28.9 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Modus Dosen Tua Bimbing Mahasiswi di Ruang Tertutup

SUMUTPOS.CO – Hidup Tongat (52), nama palsu, berubah total setelah istrinya meninggal dunia beberapa tahun lalu. Dia merasa sangat kesepian. Perangainya juga berubah.

Sebelum ditinggal sang istri untuk selama-lamanya, Tongat dikenal sebagai dosen killer. Namun belakangan semuanya berubah. Kini dia lebih genit kepada mahasiswi. Salah satu korban kegenitan Donwori adalah Butet (22), nama palsu.

“Padahal, sebelumnya kalau membimbing itu galak banget, lho. Diajak ketemu susah. Sekarang, malah menawari ketemu. Disuruh sendirian lagi. Di ruangan, ya, cuma berdua. Saya, ya, mau-mau saja. Namanya juga butuh,” ujar Butet beberapa waktu lalu.

Tongat juga melancarkan aksinya kepada beberapa mahasiswi lainnya. Semua mahasiswi dia bimbing secara privat di ruangan tertutup.

Sikap itu ternyata merupakan salah satu cara untuk mencari pendamping hidup. Setelah mendekati beberapa mahasiswi, Tongat menjatuhkan pilihan pada Butet.

“walnya saya memang berniat membimbing. Tapi, kok malah kepincut. Saya kebetulan juga sedang mencari istri. Usia maksimal 35 tahun,” ujar Tongat.

Sementara itu, Butet juga tak menutup hatinya. Dia menerima cinta Tongat. Rupanya, Butet juga sedang mencari pasangan hidup. Namun, dia tak mau diajak pacaran. Butet makin klepek-klepek karena dijanjikan kehidupan mewah.

“Katanya nanti biaya kuliah S-2 saya juga ditanggung. Semua kebutuhan juga dipenuhi. Minta apa pun bakal dituruti. Saya juga mau dibelikan rumah baru. Saya ho’oh saja. Itung-itung masa depan saya sudah ada yang menjamin,” ujar Butet.(jpnn)

SUMUTPOS.CO – Hidup Tongat (52), nama palsu, berubah total setelah istrinya meninggal dunia beberapa tahun lalu. Dia merasa sangat kesepian. Perangainya juga berubah.

Sebelum ditinggal sang istri untuk selama-lamanya, Tongat dikenal sebagai dosen killer. Namun belakangan semuanya berubah. Kini dia lebih genit kepada mahasiswi. Salah satu korban kegenitan Donwori adalah Butet (22), nama palsu.

“Padahal, sebelumnya kalau membimbing itu galak banget, lho. Diajak ketemu susah. Sekarang, malah menawari ketemu. Disuruh sendirian lagi. Di ruangan, ya, cuma berdua. Saya, ya, mau-mau saja. Namanya juga butuh,” ujar Butet beberapa waktu lalu.

Tongat juga melancarkan aksinya kepada beberapa mahasiswi lainnya. Semua mahasiswi dia bimbing secara privat di ruangan tertutup.

Sikap itu ternyata merupakan salah satu cara untuk mencari pendamping hidup. Setelah mendekati beberapa mahasiswi, Tongat menjatuhkan pilihan pada Butet.

“walnya saya memang berniat membimbing. Tapi, kok malah kepincut. Saya kebetulan juga sedang mencari istri. Usia maksimal 35 tahun,” ujar Tongat.

Sementara itu, Butet juga tak menutup hatinya. Dia menerima cinta Tongat. Rupanya, Butet juga sedang mencari pasangan hidup. Namun, dia tak mau diajak pacaran. Butet makin klepek-klepek karena dijanjikan kehidupan mewah.

“Katanya nanti biaya kuliah S-2 saya juga ditanggung. Semua kebutuhan juga dipenuhi. Minta apa pun bakal dituruti. Saya juga mau dibelikan rumah baru. Saya ho’oh saja. Itung-itung masa depan saya sudah ada yang menjamin,” ujar Butet.(jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/