan Universitas Pancasila.

“Sedangkan untuk ajang KGBI, akan mengusung  tema Rumah Kayu Bertingkat yang Berwawasam Lingkungan,” ungkap Djoko di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Selasa (22/11).

Djoko memaparkan, sehubungan Indonesia merupakan negara yang sering dilanda gempa, maka mahasiswa kali ini dituntut untuk dapat membangun rumah dengan desain konstruksi yang mampu mengurangi risiko saat gempa.
“Dengan menerapkan prinsip-prinsip keteknikan yang benar, detail konstruksi yang baik dan praktis, maka kerugian harta benda dan jiwa manusia diharapkan dapat dikurangi ketika gempa terjadi. Yang terpenting, tingkat kesulitan kontes ini sudah tiga kali lipat lebih sulit dari tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya.

Untuk KGBI, pada tahun ini sebanyak 33 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia mengirimkan proposal. Namun, hanya 9 perguruan tinggi yang masuk final. Antara lain, Politeknik Negeri Malang, Universitas Negeri malang, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Negeri Jember, Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Indonesia, Politeknik Negeri Sriwijaya, Politeknik Negeri Bandung. (cha/jpnn)

Ajang Kontes Bangunan Gedung dan Jembatan 2011

JAKARTA- Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengajak para mahasiswa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta untuk mengikuti Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) dan Kontes Bangunan Gedung Indonesia (KGBI) 2011.  Dirjen Pendidikan Tinggi, Djoko Santoso menerangkan, ajang kontes yang digelar mulai 25 – 27 November 2011 di Balairung Universitas Indonesia (UI) ini akan diikuti oleh 12 tim yang telah diseleksi.

Untuk ajang KJI yang mengusung tema Jembatan Ramah Lingkungan dan Berwawasan Nusantara ini, lanjut Djoko, akan terbagi tiga cabang perlombaan. Yakni, kompetisi jembatan baja, jembatan kayu, dan jembatan bentang panjang (jembatan busur). Sebanyak 37 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia telah mengirimkan proposal dalam kategori jembatan baja, 27 perguruan tinggi dalam kategori jembatan kayu, dan 22 perguruan tinggi dalam kategori jembatan busur.

Sebanyak 8 perguruan tinggi yang masuk final yakni Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Bandung, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung , Universitas Jenderal Achmad Yani, Politeknik Negeri Malang dan Universitas Pancasila.

“Sedangkan untuk ajang KGBI, akan mengusung  tema Rumah Kayu Bertingkat yang Berwawasam Lingkungan,” ungkap Djoko di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Selasa (22/11).

Djoko memaparkan, sehubungan Indonesia merupakan negara yang sering dilanda gempa, maka mahasiswa kali ini dituntut untuk dapat membangun rumah dengan desain konstruksi yang mampu mengurangi risiko saat gempa.
“Dengan menerapkan prinsip-prinsip keteknikan yang benar, detail konstruksi yang baik dan praktis, maka kerugian harta benda dan jiwa manusia diharapkan dapat dikurangi ketika gempa terjadi. Yang terpenting, tingkat kesulitan kontes ini sudah tiga kali lipat lebih sulit dari tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya.

Untuk KGBI, pada tahun ini sebanyak 33 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia mengirimkan proposal. Namun, hanya 9 perguruan tinggi yang masuk final. Antara lain, Politeknik Negeri Malang, Universitas Negeri malang, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Negeri Jember, Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Indonesia, Politeknik Negeri Sriwijaya, Politeknik Negeri Bandung. (cha/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/