30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ical Mandek, Priyo Melejit

Ical dan Priyo
Ical dan Priyo

SUMUTPOS.CO – Jelang Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke – IV Partai Golkar, elektabilitas Aburizal Bakrie (Ical) sebagai calon presiden cenderung stagnan  alias mandek. Sekalipun iklannya di media televisi sangat gencar, tingkat elektabilitasnya masih stagnan. Bahkan angkanya makin didekati dua kader Partai Golkar lainnya, Jusuf Kalla dan Priyo Budi Santoso.

Temuan dari survei terbaru Lembaga Klimatologi Politik (LKP) menyebutkan, elektabilitas Ical sebagai capres sulit menembus angka 20 persen. Pada survei terakhir LKP yang dilakukan pada 1 hingga 10 November 2013 di 34 provinsi, dengan responden sebanyak 1.070 orang itu, elektabikitas Ical masih terpaku di angka 19,6 persen.

“Ini berbanding terbalik dengan elektabilitas Jokowi yang terus berkibar melampui angka 30 persen. Bahkan, dibandingkan dengan capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Capres Partai Hanura Wiranto, elektabilitas Ical juga semakin tertinggal,” kata CEO Lembaga Klimatologi Politik (LKP), Usman Rachman, di Hotel Atlet Century, Senayan, Minggu (17/11).

Dengan melihat hasil ini, menurut Usman, sulit bagi Ical untuk memenangkan Pilpres 2014, sekalipun Partai Golkar berpeluang menjadi pemenang Pemilu Legislatif 2014. Terlebih,  banyak responden yang mengenal Ical karena kasus Lapindo sebanyak 34,9 persen. Hanya 25,7 persen responden yang mengenal Ical sebagai calon presiden. Sisanya yang mengenal Ical sebagai ketua umum Golkar yakni 19,9 persen, dan mengenal sebagai pengusaha 19,5 persen.

“Kami sengaja melakukan survei ini untuk mengetahui perkembangan elektabilitas capres Partai Golkar Aburizal Bakrie, dan kemungkinan munculnya capres alternatif dari internal Golkar. Dan sepertinya Golkar harus segera mencari capres alternatif lainnya,” papar Usman.

Dia mengaku surveinya menggunakan metode wawancara yang dipandu kuesioner, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin error +/- 3 persen itu.

Dalam hasil survei tersebut menunjukkan elektabilitas Ical 19,6 persen terus ditempel Jusuf Kalla 15,2 persen. Bahkan tokoh muda partai ini, Priyo Budi Santoso, melejit  menempel Ical dan Jusuf Kalla dengan angka 13,9 persen.  Kemudian, Akbar Tandjung 7,9 persen, Fadel Muhammad 6,7 persen, Agung Laksono 4,2 persen, Idrus Marham 3,5 persen, Sharif Cicip S 2 persen, Theo L Sambuaga 1,7 persen, Hajriyanto Tohari 1,5 persen, Setya Novanto 0,2 persen, rahasia 17,7 persen, belum menentukan pilihan 5,9 persen.

Yang mengagumkan adalah Pryo terus melejit. Padahal selama ini, kata Usman, belum bergerak menyosialisasikan diri sebagai capres. Priyo bahkan cenderung ikut menyosialisasikan pencapresan Ical, namun faktanya popularitasnya menunjukan angka popularitas yang cukup tinggi, yakni  73,6 persen. Angka ini masih di bawah Jusuf Kalla (95,5 persen), Ical (91,2 persen), dan Akbar Tandjung (86,4 persen).

“Jadi peluang elektabilitas Priyo untuk terus meningkat masih sangat kuat. Terlebih kalau sosialisasi Priyo digencarkan,” kata Usman.

Karena itu, Usman menyarankan Partai Golkar perlu membuka peluang capres alternatif karena berdasarkan survei-survei yang diadakan LKP sejak 2012, termasuk hasil survei November ini, elektabilitas Aburizal Bakrie selalu di bawah capres lain seperti  Joko Widodo, Prabowo, Wiranto, atau Megawati.

“Ini akan menunjukkan kesan ke publik bahwa Golkar tidak kekurangan kader berkualitas dan potensial,” katanya. (dms/jpnn)

Ical dan Priyo
Ical dan Priyo

SUMUTPOS.CO – Jelang Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke – IV Partai Golkar, elektabilitas Aburizal Bakrie (Ical) sebagai calon presiden cenderung stagnan  alias mandek. Sekalipun iklannya di media televisi sangat gencar, tingkat elektabilitasnya masih stagnan. Bahkan angkanya makin didekati dua kader Partai Golkar lainnya, Jusuf Kalla dan Priyo Budi Santoso.

Temuan dari survei terbaru Lembaga Klimatologi Politik (LKP) menyebutkan, elektabilitas Ical sebagai capres sulit menembus angka 20 persen. Pada survei terakhir LKP yang dilakukan pada 1 hingga 10 November 2013 di 34 provinsi, dengan responden sebanyak 1.070 orang itu, elektabikitas Ical masih terpaku di angka 19,6 persen.

“Ini berbanding terbalik dengan elektabilitas Jokowi yang terus berkibar melampui angka 30 persen. Bahkan, dibandingkan dengan capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Capres Partai Hanura Wiranto, elektabilitas Ical juga semakin tertinggal,” kata CEO Lembaga Klimatologi Politik (LKP), Usman Rachman, di Hotel Atlet Century, Senayan, Minggu (17/11).

Dengan melihat hasil ini, menurut Usman, sulit bagi Ical untuk memenangkan Pilpres 2014, sekalipun Partai Golkar berpeluang menjadi pemenang Pemilu Legislatif 2014. Terlebih,  banyak responden yang mengenal Ical karena kasus Lapindo sebanyak 34,9 persen. Hanya 25,7 persen responden yang mengenal Ical sebagai calon presiden. Sisanya yang mengenal Ical sebagai ketua umum Golkar yakni 19,9 persen, dan mengenal sebagai pengusaha 19,5 persen.

“Kami sengaja melakukan survei ini untuk mengetahui perkembangan elektabilitas capres Partai Golkar Aburizal Bakrie, dan kemungkinan munculnya capres alternatif dari internal Golkar. Dan sepertinya Golkar harus segera mencari capres alternatif lainnya,” papar Usman.

Dia mengaku surveinya menggunakan metode wawancara yang dipandu kuesioner, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin error +/- 3 persen itu.

Dalam hasil survei tersebut menunjukkan elektabilitas Ical 19,6 persen terus ditempel Jusuf Kalla 15,2 persen. Bahkan tokoh muda partai ini, Priyo Budi Santoso, melejit  menempel Ical dan Jusuf Kalla dengan angka 13,9 persen.  Kemudian, Akbar Tandjung 7,9 persen, Fadel Muhammad 6,7 persen, Agung Laksono 4,2 persen, Idrus Marham 3,5 persen, Sharif Cicip S 2 persen, Theo L Sambuaga 1,7 persen, Hajriyanto Tohari 1,5 persen, Setya Novanto 0,2 persen, rahasia 17,7 persen, belum menentukan pilihan 5,9 persen.

Yang mengagumkan adalah Pryo terus melejit. Padahal selama ini, kata Usman, belum bergerak menyosialisasikan diri sebagai capres. Priyo bahkan cenderung ikut menyosialisasikan pencapresan Ical, namun faktanya popularitasnya menunjukan angka popularitas yang cukup tinggi, yakni  73,6 persen. Angka ini masih di bawah Jusuf Kalla (95,5 persen), Ical (91,2 persen), dan Akbar Tandjung (86,4 persen).

“Jadi peluang elektabilitas Priyo untuk terus meningkat masih sangat kuat. Terlebih kalau sosialisasi Priyo digencarkan,” kata Usman.

Karena itu, Usman menyarankan Partai Golkar perlu membuka peluang capres alternatif karena berdasarkan survei-survei yang diadakan LKP sejak 2012, termasuk hasil survei November ini, elektabilitas Aburizal Bakrie selalu di bawah capres lain seperti  Joko Widodo, Prabowo, Wiranto, atau Megawati.

“Ini akan menunjukkan kesan ke publik bahwa Golkar tidak kekurangan kader berkualitas dan potensial,” katanya. (dms/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/