32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Anies-AHY di Pilpres 2024, Lokot: Negara Tahu Mana yang Tulus

SUMUTPOS.CO – Koalisi Perubahan, merupakan gabungan Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS, yang mengusung bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan. Hal ini dinilai tepat, karena dengan kesadaran Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melihat keinginan masyarakat, atas perubahan dan perbaikan di Tanah Air.

Hal tersebut disampaikan Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, Muhammad Lokot Nasution, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/1). Menurutnya, setiap ada kesempatan bertemu kader dan masyarakat di Sumut, pertanyaan ‘Anis-AHY kapan deklarasi?’ sering kali ditanyakan.

“Atas pertanyaan ini, maka pada setiap kesempatan pertemuan dengan Ketum AHY, kami dari Sumut juga menyampaikan aspirasi kelompok akar rumput,” ungkap Lokot.

Lokot pun memohon doanya kepada seluruh masyarakat, agar segera terwujud koalisi yang mengarah kepada perubahan dan perbaikan, agar Indonesia bisa berubah menjadi lebih baik, serta diizinkan oleh Allah Subhanahu wa Taala, Tuhan yang Maha Esa.

“Semoga Mas Ketum kuat memikul beban ini, dan tahu betul apa keinginan dari akar rumput,” harapnya.

Disinggung terkait Sekretariat Bersama (Sekber) NasDem, Partai Demokrat, dan PKS di Sumut, Lokot menjelaskan, hal tersebut merupakan langkah awal untuk menjawab angin perubahan yang semakin tidak terbendung. Menurutnya, sekber juga bisa menjadi wadah dan ruang diskusi bagi agen-agen perubahan yang masih tersebar di 8 penjuru mata angin, atau yang malu-malu kucing. Dan juga sebagai tempat untuk menganalisis apa yang salah dari kondisi hari ini, mana yang perlu diubah, atau cukup diperbaiki.

“Pada akhirnya sekber adalah langkah kita untuk menjemput takdir Tuhan untuk hari esok yang lebih baik,” tutur Lokot.

Lokot pun mengaku kenal betul sosok AHY, karena ada keinginan untuk melakukan perubahan di Tanah Air ini. Bukan karena ambisi politik semata, tapi untuk memberikan perjuangan ke arah Indonesia lebih baik ke depannya.

“Sebagai Ketua DPD Demokrat Sumut, saya tahu dan paham betul cita-cita Ketum saya itu. Aku ini anak Medan bos, susah diatur, apalagi kalau yang ngatur itu enggak jelas. Tapi AHY ini barang bagus dari sananya, Bang Edy Rahmayadi (Gubernur Sumut) bilang, IQ kawan itu (AHY) 146. Artinya kemampuan Ketum di atas rata-rata, kalau tidak mau disebut jenius. Ada kelebihan dari Tuhan secara fisik dan cara berpikirnya, makanya kita bermakmum padanya (AHY) dalam kehidupan politik ini,” ujarnya lagi.

Dia pun menjelaskan, mungkin AHY belum pernah jadi menteri atau jadi gubernur, tapi anak muda itu pernah mempertaruhkan nyawanya demi menciptakan perdamaian di Aceh, Libanon, dan lainnya.

“Ketum AHY tak pernah mengumbar itu sebagai sebuah kebanggan, karena membela bangsa ini adalah darah yang diwariskan oleh leluhurnya, gen pejuang itu ada padanya. Mungkin besok saya akan ditegur Ketum karena mengumbar hal ini. Tapi tak apalah, yang saya sampaikan ini adalah rasa bangga, dukungan, dan kewajiban yang harus saya sampaikan, agar negara tahu mana yang tulus dan mana yang pecitraan, untuk mengejar kepentingan kelompoknya,” pungkas Lokot. (gus/saz)

SUMUTPOS.CO – Koalisi Perubahan, merupakan gabungan Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS, yang mengusung bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan. Hal ini dinilai tepat, karena dengan kesadaran Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melihat keinginan masyarakat, atas perubahan dan perbaikan di Tanah Air.

Hal tersebut disampaikan Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, Muhammad Lokot Nasution, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/1). Menurutnya, setiap ada kesempatan bertemu kader dan masyarakat di Sumut, pertanyaan ‘Anis-AHY kapan deklarasi?’ sering kali ditanyakan.

“Atas pertanyaan ini, maka pada setiap kesempatan pertemuan dengan Ketum AHY, kami dari Sumut juga menyampaikan aspirasi kelompok akar rumput,” ungkap Lokot.

Lokot pun memohon doanya kepada seluruh masyarakat, agar segera terwujud koalisi yang mengarah kepada perubahan dan perbaikan, agar Indonesia bisa berubah menjadi lebih baik, serta diizinkan oleh Allah Subhanahu wa Taala, Tuhan yang Maha Esa.

“Semoga Mas Ketum kuat memikul beban ini, dan tahu betul apa keinginan dari akar rumput,” harapnya.

Disinggung terkait Sekretariat Bersama (Sekber) NasDem, Partai Demokrat, dan PKS di Sumut, Lokot menjelaskan, hal tersebut merupakan langkah awal untuk menjawab angin perubahan yang semakin tidak terbendung. Menurutnya, sekber juga bisa menjadi wadah dan ruang diskusi bagi agen-agen perubahan yang masih tersebar di 8 penjuru mata angin, atau yang malu-malu kucing. Dan juga sebagai tempat untuk menganalisis apa yang salah dari kondisi hari ini, mana yang perlu diubah, atau cukup diperbaiki.

“Pada akhirnya sekber adalah langkah kita untuk menjemput takdir Tuhan untuk hari esok yang lebih baik,” tutur Lokot.

Lokot pun mengaku kenal betul sosok AHY, karena ada keinginan untuk melakukan perubahan di Tanah Air ini. Bukan karena ambisi politik semata, tapi untuk memberikan perjuangan ke arah Indonesia lebih baik ke depannya.

“Sebagai Ketua DPD Demokrat Sumut, saya tahu dan paham betul cita-cita Ketum saya itu. Aku ini anak Medan bos, susah diatur, apalagi kalau yang ngatur itu enggak jelas. Tapi AHY ini barang bagus dari sananya, Bang Edy Rahmayadi (Gubernur Sumut) bilang, IQ kawan itu (AHY) 146. Artinya kemampuan Ketum di atas rata-rata, kalau tidak mau disebut jenius. Ada kelebihan dari Tuhan secara fisik dan cara berpikirnya, makanya kita bermakmum padanya (AHY) dalam kehidupan politik ini,” ujarnya lagi.

Dia pun menjelaskan, mungkin AHY belum pernah jadi menteri atau jadi gubernur, tapi anak muda itu pernah mempertaruhkan nyawanya demi menciptakan perdamaian di Aceh, Libanon, dan lainnya.

“Ketum AHY tak pernah mengumbar itu sebagai sebuah kebanggan, karena membela bangsa ini adalah darah yang diwariskan oleh leluhurnya, gen pejuang itu ada padanya. Mungkin besok saya akan ditegur Ketum karena mengumbar hal ini. Tapi tak apalah, yang saya sampaikan ini adalah rasa bangga, dukungan, dan kewajiban yang harus saya sampaikan, agar negara tahu mana yang tulus dan mana yang pecitraan, untuk mengejar kepentingan kelompoknya,” pungkas Lokot. (gus/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/