JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pertemuan dua kubu di internal Partai Golkar yang berlangsung Senin (15/6) malam di Hotel Sultan, Jakarta, belum menyepakati siapa yang akan meneken SK penetapan calon yang akan diusung di pilkada Desember mendatang.
Bahkan, menurut Juru Bicara Golkar kubu Agung Laksono, Leo Nababan, pertemuan hanya menghasilkan sesuatu yang sifatnya aneh dan tidak jelas. Yakni, menyepakati bakal ada pertemuan lagi Jumat pekan depan, untuk membahas kriteria dan visi misi calon yang akan diusung.
Menurut leo, materi yang akan dibahas pada pertemuan lanjutan pekan depan itu tidak penting. “Ya memang aneh-aneh ini. Tapi karena niat kita tulus, ya kita terima,” ujar Leo Nababan kepada JPNN, Selasa (16/6).
Leo menyebut, hal terpenting yang mestinya segera dicarikan titik temu adalah siapa yang akan meneken SK pencalonan. Tapi diakui, memang bukan hal gampang mencari kesepakatan poin keempat kesepakatan pihak Aburizal Bakrie dan Agung Laksono pada 30 Mei.
“Orang itu (kubu Ical, red) ngotot Munas Riau, ya kami tolak karena yang punya SK kami, itu harga mati,” ujar Leo. Karenanya, Leo yakin pertemuan lanjutan juga tidak akan menghasilkan apa pun.
“Mereka sepertinya buying time karena tahu ujung-ujungnya tak punya hak mengajukan calon. Yang pasti, tanpa mereka, kami akan tetap jalan, penjaringan jalan, musda juga terus jalan. Sudah 13 provinsi musda, untuk Sumut diharapkan Ramadan ini semua sudah musda,” kata Leo.
Leo mengklaim, musda merupakan aspirasi kader tingkat bawah, yang tidak mau pengurus yang sudah habis masa jabatannya masih saja tetap di struktur partai. (sam/jpnn)