25.1 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Debat Publik Perdana Pilkada Kota Medan: Bobby Agresif, Akhyar Kuasai Masalah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan nomor urut 2, Bobby Afif Nasution dan Aulia Rachman tampil agresif pada debat publik perdana yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Medan, Sabtu (7/11). Bobby-Aulia langsung tampil ‘menyerang’ kinerja Pemko Medan yang dinilainya buruk selama ini. Hal ini dilakukannya mengingat Akhyar Nasution merupakan calon petahana.

HORMAT: Bobby dan Aulia memberi hormat kepada Ahyar dan Salman usai acara debat publik Pilkada Kota Medan, Sabtu (7/11).
HORMAT: Bobby dan Aulia memberi hormat kepada Ahyar dan Salman usai acara debat publik Pilkada Kota Medan, Sabtu (7/11).

Sejak segmen pertama atau sesi pemaparan visi dan misi, Bobby langsung mengkritik kinerja Pemkot Medan. “Medan menjadi kota metropolitan semu,” kata Bobby.

Alasannya, banyak permasalahan di Kota Medan yang belum terselesaikan hingga saat ini. Di antaranya soal banjir, kemacetan, jalan berlubang, pelayanan publik yang buruk hingga Kota Medan yang pernah dinobatkan sebagai kota yang jorok. “Ini semua sudah mengeluarkan biaya triliunan setiap tahun. Di perparah korupsi dan pungli yang tak kunjung usai,” ujar Bobby.

Dia juga menyindir belum adanya digitalisasi bagi sektor-sektor UMKM di Kota Medan. Padahal, pandemi Covid-19 menuntut masyarakat tidak banyak melakukan tatap muka dan interaksi dilakukan secara digital.

“Hari ini, Medan terutama di sektor UMKM tidak ada digitalisasi. Pandemi membatasi pertemuan langsung. Ini solusinya dengan digitalisasi. UMKM ke depan akan kita kenalkan dengan digitalisasi. Harus paham menggunakan HP untuk jadi pendapatan baru untuk masyarakat Kota Medan,” jelas Bobby.

Serangan itu langsung dijawab petahana. Menurut Akhyar, Bobby keliru bila menilai digitalisasi belum berjalan di Kota Medan. Akhyar justru mengungkapkan, jika digitalisasi sudah lama berlangsung pada sektor UMKM di Kota Medan.

Akhyar mencontohkan perajin masker di Kota Medan untuk masyarakat di tengah pandemi corona. Ia bercerita banyak pelaku industri yang sudah memiliki pelanggan dari berbagai provinsi, seperti Batam hingga Palembang. Menurutnya, para pengrajin ini sudah banyak yang memanfaatkan dan memasarkan dagangannya secara online.

“Jadi digitalisasi ekonomi di Kota Medan itu sudah terjadi sejak lama, bapak ibu. Bukan barang baru, bahkan bukan barang aneh di tingkat tukang jahit, pengrajin, mereka sudah digitalisasi,” ungkap Akhyar.

Ia juga menegaskan kini sudah banyak sentra-sentra UMKM dan start-up yang bermunculan. Hal ini sekaligus menjadi bukti, bahwa pelaku industri memang sudah banyak bermunculan di Kota Medan.

Kuasai Masalah

Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Agus Suriadi menilai, Akhyar secara empiris memang lebih leading dan menguasai persoalan dibanding Bobby. “Seperti yang saya sebutkan kepada Sumut Pos pada Jumat (6/11) kemarin, ternyata secara empiris Akhyar memang lebih leading dan menguasai persoalan. Tidak heran, karena Akhyar punya pengalaman yang cukup di Kota Medan, baik saat menjadi anggota DPRD Medan, saat menjadi Wakil Wali Kota, hingga Plt Wali Kota Medan,” kata Agus, Minggu (8/11).

Sedangkan soal sindiran Bobby kepada Akhyar soal banjir, jalan rusak hingga kota terjorok, Agus membenarkan hal tersebut. “Itu fakta memang, karena Kota Medan memang kota kumuh yang berkembang, bukan karena by design,” pungkasnya.

Terpisah, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang menyaksikan langsung debat kandidat tersebut berharap, Akhyar-Salman menjadi orang yang amanah dan menyampaikan programnya dengan lugas, tegas dan jangan takut dengan segala ‘gangguan’ yang datang dari manapun. Mardani menilai, pasangan ini benar-benar akan menjadi pemimpin yang bisa menyejahterakan seluruh warga Kota Medan.

“Pak Akhyar ini memiliki karakter diri yakni sangat sederhana dan merakyat, sedangkan Ustad Salman sosok yang amanah dan tekun. Jadi gabungan keduanya akan melahirkan Medan yang maju dan sejahtera,” bilangnya.

Di sisi lain, Mardani juga menyinggung politik dinasti. Menurut dia, politik dinasti tidak sehat bagi nilai-nilai demokrasi. Selain itu, politik ini justru tidak mendukung Indonesia yang memang merit system yang berbasis kekuatan dari bawah. “Itu sebabnya, kita harus melawan politik dinasti,” tandasnya.

Bobby-Aulia Buktikan Siap Pimpin Kota Medan

Sekretaris DPD PDI Perjuangan, Dr Sutarto menilai, Bobby-Aulia tampil prima dan penuh percaya diri pada debat perdana tersebut. “Sangat terlihat mereka berdua sangat kompak dan saling melengkapi satu dengan lainnya pada Debat Perdana kemarin, tampilan dan gayanya serasi, paslon Bobby-Aulia, dalam menyampaikan konsep, gagasan dan tawaran rencana  kerjanya dalam membenahi Kota Medan, sangat rinci, sistemik, aplikatif dan terukur,” kata Sutarto dalam siaran persnya yang diterima Sumut Pos, Minggu (7/11)

Lebih lanjut, politisi dan juga akademisi Universitas Darma Agung (UDA) ini menambahkan, Bobby-Aulia sangat baik dalam menawarkan konsep penanganan kasus narkoba, masalah UMKM dan juga masalah kesejahteraan warga Kota Medan, demikian juga tentang kebutuhan generasi muda dan melinial saat ini. Gagasan, pikiran dan tawaran solusi, rencana kerjanya kedepan utk  membenahi Kota Medan sangat aplikatif dan terukur. “Tampilan perdana debat paslon wali kota dan wakil wali kota yang diselenggarakan KPU Medan ini, Bobby-Aulia telah menunjukkan bobot, kualitas dan integritas mereka, dan itu menegaskan bahwa mereka (Bobby -Aulia) adalah Paslon yang siap dan pantas memimpin Kota Medan kedepan” ungkap Sutarto yang lulusan Doktoral UIN Sumut.

Di akhir debat, terlihat Bobby-Aulia bergegas mendatangi Paslon Ahyar-Salman, menyalami mereka dengan salam khas Covid-19 sembari menunduk menunjukkan rasa hormat. “Itu menunjukkan mereka berdua anak muda yang santun, beretika dan penuh hormat pada yang lebih tua serta beradap, mereka berdua adalah generasi yang mewakili era generasinya, generasi yang kritis, innovatif, kreatif, santun dan beretika, sikap pemimpin seperti inilah yang dibutuhkan warga Kota Medan kedepan” pungkas Sutarto.

Siapkan Debat Putaran Kedua

Komisioner KPU Medan, Zefrizal mengatakan, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan pelaksanaan debat Pilkada Medan putaran kedua. “Alhamdulillah, debat putaran pertama sudah selesai dan berjalan lancar. Seperti rencana, kita akan memasuki debat putaran kedua pada tanggal 21 November mendatang, akan kita persiapkan untuk itu,” ujar Zefrizal kepada Sumut Pos, Minggu (8/11).

Dikatakannya, pihaknya akan mulai mempersiapkan teknis pelaksanaan Debat Publik sedini mungkin. Mulai dari materi debat, para panelis, hingga tempat pelaksanaan debat. “Intinya, debat kedua di 21 November dan ketiga yang akan kita lakukan di tanggal 5 Desember akan kita lakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Fokusnya disitu,” tandasnya. (map/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan nomor urut 2, Bobby Afif Nasution dan Aulia Rachman tampil agresif pada debat publik perdana yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Medan, Sabtu (7/11). Bobby-Aulia langsung tampil ‘menyerang’ kinerja Pemko Medan yang dinilainya buruk selama ini. Hal ini dilakukannya mengingat Akhyar Nasution merupakan calon petahana.

HORMAT: Bobby dan Aulia memberi hormat kepada Ahyar dan Salman usai acara debat publik Pilkada Kota Medan, Sabtu (7/11).
HORMAT: Bobby dan Aulia memberi hormat kepada Ahyar dan Salman usai acara debat publik Pilkada Kota Medan, Sabtu (7/11).

Sejak segmen pertama atau sesi pemaparan visi dan misi, Bobby langsung mengkritik kinerja Pemkot Medan. “Medan menjadi kota metropolitan semu,” kata Bobby.

Alasannya, banyak permasalahan di Kota Medan yang belum terselesaikan hingga saat ini. Di antaranya soal banjir, kemacetan, jalan berlubang, pelayanan publik yang buruk hingga Kota Medan yang pernah dinobatkan sebagai kota yang jorok. “Ini semua sudah mengeluarkan biaya triliunan setiap tahun. Di perparah korupsi dan pungli yang tak kunjung usai,” ujar Bobby.

Dia juga menyindir belum adanya digitalisasi bagi sektor-sektor UMKM di Kota Medan. Padahal, pandemi Covid-19 menuntut masyarakat tidak banyak melakukan tatap muka dan interaksi dilakukan secara digital.

“Hari ini, Medan terutama di sektor UMKM tidak ada digitalisasi. Pandemi membatasi pertemuan langsung. Ini solusinya dengan digitalisasi. UMKM ke depan akan kita kenalkan dengan digitalisasi. Harus paham menggunakan HP untuk jadi pendapatan baru untuk masyarakat Kota Medan,” jelas Bobby.

Serangan itu langsung dijawab petahana. Menurut Akhyar, Bobby keliru bila menilai digitalisasi belum berjalan di Kota Medan. Akhyar justru mengungkapkan, jika digitalisasi sudah lama berlangsung pada sektor UMKM di Kota Medan.

Akhyar mencontohkan perajin masker di Kota Medan untuk masyarakat di tengah pandemi corona. Ia bercerita banyak pelaku industri yang sudah memiliki pelanggan dari berbagai provinsi, seperti Batam hingga Palembang. Menurutnya, para pengrajin ini sudah banyak yang memanfaatkan dan memasarkan dagangannya secara online.

“Jadi digitalisasi ekonomi di Kota Medan itu sudah terjadi sejak lama, bapak ibu. Bukan barang baru, bahkan bukan barang aneh di tingkat tukang jahit, pengrajin, mereka sudah digitalisasi,” ungkap Akhyar.

Ia juga menegaskan kini sudah banyak sentra-sentra UMKM dan start-up yang bermunculan. Hal ini sekaligus menjadi bukti, bahwa pelaku industri memang sudah banyak bermunculan di Kota Medan.

Kuasai Masalah

Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Agus Suriadi menilai, Akhyar secara empiris memang lebih leading dan menguasai persoalan dibanding Bobby. “Seperti yang saya sebutkan kepada Sumut Pos pada Jumat (6/11) kemarin, ternyata secara empiris Akhyar memang lebih leading dan menguasai persoalan. Tidak heran, karena Akhyar punya pengalaman yang cukup di Kota Medan, baik saat menjadi anggota DPRD Medan, saat menjadi Wakil Wali Kota, hingga Plt Wali Kota Medan,” kata Agus, Minggu (8/11).

Sedangkan soal sindiran Bobby kepada Akhyar soal banjir, jalan rusak hingga kota terjorok, Agus membenarkan hal tersebut. “Itu fakta memang, karena Kota Medan memang kota kumuh yang berkembang, bukan karena by design,” pungkasnya.

Terpisah, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang menyaksikan langsung debat kandidat tersebut berharap, Akhyar-Salman menjadi orang yang amanah dan menyampaikan programnya dengan lugas, tegas dan jangan takut dengan segala ‘gangguan’ yang datang dari manapun. Mardani menilai, pasangan ini benar-benar akan menjadi pemimpin yang bisa menyejahterakan seluruh warga Kota Medan.

“Pak Akhyar ini memiliki karakter diri yakni sangat sederhana dan merakyat, sedangkan Ustad Salman sosok yang amanah dan tekun. Jadi gabungan keduanya akan melahirkan Medan yang maju dan sejahtera,” bilangnya.

Di sisi lain, Mardani juga menyinggung politik dinasti. Menurut dia, politik dinasti tidak sehat bagi nilai-nilai demokrasi. Selain itu, politik ini justru tidak mendukung Indonesia yang memang merit system yang berbasis kekuatan dari bawah. “Itu sebabnya, kita harus melawan politik dinasti,” tandasnya.

Bobby-Aulia Buktikan Siap Pimpin Kota Medan

Sekretaris DPD PDI Perjuangan, Dr Sutarto menilai, Bobby-Aulia tampil prima dan penuh percaya diri pada debat perdana tersebut. “Sangat terlihat mereka berdua sangat kompak dan saling melengkapi satu dengan lainnya pada Debat Perdana kemarin, tampilan dan gayanya serasi, paslon Bobby-Aulia, dalam menyampaikan konsep, gagasan dan tawaran rencana  kerjanya dalam membenahi Kota Medan, sangat rinci, sistemik, aplikatif dan terukur,” kata Sutarto dalam siaran persnya yang diterima Sumut Pos, Minggu (7/11)

Lebih lanjut, politisi dan juga akademisi Universitas Darma Agung (UDA) ini menambahkan, Bobby-Aulia sangat baik dalam menawarkan konsep penanganan kasus narkoba, masalah UMKM dan juga masalah kesejahteraan warga Kota Medan, demikian juga tentang kebutuhan generasi muda dan melinial saat ini. Gagasan, pikiran dan tawaran solusi, rencana kerjanya kedepan utk  membenahi Kota Medan sangat aplikatif dan terukur. “Tampilan perdana debat paslon wali kota dan wakil wali kota yang diselenggarakan KPU Medan ini, Bobby-Aulia telah menunjukkan bobot, kualitas dan integritas mereka, dan itu menegaskan bahwa mereka (Bobby -Aulia) adalah Paslon yang siap dan pantas memimpin Kota Medan kedepan” ungkap Sutarto yang lulusan Doktoral UIN Sumut.

Di akhir debat, terlihat Bobby-Aulia bergegas mendatangi Paslon Ahyar-Salman, menyalami mereka dengan salam khas Covid-19 sembari menunduk menunjukkan rasa hormat. “Itu menunjukkan mereka berdua anak muda yang santun, beretika dan penuh hormat pada yang lebih tua serta beradap, mereka berdua adalah generasi yang mewakili era generasinya, generasi yang kritis, innovatif, kreatif, santun dan beretika, sikap pemimpin seperti inilah yang dibutuhkan warga Kota Medan kedepan” pungkas Sutarto.

Siapkan Debat Putaran Kedua

Komisioner KPU Medan, Zefrizal mengatakan, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan pelaksanaan debat Pilkada Medan putaran kedua. “Alhamdulillah, debat putaran pertama sudah selesai dan berjalan lancar. Seperti rencana, kita akan memasuki debat putaran kedua pada tanggal 21 November mendatang, akan kita persiapkan untuk itu,” ujar Zefrizal kepada Sumut Pos, Minggu (8/11).

Dikatakannya, pihaknya akan mulai mempersiapkan teknis pelaksanaan Debat Publik sedini mungkin. Mulai dari materi debat, para panelis, hingga tempat pelaksanaan debat. “Intinya, debat kedua di 21 November dan ketiga yang akan kita lakukan di tanggal 5 Desember akan kita lakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Fokusnya disitu,” tandasnya. (map/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/