JAKARTA- Menjelang deklarasi Prabowo-Hatta Rajasa di Rumah Polonia, langit Jakarta mendung. Bahkan, di atas Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, tempat Rumah Polonia berada, langit hitam dan halilintar sahut menyahut.
Sejumlah elit pendukung pasangan ini menjadi saksi gemuruh tersebut. Diantaranya Ketua Umum Gerindra Suhardi, Ketua MPP Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminuddin, Presiden PKS Anis Matta, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, Ketua Partai Bulan Bintang (PBB) MS Kaban, Sekjen Golkar Idrus Marham dan lain-lain. Hadir pula sejumlah menteri dari PAN dan Golkarn
Deklarasi Hatta dibuka dengan pembacayaan ayat suci Al Quran Surat Ali Imron ayat 23. Secara substansial, ayat ini terkait dengan kekuasaan, dan Tuhan menghendaki kekuasaan bagi siapa saja dan mencabut kekuasaan dari siapa saja. Acara kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
“Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi kita semua karena pemimpin pengusung perubahan bangsa telah resmi dideklarasikan. Kami mohon doa restu kepada rakyat Indonesia atas pencalonan Prabowo–Hatta,” kata Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi saat deklarasi.
Pasangan Prabowo–Hatta, menurut Suhardi, merupakan sosok pemimpin yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia saat ini. Latar belakang Prabowo di bidang militer serta Hatta yang telah berpengalaman di pemerintahan saling melengkapi satu sama lain.
Prestasi Prabowo di bidang militer sangat membanggakan, salah satunya adalah keberhasilan tim pendakian Everest serta operasi Mapenduma. Begitu juga dengan Hatta saat menjadi Menko Perekonomian, Indonesia berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang pesat.
“Keduanya merupakan sosok yang nasionalis, berani, jujur, religius, dan tentunya punya integritas sebagai seorang pemimpin,” demikian Suhardi.
Bukan tanpa alasan bila deklarasi duet Prabowo-Hatta Rajasa digelar di Rumah Polonia, Jalan Cipinang Cempedak I No.29, Jakarta Timur. Rumah Polonia ini merupakan bagian penting dari jejak sejarah Indonesia. Di rumah inilah Presiden RI pertama, Soekarno, sempat tinggal.
Disebut Rumah Polonia karena di dekat rumah ini dulunya sering dijadikan anak-anak Polandia untuk bermain. Rumah ini berada di Cipinang Cempedak I Nomor 29, Jakarta Timur. Di rumah ini juga dulu Presiden Soekarno tinggal bersama istri termudanya, Yurike Sanger.
Yuri, adalah istri termuda Soekarno. Saat dinikahi, Yuri masih duduk di kelas II SMA. Sementara itu, Yuri tetap tinggal di rumah ini ketika Soekarno diisolasi di Wisma Yaso, Jakarta Selatan.
Setelah itu, rumah ini terus berpindah tangan. Rumah ini misalnya pernah dibeli mantan Jenderal Makmun Murod.
Saat ini, di rumah tersebut ada masjid. Bahkan ada juga beberapa santri yang sudah hafal Al Quran, maupun sedang belajar menjadi penghafal Al Qur-an. (ysa/wid/rm/tom)