MEDAN, SUMUTPOS.CO – Parpol berlambang banteng moncong putih (PDIP) belum mengumumkan siapa bakal calon (balon) Wali Kota Medan yang akan mereka usung di Pilkada Medan Desember 2020. Sementara ada dua balon yang sama-sama berminat diusung oleh partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut, yakni Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution dan menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Arif Nasution. Alhasil, Akhyar mulai melirik parpol lain. Pekan lalu, Akhyar menerima dukungan dari DPP Demokrat untuk maju di Pilkada Medan.
Mengetahui perkembangan tersebut, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Medan mengaku terkejut. Pasalnya, Akhyar merupakan kader murni PDI Perjuangan Dan selaku kader PDIP, Akhyar belum ada berkoordinasi dengan DPC PDIP Medan, untuk menerima dukungan dari partai besutan mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
“Iya, kami di DPC PDIP Medan terkejut adanya kabar itu. Beliau itu kader murni PDIP, tetapi tiba-tiba mendapatkan dukungan dari partai lain. Enggak pernah ada koordinasi sebelumnya dengan kita. Kita ‘kan partai dengan perolehan 10 kursi di DPRD Medan. Sebenarnya tanpa berkoalisi pun kita bisa mengusung sendiri, walaupun bila berkoalisi mungkin lebih baik,” kata Sekretaris DPC PDIP Medan, Robi Barus kepada Sumut Pos, Selasa (16/6).
Pun begitu, menurut Robi, PDIP menghargai langkah yang diambil oleh Akhyar dalam menerima dukungan dari parpol lain. “Ya itu hak beliau. Mungkin beliau punya pertimbangan sendiri,” katanya.
Apakah langkah Akhyar yang mulai mencari dukungan di luar PDIP, sebagai tanda awal akan beralihnya Akhyar ke partai lain karena diduga dirinya tidak mendapatkan dukungan dari PDIP untuk maju di Pilkada Medan, Robi mengaku tidak tahu.
“Oh itu nggak tahu. Sampai saat ini, Akhyar adalah kader murni PDIP. Dan semua kader PDIP punya peluang yang sama untuk maju dan diusung oleh partai,” jawabnya.
Tentang langkah Akhyar menerima dukungan dari DPP Demokrat, tanpa ada koordinasi terlebih dahulu dengan DPC PDIP, Robi mengaku, DPC tidak akan mengambil langkah apapun. “Kami di DPC selalu bersikap patuh dengan DPP. Untuk setiap keputusan, kami selalu wait and see (menunggu dan melihat). Untuk sikap beliau, ya kita hargai saja. Nanti biar DPP PDIP saja yang menilai,” tandasnya.
Peluang Koalisi Demokrat-PKS
Di sisi lain, DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Medan menyikapi santai dukungan yang diberikan Demokrat kepada Akhyar. Menurut PKS, setiap partai berhak mengambil sikap masing-masing dalam berpolitik.
“Itu hak Demokrat. Sejauh ini baru partai PKS dan Demokrat yang sudah melaunching siapa bakal calon Wali Kota Medan yang akan diusung. Itu bagus, dan bentuk demokrasi yang sehat. Sebab setiap partai punya kewajiban menciptakam kader-kadernya yang sehat untuk maju sebagai pilihan,” jawab Ketua DPD PKS Kota Medan, Salman Alfarisi kepada Sumut Pos, Selasa (16/6).
Salman mengakui, untuk Kota Medan, peluang Partai Demokrasi berkoalisi dengan PKS sangat besar. Sebab selama ini koordinasi sudah ada di antara pengurus pusat kedua partai. “ Tapi kita juga tidak menutup diri berkoalisi dengan partai lain,” jelasnya.
Namun Salman juga mengatakan, dukungan yang diberikan Demokrat kepada Akhyar tidak otomatis membuat PKS akan mendukung Akhyar. Sebab, PKS dan Demokrat belum melakukan pembahasan final terkait siapa nama yang akan diusung sebagai Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan jika keduanya jadi berkoalisi.
“Masih dibahas oleh DPP, keputusan belum final. Tidak tertutup kemungkinan bagi PKS dan Demokrat untuk mendukung Akhyar dan tokoh-tokoh lainnya di Pilkada Medan,” tegasnya.
Soal keinginan PKS untuk mengusung kadernya sendiri, Salman membenarkan keinginan itu tetap ada. “Namun PKS tetap terbuka dengan semua partai. PKS tentu akan memilih yang terbaik untuk Kota Medan,” tutupnya. (map)