25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ical Dicap Seperti Raksasa, Kuat dan Pintar Lobi


JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti mengungkapkan saat ini tak mudah bagi para kader muda di Partai Golkar, untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum partai berlambang beringin itu. 

Pasalnya, mereka harus berhadapan dengan Ketua Umum Partai Golkar saat ini Aburizal Bakrie alias Ical, yang ingin kembali menjadi pemimpin dan memiliki kekuatan besar dalam partai.

“Tergantung kepada upaya mereka saat ini. Kenapa demikian? Karena, mereka harus melawan sebuah raksasa pemimpin golkar, ARB yang masih memiliki kekuatan politik yang cukup besar di internal,” ujar Ikrar dalam diskusi “Mampukah Munas Golkar Memunculkan Pemimpin Pro Perubahan?” di Jakarta Pusat, Minggu, (16/11).

Menurut Ikrar semakin semakin banyak calon ketua umum di Golkar yang ingin melawan Ical, justru akan semakin sulit untuk mengalahkannya. Ia menyarankan para calon itu justru seharusnya bersatu dan mengumpulkan kekuatan melawan seorang Ical. Hal itu, sambungnya, lebih baik sehingga menutup celah bagi Ical melakukan politik transaksional dan mempengaruhi kader-kader lainnya.

“Golkar ini adalah parpol yang sangat transaksional. Ical bukan tidak mungkin bisa melakukan politik memecah dan mengambil kekuatan lawan-lawan politiknya dengan berikan misalnya janji-janji politik tertentu pada calon-calon penantangnya iming-iming jabatan yang bisa mempengaruhi,” tegasnya.

Para calon ketum lainnya, kata Ikrar, harus menyusun strategi kekuatan baru jika ingin menggulingkan Ical dari kursi kepemimpinan Golkar. “Peluang itu kecil, selama mereka masih terpecah-pecah,” tandasnya. (flo/jpnn)


JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti mengungkapkan saat ini tak mudah bagi para kader muda di Partai Golkar, untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum partai berlambang beringin itu. 

Pasalnya, mereka harus berhadapan dengan Ketua Umum Partai Golkar saat ini Aburizal Bakrie alias Ical, yang ingin kembali menjadi pemimpin dan memiliki kekuatan besar dalam partai.

“Tergantung kepada upaya mereka saat ini. Kenapa demikian? Karena, mereka harus melawan sebuah raksasa pemimpin golkar, ARB yang masih memiliki kekuatan politik yang cukup besar di internal,” ujar Ikrar dalam diskusi “Mampukah Munas Golkar Memunculkan Pemimpin Pro Perubahan?” di Jakarta Pusat, Minggu, (16/11).

Menurut Ikrar semakin semakin banyak calon ketua umum di Golkar yang ingin melawan Ical, justru akan semakin sulit untuk mengalahkannya. Ia menyarankan para calon itu justru seharusnya bersatu dan mengumpulkan kekuatan melawan seorang Ical. Hal itu, sambungnya, lebih baik sehingga menutup celah bagi Ical melakukan politik transaksional dan mempengaruhi kader-kader lainnya.

“Golkar ini adalah parpol yang sangat transaksional. Ical bukan tidak mungkin bisa melakukan politik memecah dan mengambil kekuatan lawan-lawan politiknya dengan berikan misalnya janji-janji politik tertentu pada calon-calon penantangnya iming-iming jabatan yang bisa mempengaruhi,” tegasnya.

Para calon ketum lainnya, kata Ikrar, harus menyusun strategi kekuatan baru jika ingin menggulingkan Ical dari kursi kepemimpinan Golkar. “Peluang itu kecil, selama mereka masih terpecah-pecah,” tandasnya. (flo/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/