MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bakal calon Wali Kota Medan, Sakhyan Asmara mengklaim sudah sowan ketiga pengurus partai politik di tingkat pusat dalam rangka persiapan kontestasi Pilkada Medan 2020. Namun, ia enggan menyebut ketiga parpol yang sudah dibangun komunikasi tersebutn
“Tak perlulah saya sebut, tapi saya sudah sowan ke tiga pengurus parpol di pusat. Kebetulan kan saya kenal baik dengan kawan-kawan pengurus parpol itu,” katanya menjawab Sumut Pos, Jumat (11/10).
Ia mengatakan, alasan tidak mengikuti penjaringan ke parpol yang sudah membuka tahapan tersebut, karena sudah memperkirakan langkah strategis bahwa ketika mendaftar, dirinya diberi peluang untuk diusung melalui perahu bersangkutan.
“Kalau kita tahu bahwa perahu itu tidak memberi peluang kepada saya, kan sia-sia kita mendaftar di satu partai. Kan kita sudah ukur melalui analisis politik yang kita ketahui. Dan kita pun tidak diajak untuk mendaftar. Kecuali, misalkan partai itu memberi sinyalemen- sinyalemen balon tertentu, kemudian mengundang, itu lain soal. Barulah melihat nilai strategis mau mendaftar kemana,” katanya.
Inilah yang menjadi pertimbangan mantan staf ahli Menpora tersebut tidak mendaftar ke parpol yang sebelumnya membuka penjaringan balon kepala daerah itu. Begitupun, Sakhyan menilai, ke depan barangkali akan ada tahapan selanjutnya yang akan parpol bersangkutan lakukan. Di sinilah dirinya akan terus mencermati seksama peluang untuk masuk di parpol tersebut.
“Perkembangan politik inikan dinamis. Bisa saja hari ini baru pendaftaran, besok dibuka lagi. Ditahap ini memang saya tidak daftar di PDIP misalnya, tapi kalau besok Gerindra buka saya bisa saja mendaftar,” kata Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan itu.
Apakah itu artinya, dirinya lebih condong ke Gerindra sebagai perahu Pilkada Medan nanti? Sakhyan pun menjawab diplomatis. “Ya, PKS buka saya daftar. Besok PAN buka, saya daftar, kan kayak gitu. Pokoknya gambaran saya yang tidak mendaftar, berarti saya nggak ke situ,” katanya tertawa.
Di samping itu, pada bagian lain, Sakhyan menegaskan, jika dirinya jadi bertarung di Pilkada Medan, dia sudah berkomitmen untuk tidak melakukan politik uang guna mendapat dukungan masyarakat. Baginya, antara biaya politik dengan politik uang sangatlah berbeda. Sebagai calon, sambung dia, tentu memerlukan yang namanya ongkos politik.
“Seperti lobi-lobi politik. Kan memang perlu biaya. Kita mau ke Jakarta bertemu pengurus partai, tentu pakai biaya sendiri, tiket sendiri. Begitu juga untuk alat peraga kampanye, kan juga perlu biaya nantinya. Tapi untuk money politics dengan tujuan mendapat sesuatu dari rakyat, saya akan menolak tegas. Ini saya sampaikan dengan parpol yang sudah sowan itu,” katanya.
Ihwan: Dukungan Masyarakat Jadi Modal
Terpisah, Ihwan Ritonga yang digadang-gadang bakal maju sebagai Wali Kota Medan dari Partai Gerindra hingga kini masih menunggu restu dan keputusan dari DPP Partai Gerindra. Pasalnya, dia mengaku sudah membulatkan tekad untuk maju di Pilkada Medan, asalkan mendapat restu dan dukungan dari DPP Partai Gerindra.
Bahkan, dia mengaku siap untuk meninggalkan kursi Wakil Ketua DPRD Kota Medan demi memenuhi permintaan masyarakat untuk maju sebagai Balon Wali Kota Medan. “Ya, saya siap untuk meninggalkan jabatan Wakil Ketua DPRD Medan, jika mendapat dukungan DPP Partai Gerindra untuk maju di Pilkada Medan,” kata Ihwan Ritonga kepada Sumut Pos, Jumat (11/10).
Menurutnya, dorongan masyarakat kepada dirinya begitu kuat. “Makanya kalau ditanya, apa modal terbesar buat saya untuk maju di Pilkada Medan? Tentu saya akan tegaskan, dorongan dan dukungan dari masyarakat Kota Medan lah modal terbesar saya untuk maju. Karena sejujurnya, ini bukan ambisi pribadi saya. Tapi, ini merupakan dorongan dari masyarakat,” tegas Ihwan.
Kembali dia mengingatkan, dirinya siap maju di Pilkada Medan apabila mendapatkan dukungan dan restu dari DPP Partai Gerindra. “Saya inikan kader Gerindra. Tentu kalau saya maju, kan harus dari Gerindra. Masyarakat mendorong, tapi itu saja belum cukup, harus ada juga restu dari partai,” ujarnya.
Ditanya terkait dukungan partai, Ihwan mengaku belum bisa menjawab. Karena keputusan bukan ada di kepengurusan DPC atau DPD, melainkan di DPP. Namun begitu, Ihwan yang juga sebagai Wakil Ketua DPC Gerindra Kota Medan mengatakan, turut mendapatkan dorongan dari kader-kader di DPC. “Kalau teman-teman di Medan, alhamdulillah responnya positif. Tapi lagi-lagi, keputusan kan ada di tangan DPP,” katanya.
Terkait sinyal dari DPP, Ihwan juga mengaku belum mendapat sinyal itu. Sebab, hingga saat ini Partai Gerindra juga belum membuka penjaringan untuk Pilkada serentak di Indonesia, termasuk Kota Medan. “Kalau itu juga kita belum tahu, karena DPP juga belum membuka penjaringan. Nanti kalau sudah buka penjaringan, mungkin kita baru akan tahu setelah melihat respon partai dari tokoh-tokoh yang mendaftar. Rencananya partai Gerindra akan membuka penjaringan setelah selesai Rakornas, mungkin di akhir bulan Oktober penjaringannya sudah dibuka,” tutupnya. (prn/map)