25 C
Medan
Saturday, July 6, 2024

Wasekjen PPP: Mereka Pingin ke Jokowi

Wasekjen DPP PPP Syaifullah Tamliha
Wasekjen DPP PPP Syaifullah Tamliha

SUMUTPOS.CO – Konflik di internal PPP tampaknya masih berkaitan erat dengan pengkubuan saat pilpres 2014. Sikap setia kubu Ketum Suryadharma Ali (SDA) ke kubu Prabowo-Hatta, belum sepenuhnya diterima kubu Sekjen Romahurmuzy.

Peseteruan sudah meruncing. SDA pun dipecat lagi oleh kubu Romi, panggilan akrab Romahurmuzy.

Apa langkah kubu SDA selanjutnya? Berikut wawancara wartawan media ini Soetomo Samsu dengan Wasekjen DPP PPP Syaifullah Tamliha di Jakarta, kemarin (10/9). Syaifullah Tamliha dikenal sebagai loyalis SDA.

 

T: Setelah kubu Romi memecat SDA, apa langkah yang disiapkan kubu SDA berikutnya?

J: Setelah rapat tadi malam saya belum bertemu dengan SDA. Beliau lagi keluar kota.

 

T: Kubu Romi memecat SDA karena sudah berstatus tersangka, tanggapan Anda?

J: Kami saat rapat tadi malam sudah menyampaikan nota keberatan mengenai cara pemecatan itu. Ketua umum itu dipilih lewat muktamar dan pemberhentian juga harus lewat muktamar. Kalau status tersangka, itu kan belum berkekuatan hukum tetap. SDA sendiri sudah menegaskan di rapat itu, beliau siap mundur tapi di forum muktamar.

 

T: Rupanya konflik masih tajam, percuma dong dulu konflik pertama diakhiri dengan mediasi?

J: Iya memang, mediasi yang dilakukan Mbah Moen (Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimoen Zubair, red) itu hasilnya zero besar. Pelakunya mereka-mereka juga. Saya ini dulu termasuk yang ikut merumuskan AD/ART partai. Saya wakil sekjen, tetap akan memegang teguh konstitusi partai.

 

T: Tapi kubu Romi bilang keputusan sudah sah karena selain sudah diputuskan forum rapat, juga didukung 21 DPW. Tanggapan Anda?

J: Sikap itu beda dengan kami. Intinya, kami menilai, forum yang sah untuk memberhentikan ketua umum adalah muktamar.

 

T: Dalam rapat semalam, apa ada pengurus lain yang juga dipecat, selain SDA?

J: Hanya SDA doang. Dan itu tak kami akui. Saya tetap berpegang teguh pada konstitusi partai. Boleh langit runtuh, boleh bumi pecah, tapi konstitusi partai harus ditegakkan.

 

T: Bisa diceritakan, bagaimana akhirnya rapat memutuskan memecat SDA?

J: Pada awalnya, mereka menghendaki segera digelar muktamar. Karena tidak berhasil, di ujung rapat, Sekjen minta pengurus agar meminta SDA mundur. Dari 55 pengurus DPP yang hadir, 31 yang ikut tanda tangan (setuju SDA dipecat, red).

 

T: Soal sikap 21 DPW yang disebut ikut mendukung pemecatan SDA?

J: Saya dengar ada 20 DPW (yang mendukung pemecatan). Tapi kan berarti ada 14 DPW yang tidak mendukung.

 

T: Apa DPW PPP Sumut termasuk yang mendukung SDA dipecat?

J: Saya tidak tahu persis. Tapi ya mereka-mereka yang dulu itu lagi. Saya dengar mereka berkumpul di Hotel Megapro (sekitar 100 meter dari gedung DPP PPP, red).

 

T: Apa konflik ini terkait dengan pergantian pemerintahan?

J: Dari nafas tadi malam, mereka kelihatannya memang ingin ke Jokowi-JK. Tapi saya tak tahu persis. Tapi aroma politiknya, mereka ingin ke sana.

 

T: Ini ujungnya seperti apa kira-kira?

J: Menurut saya, seperti apa pun pembicaraan di internal PPP, semua tetap seperti sebelum islah (terbelah dalam dua kubu). Mereka-mereka juga yang ingin cepat digelar muktamar. Karena gagal, mereka merebut secara paksa.

 

T: Apa yang akan dilakukan kubu Anda?

J: Ah, santai saja. Perjalanan masih panjang. Belanda masih jauh. (sam/dil/jpnn)

Wasekjen DPP PPP Syaifullah Tamliha
Wasekjen DPP PPP Syaifullah Tamliha

SUMUTPOS.CO – Konflik di internal PPP tampaknya masih berkaitan erat dengan pengkubuan saat pilpres 2014. Sikap setia kubu Ketum Suryadharma Ali (SDA) ke kubu Prabowo-Hatta, belum sepenuhnya diterima kubu Sekjen Romahurmuzy.

Peseteruan sudah meruncing. SDA pun dipecat lagi oleh kubu Romi, panggilan akrab Romahurmuzy.

Apa langkah kubu SDA selanjutnya? Berikut wawancara wartawan media ini Soetomo Samsu dengan Wasekjen DPP PPP Syaifullah Tamliha di Jakarta, kemarin (10/9). Syaifullah Tamliha dikenal sebagai loyalis SDA.

 

T: Setelah kubu Romi memecat SDA, apa langkah yang disiapkan kubu SDA berikutnya?

J: Setelah rapat tadi malam saya belum bertemu dengan SDA. Beliau lagi keluar kota.

 

T: Kubu Romi memecat SDA karena sudah berstatus tersangka, tanggapan Anda?

J: Kami saat rapat tadi malam sudah menyampaikan nota keberatan mengenai cara pemecatan itu. Ketua umum itu dipilih lewat muktamar dan pemberhentian juga harus lewat muktamar. Kalau status tersangka, itu kan belum berkekuatan hukum tetap. SDA sendiri sudah menegaskan di rapat itu, beliau siap mundur tapi di forum muktamar.

 

T: Rupanya konflik masih tajam, percuma dong dulu konflik pertama diakhiri dengan mediasi?

J: Iya memang, mediasi yang dilakukan Mbah Moen (Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimoen Zubair, red) itu hasilnya zero besar. Pelakunya mereka-mereka juga. Saya ini dulu termasuk yang ikut merumuskan AD/ART partai. Saya wakil sekjen, tetap akan memegang teguh konstitusi partai.

 

T: Tapi kubu Romi bilang keputusan sudah sah karena selain sudah diputuskan forum rapat, juga didukung 21 DPW. Tanggapan Anda?

J: Sikap itu beda dengan kami. Intinya, kami menilai, forum yang sah untuk memberhentikan ketua umum adalah muktamar.

 

T: Dalam rapat semalam, apa ada pengurus lain yang juga dipecat, selain SDA?

J: Hanya SDA doang. Dan itu tak kami akui. Saya tetap berpegang teguh pada konstitusi partai. Boleh langit runtuh, boleh bumi pecah, tapi konstitusi partai harus ditegakkan.

 

T: Bisa diceritakan, bagaimana akhirnya rapat memutuskan memecat SDA?

J: Pada awalnya, mereka menghendaki segera digelar muktamar. Karena tidak berhasil, di ujung rapat, Sekjen minta pengurus agar meminta SDA mundur. Dari 55 pengurus DPP yang hadir, 31 yang ikut tanda tangan (setuju SDA dipecat, red).

 

T: Soal sikap 21 DPW yang disebut ikut mendukung pemecatan SDA?

J: Saya dengar ada 20 DPW (yang mendukung pemecatan). Tapi kan berarti ada 14 DPW yang tidak mendukung.

 

T: Apa DPW PPP Sumut termasuk yang mendukung SDA dipecat?

J: Saya tidak tahu persis. Tapi ya mereka-mereka yang dulu itu lagi. Saya dengar mereka berkumpul di Hotel Megapro (sekitar 100 meter dari gedung DPP PPP, red).

 

T: Apa konflik ini terkait dengan pergantian pemerintahan?

J: Dari nafas tadi malam, mereka kelihatannya memang ingin ke Jokowi-JK. Tapi saya tak tahu persis. Tapi aroma politiknya, mereka ingin ke sana.

 

T: Ini ujungnya seperti apa kira-kira?

J: Menurut saya, seperti apa pun pembicaraan di internal PPP, semua tetap seperti sebelum islah (terbelah dalam dua kubu). Mereka-mereka juga yang ingin cepat digelar muktamar. Karena gagal, mereka merebut secara paksa.

 

T: Apa yang akan dilakukan kubu Anda?

J: Ah, santai saja. Perjalanan masih panjang. Belanda masih jauh. (sam/dil/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/