30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Mendaur Ulang Fungsi Nako

Jendela nako sering dianggap sudah ketinggalan jaman. Tapi tidak demikian dengan jendela nako pada desain fasad rumah ini. Susunan kaca nako pada jendela pernah sangat populer pada tahun 80-an. Dalam sebuah rumah setidaknya ada satu bagian yang dilengkapi jendela nako. Namun seperti halnya tren fashion masa lalu yang selalu populer kembali, tren arsitektur pun demikian. Arsitek Ir. Andra Matin telah mencoba mendaur ulang kembali fungsi kaca nako dengan sentuhan kekinian.
Fasad Tertutup untuk Lantai Bawah
Rumah ini punya konsep fasad yang sederhana. Perancangnya ingin menjadikan rumah tersebut sebagai tempat yang privat sekaligus bangunan yang dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

Lantai bawah yang lebih mudah dicapai orang terwujud dalam fasad yang lebih tertutup. Tujuannya agar ruang-ruang di dalamnya memiliki privasi yang tinggi. Fasad tertutup ini berupa pintu-pintu panel, yang ketika ditutup akan lebih menyerupai dinding ketimbang pintu.

Kendati terkesan tertutup, sebagian besar lantai bawah berupa panel yang dapat dibuka. Menurut pemiliknya, rancangan seperti ini cukup memudahkan pemilik rumah bila ingin mengadakan acara-acara keluarga.
Nako, Sosialisasi dengan Lingkungan
Fasad lantai atas sebagian besar terdiri dari kaca-kaca nako yang terbuka, semi transparan, dan merupakan simbol sosialisasi dengan lingkungan. Meski begitu, ruang-ruang di dalamnya tetap privat sebab kaca yang digunakan sebagian besar jenis kaca yang tidak bening (kaca es). Selain itu kamar-kamar di balik kaca nako dipasangi gorden.
Secara estetis, penggunaan kaca nako di lantai atas ini berlaku sebagai penyeimbang massa lantai bawah yang masif. Alasan pemilihan kaca nako karena nako merupakan material yang fungsional, mudah penggunaan maupun perawatannya. Dengan adanya fleksibilitas sudut bukaan, pengguna dapat mengatur besar bukaannya.(net)

Jendela nako sering dianggap sudah ketinggalan jaman. Tapi tidak demikian dengan jendela nako pada desain fasad rumah ini. Susunan kaca nako pada jendela pernah sangat populer pada tahun 80-an. Dalam sebuah rumah setidaknya ada satu bagian yang dilengkapi jendela nako. Namun seperti halnya tren fashion masa lalu yang selalu populer kembali, tren arsitektur pun demikian. Arsitek Ir. Andra Matin telah mencoba mendaur ulang kembali fungsi kaca nako dengan sentuhan kekinian.
Fasad Tertutup untuk Lantai Bawah
Rumah ini punya konsep fasad yang sederhana. Perancangnya ingin menjadikan rumah tersebut sebagai tempat yang privat sekaligus bangunan yang dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

Lantai bawah yang lebih mudah dicapai orang terwujud dalam fasad yang lebih tertutup. Tujuannya agar ruang-ruang di dalamnya memiliki privasi yang tinggi. Fasad tertutup ini berupa pintu-pintu panel, yang ketika ditutup akan lebih menyerupai dinding ketimbang pintu.

Kendati terkesan tertutup, sebagian besar lantai bawah berupa panel yang dapat dibuka. Menurut pemiliknya, rancangan seperti ini cukup memudahkan pemilik rumah bila ingin mengadakan acara-acara keluarga.
Nako, Sosialisasi dengan Lingkungan
Fasad lantai atas sebagian besar terdiri dari kaca-kaca nako yang terbuka, semi transparan, dan merupakan simbol sosialisasi dengan lingkungan. Meski begitu, ruang-ruang di dalamnya tetap privat sebab kaca yang digunakan sebagian besar jenis kaca yang tidak bening (kaca es). Selain itu kamar-kamar di balik kaca nako dipasangi gorden.
Secara estetis, penggunaan kaca nako di lantai atas ini berlaku sebagai penyeimbang massa lantai bawah yang masif. Alasan pemilihan kaca nako karena nako merupakan material yang fungsional, mudah penggunaan maupun perawatannya. Dengan adanya fleksibilitas sudut bukaan, pengguna dapat mengatur besar bukaannya.(net)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/