Dia pun mengungkapkan, pada 2 dan 3 November nanti, Anies Baswedan akan turun ke Sumut untuk menyapa masyarakat. Mengawali kunjungan di Langkat, Binjai, Pematangsiantar, Simalungun dan Asahan. “Kalau simpul relawan terus diperkuat dengan partai. Kita pengen capres menang, parlemennya juga menang. Stabilitas politiknya seperti itu,” pungkasnya.
Di sisi lain, DPD Partai Gerindra Sumut juga optimis pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mampu memetik kemenangan 60 persen di Pilpres 2024, khususnya di Provinsi Sumut ini. “Gerindra Sumut optimis suara Prabowo-Gibran di atas 60 persen pada Pilpres 2024 nanti,” kata Sekretaris Partai Gerindra Sumut, Sugiat Santoso kepada Sumut Pos.
Dalam pemetaan Gerindra Sumut, kata Sugiat, lumbung suara Prabowo Subianto dan Gibran berada di Panuli Bagian Selatan (Tabagsel), dan daerah Pantai Timur seperti Medan, Deliserdang, Langkat, Asahan, Labuhanbatu Raya, dan sekitarnya. “Kabupaten/kota di Sumut yang akan menjadi basis suara Prabowo Gibran adalah basis di mana suara Prabowo pada Pilpres 2019 dan ditambah daerah basis pendukung Pak Jokowi pada Pilpres 2019. Seperti Tapanuli Bagian Utara, dan sekawasan pulau Nias,” ungkapnya.
Sugiat juga menambahkan, sosok Gibran yang milenial membuat peluang besar perolehan suara dari kaum anak muda. Diperkirakan, ini akan mendongkrak suara Prabowo Subianto di Sumut nantinya. “Belum lagi ditambah dukungan dari kelompok muda atau milineal, yang jumlahnya di atas 40 persen, yang akan mendukung Gibran,” klaim Sugiat.
Pasca pendaftaran Prabowo dan Gibran di KPU RI di Jakarta kemarin, Suagiat mengatakan, Gerindra Sumut akan berkordinasi dengan partai pengusung di Sumut, seperti PAN, Golkar, PSI dan partai lainnya. “Kemudian, pendukung lainnya yang tergabung di Koalisi Indonesia Maju untuk menyusun tim pemenangan Prabowo Gibran di tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota se Sumut,” tandasnya.
Sementara, pengamat politik dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Rafriandi Nasution mengungkapkan, saat ini hasil survei belum terlalu menjadi pusat perhatian bagi para paslon. Menurutnya, para paslon masih fokus melakukan pembenahan secara internal dan eksternal. “Dinamika Pilpres ini masih terus dipengaruhi faktor-faktor internal dan eksternal,” kata Rafriandi kepada Sumut Pos, Minggu (28/10).
Dia menilai, meski dari hasil survei paslon Amin selalu berada di peringkat ketiga, tapi secara kondisi paslon ini masih aman dan kondusif dibanding Ganjar-Mahfud dan Prabowo dan Gibran yang masih saling lempar ucapan, atas pencawapresan Gibran. “Kalau kita lihat, yang sedikit aman dan nyaman dari sisi waktu, dari sisi konsolidasi, dan dari sisi tidak ada riak-riak, ya pasangan Amin. Di satu sisi mereka menang waktulah, menang konsolidasi, menang masuk TV, menang menjumpai rakyat, lebih cair karena tidak ada menghalangi mereka menjumpai rakyat,” ujarnya.
Rafriandi juga menegaskan, opini yang sempat berkembang bahwa Anies tidak ikut Pilpres 2024 terbantahkan. Terbukti, Anies berpasangan dengan Muhaimin menjadi paslon pertama yang mendaftarkan ke KPU pada 19 Oktober lalu.
Sementara untuk pasangan Ganjar-Mahfud yang mengusung tagline berkelanjutan, yakni melanjutkan pemerintahan Presiden Joko Widodo, dinilai Rafriandi menjadi dilema. Pasalnya, diusungnya Mahfud MD sebagai Cawapres Ganjar, adalah untuk memberi warna khusus kalau pasangan ini akan fokus pada penegakan hukum. Di mana Mahfud MD dikenal sangat vokal dalam penegakan hukum di Indonesia. “Di satu sisi pasangan Ganjar-Mahfud memberikan harapan dalam penegakan hukum.
Tapi tagline berkelanjutan yang mereka usung, seakan ingin melanjutkan program Presiden Jokowi. Sementara, penegakan hukum di era Jokowi menjadi sorotan publik, termasuk semakin meningkat korupsi di Indonesia ini. Sehingga ini akan menjadi dilema bila tetap mengusung tagline berkelanjutan. Pasangan Ganjar-Mahfud bisa terpojokkan dengan track record dua periode Jokowi ini. Karena, tendensi korupsi meningkat,” jelas Rafriandi.
Selain itu, lanjut Rafriandi, Ganjar-Mahfud juga akan dirugikan dengan diusungnya putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo. Menurutnya, suara PDI Perjuangan di Pemilu 2019 lalu, lebih dominan suara masyarakat yang memilih Jokowi. Karenanya, dia memprediksi suara PDI Perjuangan dan Ganjar-Mahfud akan tergerus di Pilpres 2024.
“Bisa dikatakan, 80 persen suara PDI Perjuangan karena Jokowi. Sisanya, 20 persen dari mendukung Megawati. Makanya di Pemilu 2024, Jokowi dapat dipastikan akan mendukung dan membela anaknya bersama Prabowo. Hal ini akan membuat dinamika dan gunjang-ganjing meningkat. Jadi, nepotismenya kelihatan,” ujarnya.
Diakuinya, pada Pilpres nanti, pertarungan yang paling seru khususnya di Sumut, akan terjadi antara Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran. “Karena mereka akan saling rebut suara di lumbung suara yang sama.
Pasar suaranya sama. Nanti mereka lebih banyak bertarung di wilayah utara, plus Kepulauan Nias. Sedangkan pasar suara di Langkat, Binjai, Medan, Tebingtinggi, Simalungun hingga Mandailing Natal, itu sebagian untuk Amin,” ungkapnya. (map/gus/adz)