29 C
Medan
Sunday, December 8, 2024
spot_img

JR Saragih Bangga dengan Gus Dur

Foto: Tonggo Sibarani/Metro Siantar
Ketua DPD Partai Demokrat Sumatera Utara JR Saragih saat berbuka puasa bersama pengurus Partai Demokrat Kota Padang Sidimpuan, Minggu (18/6).

PADANGSIDEMPUAN, SUMUTPOS.CO Keberagaman suku, budaya, dan agama di Sumatera Utara (Sumut) sangat rentan dibenturkan. Karenanya, Ketua DPD Partai Demokrat Sumut JR Saragih selalu meminta masyarakat untuk menjaga kerukunan umat beragama demi mempertahankan kesatuan dan kesatuan bangsa.

“Agama jangan dibenturkan hanya demi kepentingan kelompok maupun golongan. Apalagi, kerukunan beragama menjadi bagian dari Pancasila,” kata JR Saragih usai acara buka puasa bersama dengan kader Partai Demokrat Kota Padang Sidimpuan di Hotel Mega Prima, Padang Sidempuan, Sumatera Utara, Minggu (18/6).

JR Saragih yang juga Bupati Simalungun ini mengaku sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Pasalnya, sosok Gus Dur selalu mengutamakan kerukunan umat beragama.

“Kita harus berterima kasih kepada Gus Dur, karena melalui beliau semua agama diterima. Meskipun besar di pesantren, beliau bisa masuk ke semua kalangan. Dia bisa masuk ke gereja, dia sangat menghargai agama dan itulah yang harus dimiliki Indonesia, karena dari sanalah kekayaan Indonesia itu ada. Makanya jangan meninggalkan apa yang pernah dilakukan pendahulu kita,” kata pemilik nama lengkap Jopinus Ramli Saragih ini.

Disebutkannya, dengan kehadiran Gus Dur maka membuat masyarakat Indonesia bisa beribadah dengan nyaman. Untuk itu, dia selalu mengutamakan kerukunan umat beragama dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari, tanpa membeda agama satu dengan lainnya.

“Sah-sah saja jika masyarakat menilai sosok Gus Dur ada pada diri saya. Buat saya, tidak ada masalah dan saya mengapresiasi buat sebutan itu karena saya bangga dengan Gus Dur,” paparnya.

Lantas, bebankah dirinya jika dinilai menyerupai sifat Gus Dur yang selalu mengutamakan kerukunan umat beragama? “Kenapa harus dijadikan beban? Kita sebagai generasi penerus harus menghargai apa yang menjadi karya beliau, karena Gus Dur pernah memimpin Indonesia,” tukasnya. (osi/adz)

Foto: Tonggo Sibarani/Metro Siantar
Ketua DPD Partai Demokrat Sumatera Utara JR Saragih saat berbuka puasa bersama pengurus Partai Demokrat Kota Padang Sidimpuan, Minggu (18/6).

PADANGSIDEMPUAN, SUMUTPOS.CO Keberagaman suku, budaya, dan agama di Sumatera Utara (Sumut) sangat rentan dibenturkan. Karenanya, Ketua DPD Partai Demokrat Sumut JR Saragih selalu meminta masyarakat untuk menjaga kerukunan umat beragama demi mempertahankan kesatuan dan kesatuan bangsa.

“Agama jangan dibenturkan hanya demi kepentingan kelompok maupun golongan. Apalagi, kerukunan beragama menjadi bagian dari Pancasila,” kata JR Saragih usai acara buka puasa bersama dengan kader Partai Demokrat Kota Padang Sidimpuan di Hotel Mega Prima, Padang Sidempuan, Sumatera Utara, Minggu (18/6).

JR Saragih yang juga Bupati Simalungun ini mengaku sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Pasalnya, sosok Gus Dur selalu mengutamakan kerukunan umat beragama.

“Kita harus berterima kasih kepada Gus Dur, karena melalui beliau semua agama diterima. Meskipun besar di pesantren, beliau bisa masuk ke semua kalangan. Dia bisa masuk ke gereja, dia sangat menghargai agama dan itulah yang harus dimiliki Indonesia, karena dari sanalah kekayaan Indonesia itu ada. Makanya jangan meninggalkan apa yang pernah dilakukan pendahulu kita,” kata pemilik nama lengkap Jopinus Ramli Saragih ini.

Disebutkannya, dengan kehadiran Gus Dur maka membuat masyarakat Indonesia bisa beribadah dengan nyaman. Untuk itu, dia selalu mengutamakan kerukunan umat beragama dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari, tanpa membeda agama satu dengan lainnya.

“Sah-sah saja jika masyarakat menilai sosok Gus Dur ada pada diri saya. Buat saya, tidak ada masalah dan saya mengapresiasi buat sebutan itu karena saya bangga dengan Gus Dur,” paparnya.

Lantas, bebankah dirinya jika dinilai menyerupai sifat Gus Dur yang selalu mengutamakan kerukunan umat beragama? “Kenapa harus dijadikan beban? Kita sebagai generasi penerus harus menghargai apa yang menjadi karya beliau, karena Gus Dur pernah memimpin Indonesia,” tukasnya. (osi/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/