25 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Dahlan-Mahfud Jadi Alternatif

Wacana koalisi pada Pemilihan Presiden 2014 terus berkembang. Tidak hanya berkutat pada tiga poros, PDIP (Joko Widodo), Partai Golkar (Aburizal Bakrie), dan Partai Gerindra (Prabowo Subianto). Partai Demokrat dinilai layak untuk mengajukan calon presiden dengan mempertahankan koalisi pemerintahan saat ini. Dahlan Iskan dan Mahfud MD menjadi pasangan alternatifyang cukup mumpuni.

Mahfud MD, Dahlan Iskan
Mahfud MD, Dahlan Iskan

SURABAYA-Direktur Eksekutif Sonar Media Consultant (SMC) Fahrul Muzaqqi mengatakan, seharusnya Partai Demokrat berupaya mempertahankan koalisi pemerintahan yang ada saat ini. Tujuannya, ada keberlanjutan atas program-program yang digagas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama ini.

Modal suara pemilu legislatif 9,70 persen berdasar hasil hitung cepat, kata Fahrul, cukup memadai untuk mengajak parpol anggota koalisi bergabung lagi. “Peluang koalisi yang dipimpin Partai Demokrat itu sebenarnya masih cukup besar,” ujar dosen di Departemen Politik FISIP Universitas Airlangga itu kemarin (14/4).

Parpol anggota koalisi lama tersebut adalah Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Dari lima parpol tersebut, yang kecil kemungkinannya untuk bisa diajak bergabung adalah Partai Golkar. Sebab, partai tersebut telah memiliki calon presiden sendiri, yakni Aburizal Bakrie.

Sementara itu, bagi empat parpol yang lain, masih terbuka peluang untuk kembali diajak berkoalisi oleh SBY. “Di antara parpol tersebut, yang selama ini terbukti menjaga komitmen selama berkoalisi adalah PKB dan PAN,” ujar Fahrul.

Kalau melanjutkan koalisi, menurut Fahrul, Demokrat harus memiliki tokoh yang kuat untuk dijadikan calon presiden. Sebenarnya, Partai Demokrat tidak perlu repot-repot karena tinggal mengumumkan hasil konvensi calon presiden Partai Demokrat.

Saat ini berbagai survei konvensi Partai Demokrat menempatkan Dahlan Iskan di urutan pertama. Menurut Fahrul, sosok Dahlan Iskan sangat tepat diusung koalisi Partai Demokrat menjadi calon presiden melawan Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Melihat komposisi suara hasil pileg, Dahlan Iskan bisa disandingkan dengan Mahfud MD, capres dari PKB. Duet Dahlan Iskan-Mahfud MD sangat berpeluang mengalahkan Joko Widodo atau Prabowo. “Hanya, dua tokoh ini sama-sama dari Jawa Timur. Harus ada alasan yang bisa diterima publik,” ujar Fahrul. Namun, berkaca kepada Pilpres 2009, SBY dan Boediono juga sama-sama dari Jawa Timur dan bisa diterima masyarakat. “Kalau pasangan ini diusung, mesin partai harus bekerja lebih keras mengejar elektabilitas capres lain,” sambungnya.

Terpisah, Wasekjen DPP PPP Andi Nurpati mengungkapkan, partainya juga sedang mempertimbangkan skenario capres keempat di luar mainstream konfigurasi tiga capres yang ada sekarang. Yaitu, konfigurasi poros koalisi partai-partai tengah.

“Kami bicarakan semua kemungkinan, termasuk partai tengah yang kalau bergabung juga bisa mengusung sendiri (capres),” kata Andi Nurpati. Menurut dia, sesuai agenda awal, capres Demokrat itu akan diambil dari pemenang ajang konvensi capres yang dilaksanakan partainya.

“Kami di internal sudah menghitung-hitungnya, sebagaimana kami menghitung-hitung skenario yang lain,” papar politikus perempuan yang juga mantan anggota KPU tersebut.

Dia menambahkan, partainya masih memantau perkembangan komunikasi antarpartai hingga beberapa waktu ke depan. “Sabar saja, tunggu, kan masih ada waktu hingga sebelum 15 Mei (batas pendaftaran capres-cawapres, Red),” imbuhnya.

Komentar tak jauh berbeda dikemukakan Ruhut Sitompul. “Sekarang ramai bakal ada tiga capres. Tapi bukan tertutup kemungkinan ada empat pasangan capres dan cawapres,” kata Ruhut.

Dia menjelaskan, Ketua Umum Demokrat SBY sangat mahir dalam berkomunikasi dengan sejumlah parpol. “King maker (penentu) Demokrat ialah ‘profesor doktor’. Beliau (SBY) berpengalaman memimpin 10 tahun koalisi,” jelasnya.

Juru Bicara Komite Konvensi capres PD, Hinca Pandjaitan juga berpendapat senada dengan Ruhut. Hinca menyatakan, konvensi tetap dilanjutkan. Kecuali, lanjut dia, muncul perubahan mendesak dari Majelis Tinggi PD.

“Rencananya pengumuman pemenang konvensi tetap awal Mei. Masih ada harapan pemenang konvensi diusung capres. Semua tergantung dinamika politik yang berkembang,” jelasnya.

Waketum PD Max Sopacua menyatakan partainya kemungkinan besar akan merapat ke Gerindra. “Seperti apa yang pernah disampaikan Pak SBY, arahnya ke Gerindra,” kata Max saat dihubungi Senin (14/4).

Meski demikian, Max mengatakan belum ada keputusan resmi yang dibuat PD soal koalisi menuju Pilpres 2014. PD masih melihat perkembangan yang akan terjadi.

“Jadi ya kita lihat saja dulu yang mau mendekati kita siapa saja. Karena kita ada posisi strategis, kita bisa masuk dalam koalisi mana saja. Segalanya bisa terjadi, sekarang belum diputuskan,” paparnya.

Gagasan agar Partai Demokrat mempertahankan koalisi dinilai menarik oleh Bendahara DPP PKB Bambang Susanto. Menurut Bambang, wacana seperti itu sah-sah saja dan layak dipertimbangkan. Apalagi selama ini PKB relatif nyaman berkoalisi dengan Partai Demokrat.

Menurut Bambang, pada prinsipnya PKB masih membuka peluang untuk berkoalisi dengan parpol mana pun. Komunikasi yang intens dengan PDIP saat ini tidak menghalangi PKB untuk juga berkomunikasi dengan parpol lain. “Selama belum ada janur hijau melengkung, kami terbuka untuk siapa pun,” kata mantan wartawan kantor berita Jepang itu.

Sikap senada disampaikan Sekjen DPP PPP M. Romahurmuziy. Menurut dia, PPP masih membuka opsi apa pun dalam pilpres. “Baik berkoalisi ke sesama parpol Islam ataupun membangun koalisi nasionalis-religius,” tandasnya. (ano/dyn/c6/tom/jpnn/val/rbb)

Wacana koalisi pada Pemilihan Presiden 2014 terus berkembang. Tidak hanya berkutat pada tiga poros, PDIP (Joko Widodo), Partai Golkar (Aburizal Bakrie), dan Partai Gerindra (Prabowo Subianto). Partai Demokrat dinilai layak untuk mengajukan calon presiden dengan mempertahankan koalisi pemerintahan saat ini. Dahlan Iskan dan Mahfud MD menjadi pasangan alternatifyang cukup mumpuni.

Mahfud MD, Dahlan Iskan
Mahfud MD, Dahlan Iskan

SURABAYA-Direktur Eksekutif Sonar Media Consultant (SMC) Fahrul Muzaqqi mengatakan, seharusnya Partai Demokrat berupaya mempertahankan koalisi pemerintahan yang ada saat ini. Tujuannya, ada keberlanjutan atas program-program yang digagas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama ini.

Modal suara pemilu legislatif 9,70 persen berdasar hasil hitung cepat, kata Fahrul, cukup memadai untuk mengajak parpol anggota koalisi bergabung lagi. “Peluang koalisi yang dipimpin Partai Demokrat itu sebenarnya masih cukup besar,” ujar dosen di Departemen Politik FISIP Universitas Airlangga itu kemarin (14/4).

Parpol anggota koalisi lama tersebut adalah Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Dari lima parpol tersebut, yang kecil kemungkinannya untuk bisa diajak bergabung adalah Partai Golkar. Sebab, partai tersebut telah memiliki calon presiden sendiri, yakni Aburizal Bakrie.

Sementara itu, bagi empat parpol yang lain, masih terbuka peluang untuk kembali diajak berkoalisi oleh SBY. “Di antara parpol tersebut, yang selama ini terbukti menjaga komitmen selama berkoalisi adalah PKB dan PAN,” ujar Fahrul.

Kalau melanjutkan koalisi, menurut Fahrul, Demokrat harus memiliki tokoh yang kuat untuk dijadikan calon presiden. Sebenarnya, Partai Demokrat tidak perlu repot-repot karena tinggal mengumumkan hasil konvensi calon presiden Partai Demokrat.

Saat ini berbagai survei konvensi Partai Demokrat menempatkan Dahlan Iskan di urutan pertama. Menurut Fahrul, sosok Dahlan Iskan sangat tepat diusung koalisi Partai Demokrat menjadi calon presiden melawan Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Melihat komposisi suara hasil pileg, Dahlan Iskan bisa disandingkan dengan Mahfud MD, capres dari PKB. Duet Dahlan Iskan-Mahfud MD sangat berpeluang mengalahkan Joko Widodo atau Prabowo. “Hanya, dua tokoh ini sama-sama dari Jawa Timur. Harus ada alasan yang bisa diterima publik,” ujar Fahrul. Namun, berkaca kepada Pilpres 2009, SBY dan Boediono juga sama-sama dari Jawa Timur dan bisa diterima masyarakat. “Kalau pasangan ini diusung, mesin partai harus bekerja lebih keras mengejar elektabilitas capres lain,” sambungnya.

Terpisah, Wasekjen DPP PPP Andi Nurpati mengungkapkan, partainya juga sedang mempertimbangkan skenario capres keempat di luar mainstream konfigurasi tiga capres yang ada sekarang. Yaitu, konfigurasi poros koalisi partai-partai tengah.

“Kami bicarakan semua kemungkinan, termasuk partai tengah yang kalau bergabung juga bisa mengusung sendiri (capres),” kata Andi Nurpati. Menurut dia, sesuai agenda awal, capres Demokrat itu akan diambil dari pemenang ajang konvensi capres yang dilaksanakan partainya.

“Kami di internal sudah menghitung-hitungnya, sebagaimana kami menghitung-hitung skenario yang lain,” papar politikus perempuan yang juga mantan anggota KPU tersebut.

Dia menambahkan, partainya masih memantau perkembangan komunikasi antarpartai hingga beberapa waktu ke depan. “Sabar saja, tunggu, kan masih ada waktu hingga sebelum 15 Mei (batas pendaftaran capres-cawapres, Red),” imbuhnya.

Komentar tak jauh berbeda dikemukakan Ruhut Sitompul. “Sekarang ramai bakal ada tiga capres. Tapi bukan tertutup kemungkinan ada empat pasangan capres dan cawapres,” kata Ruhut.

Dia menjelaskan, Ketua Umum Demokrat SBY sangat mahir dalam berkomunikasi dengan sejumlah parpol. “King maker (penentu) Demokrat ialah ‘profesor doktor’. Beliau (SBY) berpengalaman memimpin 10 tahun koalisi,” jelasnya.

Juru Bicara Komite Konvensi capres PD, Hinca Pandjaitan juga berpendapat senada dengan Ruhut. Hinca menyatakan, konvensi tetap dilanjutkan. Kecuali, lanjut dia, muncul perubahan mendesak dari Majelis Tinggi PD.

“Rencananya pengumuman pemenang konvensi tetap awal Mei. Masih ada harapan pemenang konvensi diusung capres. Semua tergantung dinamika politik yang berkembang,” jelasnya.

Waketum PD Max Sopacua menyatakan partainya kemungkinan besar akan merapat ke Gerindra. “Seperti apa yang pernah disampaikan Pak SBY, arahnya ke Gerindra,” kata Max saat dihubungi Senin (14/4).

Meski demikian, Max mengatakan belum ada keputusan resmi yang dibuat PD soal koalisi menuju Pilpres 2014. PD masih melihat perkembangan yang akan terjadi.

“Jadi ya kita lihat saja dulu yang mau mendekati kita siapa saja. Karena kita ada posisi strategis, kita bisa masuk dalam koalisi mana saja. Segalanya bisa terjadi, sekarang belum diputuskan,” paparnya.

Gagasan agar Partai Demokrat mempertahankan koalisi dinilai menarik oleh Bendahara DPP PKB Bambang Susanto. Menurut Bambang, wacana seperti itu sah-sah saja dan layak dipertimbangkan. Apalagi selama ini PKB relatif nyaman berkoalisi dengan Partai Demokrat.

Menurut Bambang, pada prinsipnya PKB masih membuka peluang untuk berkoalisi dengan parpol mana pun. Komunikasi yang intens dengan PDIP saat ini tidak menghalangi PKB untuk juga berkomunikasi dengan parpol lain. “Selama belum ada janur hijau melengkung, kami terbuka untuk siapa pun,” kata mantan wartawan kantor berita Jepang itu.

Sikap senada disampaikan Sekjen DPP PPP M. Romahurmuziy. Menurut dia, PPP masih membuka opsi apa pun dalam pilpres. “Baik berkoalisi ke sesama parpol Islam ataupun membangun koalisi nasionalis-religius,” tandasnya. (ano/dyn/c6/tom/jpnn/val/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/