29.1 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Ihwan dan Dahnil Bersaing Dapatkan Restu DPP

MENDAFTAR: Ihwan Ritonga bersama Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sumut, Sugiat Santoso, Ketua DPC Gerindra Medan serta lainnya saat menyerahkan berkas pendaftaran balon Wali Kota Medan.
istimewa
MENDAFTAR: Ihwan Ritonga bersama Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sumut, Sugiat Santoso, Ketua DPC Gerindra Medan serta lainnya saat menyerahkan berkas pendaftaran balon Wali Kota Medan. istimewa

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Harapan Ihwan Ritonga mendapatkan restu dari DPP Partai Gerindra untuk maju di Pilkada Kota Medan tahun 2020, tampaknya bakal sulit terwujud. Pasalnya, Dahnil Anzhar Simanjuntak yang merupakan juru bicara Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, juga ikut mengambil formulir pendaftaran ke tim penjaringan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota di DPC Gerindra Kota Medan.

Dengan begitu, kedua kader Partai Gerindra ini diprediksi bakal bersaing ketat dalam mendapatkan restu DPP Partai Gerindra untuk diusung pada Pilkada Medan 2020. Apalagi, Dahnil dinilai punya akses yang lebih baik ke DPP, karena dia merupakan juru bicara Ketua Umum Gerindran

Prabowo Subianto. Sedangkan Ihwan Ritonga, cuma kader di tingkat DPC yang kembali dipercaya sebagai Wakil Ketua DPRD Medan untuk periode keduanya.

Kemunculan Ihwan dan Dahnil dalam pencalonan Pilkada Medan, disebut-sebut membuat kader Gerindra di tingkat bawah menjadi terbelah. Sebab, ada yang mendukung Dahnil dan juga mendukung Ihwan Ritonga. Namun, kabar tersebut ditepis Ketua DPC Gerindra Medan, Bobby O Zulkarnain. Menurutnya,tidak ada gesekan di internal partainya terkait hal itu. “Tak ada gesekan-gesekan itu, yang ada itu adalah semangat Partai Gerindra untuk menenangkan Pilkada Medan 2020,” ucap Bobby kepada Sumut Pos, Minggu (10/11).

Disebut Bobby, sambutan DPC Gerindra Medan kepada Ihwan saat mendaftarkan diri ke sekretariat bukanlah hal yang berlebihan. Ia pun memastikan, sambutan hangat juga akan diberikan pihaknya kepada semua yang mendaftarkan diri ke penjaringan DPC Gerindra. “Kalau Dahnil atau siapapun kader kita yang mau mendaftarkan diri ke DPC, tentu akan kita sambut dengan hangat juga. Saya, Ihwan dan teman-teman di DPC sama-sama berjuang membesarkan Gerindra di Kota Medan, tidak ada yang berlebihan dengan hal itu,” ujarnya.

Pun begitu, kata Bobby, pihaknya merupakan pengurus yang terbiasa berada dalam satu komando, yakni DPP Gerindra. Pihaknya akan mendukung siapapun tokoh yang nantinya diputuskan DPP Gerindra untuk maju di Pilkada Medan 2020.

“Mau itu Ihwan, mau itu Dahnil atau siapapun itu yang akan diputuskan oleh DPP, kita di DPC siap menerima dan melaksanakan keputusan DPP sebagai pimpinan tertinggi partai dan pengambil keputusan. Semangat kita di DPC bukan masalah mengusung siapa, tetapi memenangkan Pilkada Medan. Jadi tidak ada itu gesekan-gesekan, yang ada Gerindra ingin menang di Pilkada Medan untuk membangun Kota Medan yang lebih baik,” tegasnya.

Menanggapi hal itu, pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara, Dr Warjio mengatakan, adanya gesekan di internal partai menjelang Pilkada adalah hak biasa dan sangat wajar. Tak hanya itu, Warjio juga mengatakan, gesekan itu justru dibutuhkan sebagai nilai jual dari tokoh-tokoh yang dimaksud.

“Justru terkadang gesekan itu dibutuhkan di daerah agar menjadi perhatian khusus bagi pengurus di pusat. Ihwan punya nilai jual sebagai tokoh yang menjadi wakil rakyat bahkan pimpinan DPRD Medan 2 periode, sedangkan Dahnil punya akses yang baik ke DPP,” kata Dr Warjio kepada Sumut Pos, Minggu (10/11).

Namun begitu, kata Warjio, apabila kepentingan daerah dan pusat harus dibenturkan, maka tentu kepentingan pusat akan menjadi pemenang dan mendominasi keputusan. Selain itu, Warjio juga mengatakan, dua nama tersebut juga tidak mutlak akan diusung DPP Gerindra. Sebab, DPP Gerindra berhak untuk memiliki keputusan sendiri di luar prediksi dua nama tersebut. Ditambah lagi, hubungan Prabowo – Megawati yang kembali harmonis pasca Pilpres bisa membuat semuanya berubah.

Prabowo Subianto yang sudah menjadi bagian dari pemerintahan Joko Widodo disebut dengan menjadi Menteri Pertahanan disebut menjadi salah satu faktor yang bisa merubah segalanya.

“Kembali harmonisnya Prabowo dan Megawati bisa membuat keduanya justru tidak diusung DPP. Sebab, DPP juga punya kepentingan yang berbeda. Tidak tertutup kemungkinan bahwa DPP justru akan mendukung tokoh yang akan diusung PDIP, misalnya nama Bobby Nasutiom yang sudah seringdidengungkan oleh pihak PDIP,” terang Warjio.

Pun begitu, lanjut Warjio, politik itu sangat cair dan dinamis. Semua hal bisa terjadi dan berubah, bahkan di akhir-akhir waktu Pilkada Medan 2020. “Tugas setiap tokoh yang ingin maju adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan semua konsepnya yang terbaik, membuat dirinya punya solusi yang mumpuni hingga dinilai sebagai tokoh yang punya nilai jual. Walaupun tidak bisa dipungkiri, bahwa kepopuleran seorang tokoh juga memberikan dampak yang cukup besar,” tutupnya. (map)

MENDAFTAR: Ihwan Ritonga bersama Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sumut, Sugiat Santoso, Ketua DPC Gerindra Medan serta lainnya saat menyerahkan berkas pendaftaran balon Wali Kota Medan.
istimewa
MENDAFTAR: Ihwan Ritonga bersama Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sumut, Sugiat Santoso, Ketua DPC Gerindra Medan serta lainnya saat menyerahkan berkas pendaftaran balon Wali Kota Medan. istimewa

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Harapan Ihwan Ritonga mendapatkan restu dari DPP Partai Gerindra untuk maju di Pilkada Kota Medan tahun 2020, tampaknya bakal sulit terwujud. Pasalnya, Dahnil Anzhar Simanjuntak yang merupakan juru bicara Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, juga ikut mengambil formulir pendaftaran ke tim penjaringan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota di DPC Gerindra Kota Medan.

Dengan begitu, kedua kader Partai Gerindra ini diprediksi bakal bersaing ketat dalam mendapatkan restu DPP Partai Gerindra untuk diusung pada Pilkada Medan 2020. Apalagi, Dahnil dinilai punya akses yang lebih baik ke DPP, karena dia merupakan juru bicara Ketua Umum Gerindran

Prabowo Subianto. Sedangkan Ihwan Ritonga, cuma kader di tingkat DPC yang kembali dipercaya sebagai Wakil Ketua DPRD Medan untuk periode keduanya.

Kemunculan Ihwan dan Dahnil dalam pencalonan Pilkada Medan, disebut-sebut membuat kader Gerindra di tingkat bawah menjadi terbelah. Sebab, ada yang mendukung Dahnil dan juga mendukung Ihwan Ritonga. Namun, kabar tersebut ditepis Ketua DPC Gerindra Medan, Bobby O Zulkarnain. Menurutnya,tidak ada gesekan di internal partainya terkait hal itu. “Tak ada gesekan-gesekan itu, yang ada itu adalah semangat Partai Gerindra untuk menenangkan Pilkada Medan 2020,” ucap Bobby kepada Sumut Pos, Minggu (10/11).

Disebut Bobby, sambutan DPC Gerindra Medan kepada Ihwan saat mendaftarkan diri ke sekretariat bukanlah hal yang berlebihan. Ia pun memastikan, sambutan hangat juga akan diberikan pihaknya kepada semua yang mendaftarkan diri ke penjaringan DPC Gerindra. “Kalau Dahnil atau siapapun kader kita yang mau mendaftarkan diri ke DPC, tentu akan kita sambut dengan hangat juga. Saya, Ihwan dan teman-teman di DPC sama-sama berjuang membesarkan Gerindra di Kota Medan, tidak ada yang berlebihan dengan hal itu,” ujarnya.

Pun begitu, kata Bobby, pihaknya merupakan pengurus yang terbiasa berada dalam satu komando, yakni DPP Gerindra. Pihaknya akan mendukung siapapun tokoh yang nantinya diputuskan DPP Gerindra untuk maju di Pilkada Medan 2020.

“Mau itu Ihwan, mau itu Dahnil atau siapapun itu yang akan diputuskan oleh DPP, kita di DPC siap menerima dan melaksanakan keputusan DPP sebagai pimpinan tertinggi partai dan pengambil keputusan. Semangat kita di DPC bukan masalah mengusung siapa, tetapi memenangkan Pilkada Medan. Jadi tidak ada itu gesekan-gesekan, yang ada Gerindra ingin menang di Pilkada Medan untuk membangun Kota Medan yang lebih baik,” tegasnya.

Menanggapi hal itu, pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara, Dr Warjio mengatakan, adanya gesekan di internal partai menjelang Pilkada adalah hak biasa dan sangat wajar. Tak hanya itu, Warjio juga mengatakan, gesekan itu justru dibutuhkan sebagai nilai jual dari tokoh-tokoh yang dimaksud.

“Justru terkadang gesekan itu dibutuhkan di daerah agar menjadi perhatian khusus bagi pengurus di pusat. Ihwan punya nilai jual sebagai tokoh yang menjadi wakil rakyat bahkan pimpinan DPRD Medan 2 periode, sedangkan Dahnil punya akses yang baik ke DPP,” kata Dr Warjio kepada Sumut Pos, Minggu (10/11).

Namun begitu, kata Warjio, apabila kepentingan daerah dan pusat harus dibenturkan, maka tentu kepentingan pusat akan menjadi pemenang dan mendominasi keputusan. Selain itu, Warjio juga mengatakan, dua nama tersebut juga tidak mutlak akan diusung DPP Gerindra. Sebab, DPP Gerindra berhak untuk memiliki keputusan sendiri di luar prediksi dua nama tersebut. Ditambah lagi, hubungan Prabowo – Megawati yang kembali harmonis pasca Pilpres bisa membuat semuanya berubah.

Prabowo Subianto yang sudah menjadi bagian dari pemerintahan Joko Widodo disebut dengan menjadi Menteri Pertahanan disebut menjadi salah satu faktor yang bisa merubah segalanya.

“Kembali harmonisnya Prabowo dan Megawati bisa membuat keduanya justru tidak diusung DPP. Sebab, DPP juga punya kepentingan yang berbeda. Tidak tertutup kemungkinan bahwa DPP justru akan mendukung tokoh yang akan diusung PDIP, misalnya nama Bobby Nasutiom yang sudah seringdidengungkan oleh pihak PDIP,” terang Warjio.

Pun begitu, lanjut Warjio, politik itu sangat cair dan dinamis. Semua hal bisa terjadi dan berubah, bahkan di akhir-akhir waktu Pilkada Medan 2020. “Tugas setiap tokoh yang ingin maju adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan semua konsepnya yang terbaik, membuat dirinya punya solusi yang mumpuni hingga dinilai sebagai tokoh yang punya nilai jual. Walaupun tidak bisa dipungkiri, bahwa kepopuleran seorang tokoh juga memberikan dampak yang cukup besar,” tutupnya. (map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/