30 C
Medan
Thursday, July 4, 2024

Pemimpin Medan Harus Tingkatkan Kualitas SDM

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masalah kualitas sumber daya manusia (SDM) ditengarai menjadi salah satu penyebab proses pembangunan, mulai dari perencanaan hingga implementasinya di Kota Medan belum berjalan maksimal.

Anang Anas Azhar.
Anang Anas Azhar.

Menurut Pengamat Komunikasi Politik, Anang Anas Azhar, minimnya kualitas SDM di Kota Medan membuat program-program pembangunan tak berjalan lancar.

“Beberapa orang terutama kepala dinas ditempatkan bukan pada bidangnya, sehingga masalah-masalah yang ada di instansi atau dinas tertentu tidak bisa diselesaikan dengan baik,” ujar Anang di Medan, Senin (2/11).

Bisa jadi, kata dia, Pemko Medan kekurangan SDM untuk ditempatkan pada posisi-posisi strategis. Karena itu, SDM yang ada ditempatkan pada posisi tertentu tanpa mempertimbangkan keahlian. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap kinerja instansi tersebut.

“Masalahnya, sejak lama Pemko Medan seolah-olah berdiam diri. Program peningkatan kapasitas dan kualitas SDM pun terkesan program rutin tanpa inovasi,” ungkap Anang yang juga akademisi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).

Dia menyebutkan, satu dari dua paslon yang bertarung di Pilkada Medan 2020 ada yang mengusung visi dan misi dalam bidang pendidikan. Program yang bakal dibuat adalah pengiriman pelajar ke Timur Tengah dan beberapa negara Eropa dengan skema beasiswa. “Misi ini sangat bagus, terutama dalam upaya meningkatkan kapasitas SDM di Medan. Bukan hanya berguna untuk Pemko Medan, tapi yang paling utama adalah peningkatan kapasitas di masyarakat,” tuturnya.

Diungkapkan Anang, selama ini banyak pelajar dari Medan yang telah bersekolah di Timur Tengah dan beberapa negara lain di luar negeri. Namun, ketika mereka lulus, sebagian besar dari mereka justru tak pulang ke Medan untuk membesarkan daerah. “Banyak yang memilih tinggal di luar negeri, banyak juga yang ke luar daerah,” ucap dia.

Untuk itu, sambung Anang, dengan program yang diusung salah satu paslon tersebut, otomatis mereka akan pulang ke Medan. Beasiswa akan diberikan penuh, dengan catatan mereka harus pulang ke Medan setelah lulus. Artinya, ada komitmen yang dibuat di awal.

“Paslon yang mengusung program tersebut tak pusing memikirkan anggaran beasiswa yang akan diberikan, apalagi akan sangat memberatkan jika ditampung dalam APBD. Dengan memiliki aksesibilitas tinggin baik di daerah hingga pusat, tentu bisa mendapatkan dana CSR perusahaan dengan mudah. Terlebih, di Medan ini ada ribuan perusahaan swasta. Ambil saja 10 persen CSR dari mereka untuk program beasiswa ini, angka itu sudah sangat banyak. Tentu ini program yang sangat bagus untuk jangka panjang,” jelasnya.

Anang menilai, program pengembangan SDM tersebut merupakan terobosan baru yang sangat baik di Medan. Di sisi lain, paslonnya sendiri memenuhi kriteria yang diinginkan masyarakat Medan untuk memperbaiki Kota Medan yakni energik dan memiliki kapasitas. “Pemimpin energik itu memiliki kapasitas dengan jaringan yang tidak hanya ditingkat kota tapi juga ke tingkat pusat. Jaringan itu perlu untuk membangun Kota Medan. Dari dulu kota ini dibangun oleh janji-janji pemimpinnya tapi belum ada teralisasi sepenuhnya,” sebut Anang.

Lebih lanjut dia mengatakan, dengan kepemimpinan paslon itu juga nantinya, infrastruktur Kota Medan akan dibangun secara luar biasa. Sebab, sangat mudah melakukan koordinasi dan konsolisasi pada anggaran pusat yakni Dana Alokasi Khusus (DAK) yang lebih besar diberikan ke Kota Medan.

Bukan hanya itu, paslon tersebut telah mendapat dukungan dari para ulama. Ini tentunya merupakan signal bahwa umat Islam memiliki pemimpin yang dekat dengan ulama-ulama. Apalagi, pada visi paslon tersebut mengusung pengembangan SDM keagamaan dengan cara mengirim lulusan pesantren ke Timur Tengah lewat skema beasiswa.

“Para alumni pesantren bisa dikuliahkan di universitas Timur Tengah, dan setelah tamat mereka bisa pulang untuk membangun Medan. Ini visi keagamaan yang harus didukung, tetapi tidak bisa kerja sendiri dan butuh pendamping dari tokoh agama dan intelektual,” cetusnya.

Oleh sebab itu, Anang menuturkan, diminta kepada masyarakat jangan mau terjebak dengan isu-isu politik. Padahal, paslonnya punya kapasitas membangun Kota Medan. “Masalah di Kota Medan ini banyak, mulai dari masalah sosial, anak-anak terlantar di pinggir jalan, SDM anak-anak yang mau kuliah tapi tidak bisa kuliah karena terkendala dana. Belum lagi masalah infrastruktur, banjir dan macet,” paparnya.

Ia menambahkan, dengan banyaknya permasalahan tersebut, di bawah kepemimpinan paslon itu, secara perlahan akan diperbaiki. “Banyak masalah di Medan ini yang belum bisa diselesaikan. Sudah saatnya Medan memiliki pemimpin yang punya kapasitas dan komitmen kuat untuk menyelesaikan masalah-masalah itu,” pungkasnya. (ris)

Teks foto : Pengamat Komunikasi Politik, Anang Anas Azhar. (Istimewa)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masalah kualitas sumber daya manusia (SDM) ditengarai menjadi salah satu penyebab proses pembangunan, mulai dari perencanaan hingga implementasinya di Kota Medan belum berjalan maksimal.

Anang Anas Azhar.
Anang Anas Azhar.

Menurut Pengamat Komunikasi Politik, Anang Anas Azhar, minimnya kualitas SDM di Kota Medan membuat program-program pembangunan tak berjalan lancar.

“Beberapa orang terutama kepala dinas ditempatkan bukan pada bidangnya, sehingga masalah-masalah yang ada di instansi atau dinas tertentu tidak bisa diselesaikan dengan baik,” ujar Anang di Medan, Senin (2/11).

Bisa jadi, kata dia, Pemko Medan kekurangan SDM untuk ditempatkan pada posisi-posisi strategis. Karena itu, SDM yang ada ditempatkan pada posisi tertentu tanpa mempertimbangkan keahlian. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap kinerja instansi tersebut.

“Masalahnya, sejak lama Pemko Medan seolah-olah berdiam diri. Program peningkatan kapasitas dan kualitas SDM pun terkesan program rutin tanpa inovasi,” ungkap Anang yang juga akademisi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).

Dia menyebutkan, satu dari dua paslon yang bertarung di Pilkada Medan 2020 ada yang mengusung visi dan misi dalam bidang pendidikan. Program yang bakal dibuat adalah pengiriman pelajar ke Timur Tengah dan beberapa negara Eropa dengan skema beasiswa. “Misi ini sangat bagus, terutama dalam upaya meningkatkan kapasitas SDM di Medan. Bukan hanya berguna untuk Pemko Medan, tapi yang paling utama adalah peningkatan kapasitas di masyarakat,” tuturnya.

Diungkapkan Anang, selama ini banyak pelajar dari Medan yang telah bersekolah di Timur Tengah dan beberapa negara lain di luar negeri. Namun, ketika mereka lulus, sebagian besar dari mereka justru tak pulang ke Medan untuk membesarkan daerah. “Banyak yang memilih tinggal di luar negeri, banyak juga yang ke luar daerah,” ucap dia.

Untuk itu, sambung Anang, dengan program yang diusung salah satu paslon tersebut, otomatis mereka akan pulang ke Medan. Beasiswa akan diberikan penuh, dengan catatan mereka harus pulang ke Medan setelah lulus. Artinya, ada komitmen yang dibuat di awal.

“Paslon yang mengusung program tersebut tak pusing memikirkan anggaran beasiswa yang akan diberikan, apalagi akan sangat memberatkan jika ditampung dalam APBD. Dengan memiliki aksesibilitas tinggin baik di daerah hingga pusat, tentu bisa mendapatkan dana CSR perusahaan dengan mudah. Terlebih, di Medan ini ada ribuan perusahaan swasta. Ambil saja 10 persen CSR dari mereka untuk program beasiswa ini, angka itu sudah sangat banyak. Tentu ini program yang sangat bagus untuk jangka panjang,” jelasnya.

Anang menilai, program pengembangan SDM tersebut merupakan terobosan baru yang sangat baik di Medan. Di sisi lain, paslonnya sendiri memenuhi kriteria yang diinginkan masyarakat Medan untuk memperbaiki Kota Medan yakni energik dan memiliki kapasitas. “Pemimpin energik itu memiliki kapasitas dengan jaringan yang tidak hanya ditingkat kota tapi juga ke tingkat pusat. Jaringan itu perlu untuk membangun Kota Medan. Dari dulu kota ini dibangun oleh janji-janji pemimpinnya tapi belum ada teralisasi sepenuhnya,” sebut Anang.

Lebih lanjut dia mengatakan, dengan kepemimpinan paslon itu juga nantinya, infrastruktur Kota Medan akan dibangun secara luar biasa. Sebab, sangat mudah melakukan koordinasi dan konsolisasi pada anggaran pusat yakni Dana Alokasi Khusus (DAK) yang lebih besar diberikan ke Kota Medan.

Bukan hanya itu, paslon tersebut telah mendapat dukungan dari para ulama. Ini tentunya merupakan signal bahwa umat Islam memiliki pemimpin yang dekat dengan ulama-ulama. Apalagi, pada visi paslon tersebut mengusung pengembangan SDM keagamaan dengan cara mengirim lulusan pesantren ke Timur Tengah lewat skema beasiswa.

“Para alumni pesantren bisa dikuliahkan di universitas Timur Tengah, dan setelah tamat mereka bisa pulang untuk membangun Medan. Ini visi keagamaan yang harus didukung, tetapi tidak bisa kerja sendiri dan butuh pendamping dari tokoh agama dan intelektual,” cetusnya.

Oleh sebab itu, Anang menuturkan, diminta kepada masyarakat jangan mau terjebak dengan isu-isu politik. Padahal, paslonnya punya kapasitas membangun Kota Medan. “Masalah di Kota Medan ini banyak, mulai dari masalah sosial, anak-anak terlantar di pinggir jalan, SDM anak-anak yang mau kuliah tapi tidak bisa kuliah karena terkendala dana. Belum lagi masalah infrastruktur, banjir dan macet,” paparnya.

Ia menambahkan, dengan banyaknya permasalahan tersebut, di bawah kepemimpinan paslon itu, secara perlahan akan diperbaiki. “Banyak masalah di Medan ini yang belum bisa diselesaikan. Sudah saatnya Medan memiliki pemimpin yang punya kapasitas dan komitmen kuat untuk menyelesaikan masalah-masalah itu,” pungkasnya. (ris)

Teks foto : Pengamat Komunikasi Politik, Anang Anas Azhar. (Istimewa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/