25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Berbohong Demi Kebahagiaan Istri

SUMUTPOS.CO – Pernikahan Tongat dan Butet telah berlangsung selama 4 tahun. Namun mereka belum dikaruniai anak. Alhasil, mereka pun jadi gunjingan tetangga dan keluarga.

“Kok belum mempunyai anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?” bisik-bisik tetangga yang belakangan menjadi berisik.

Tak tahan mendengar gunjingan itu, Tongat dan Butet diam-diam pergi ke seorang dokter untuk konsultasi dan memeriksakan kesuburan masing-masing.

Hasil lab mengungkapkan, ternyata Butet mandul. Pun begitu, Tongat tak mempermasalahkannya. Dia tetap berharap ada keajaiban dan bisa segera memiliki anak.

Mengetahui hasil lab itu, Tongat mendatangi dokter dan meminta agar menyembunyikan kenyataan ini. “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan ini. Tapi tolong dokter sampaikan padanya, bahwa masalahnya ada pada saya,” pintanya.

Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Pun begitu, Tongat tetap memaksa si dokter. Belakangan dokter itu setuju untuk menyebutkan bahwa sebenarnya Tongat mandul.

Mendengar penjelasan dokter, Tongat pura-pura terkejut di hadapan Butet. Dengan lesu, pasangan ini lalu pulang. Perlahan-lahan, kabar Tongat mandul menyebar ke tetangga dan keluarga.

Lima tahun kemudian, Butet mendadak minta diceraikan. Alasannya, dia sudah cukup sabar menunggu 9 tahun untuk memiliki momongan. Dirinya ingin menikah lagi agar memiliki anak.

Mendengar emosi Butet yang mencapai puncak, Tongat berkata: “istriku, itu cobaan, kita harus bersabar, kita harus …, harus … dan harus…” sebutnya.

Mendengar jawaban Tongat, Butet memberi satu kesempatan lagi. “OK, saya akan sabar dan hidup bersamamu setahun lagi. Ingat, cuma setahun, tak lebih,” tegasnya.

Tongat sepakat atas permintaan Butet. Dalam dirinya dipenuhi harapan besar, mudah-mudahan Tuhan berikanlah jalan keluar yang paling baik untuk mereka.

Begitu lah, Butet mendadak jatuh sakit. Hasil lab menyebutkan, Butet mengalami gagal ginjal. Kabar itu spontan membuat Butet sangat sedih. Dan kesedihannya itu diungkapkannya dengan emosi kepada Tongat.

“Semua itu karena kamu. Sampai sekarang ini saya menahan kesabaran. Kenapa tak selekasnya kamu menceraikan saya. Saya ingin mempunyai anak, saya menginginkan memomong serta menimang bayi,” tuntutnya kepada Tongat.

Di saat yang genting itu, Tongat mendadak berkata : “Maaf, saya ada pekerjaan keluar negeri, mudah-mudahan kamu baik-baik saja”. “Haah, pergi? ” kata Butet, tak percaya.

“Ya, saya bakal pergi lantaran pekerjaan serta sekalian mencari donatur ginjal, mudah-mudahan dapat,” sebut Tongat.

SUMUTPOS.CO – Pernikahan Tongat dan Butet telah berlangsung selama 4 tahun. Namun mereka belum dikaruniai anak. Alhasil, mereka pun jadi gunjingan tetangga dan keluarga.

“Kok belum mempunyai anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?” bisik-bisik tetangga yang belakangan menjadi berisik.

Tak tahan mendengar gunjingan itu, Tongat dan Butet diam-diam pergi ke seorang dokter untuk konsultasi dan memeriksakan kesuburan masing-masing.

Hasil lab mengungkapkan, ternyata Butet mandul. Pun begitu, Tongat tak mempermasalahkannya. Dia tetap berharap ada keajaiban dan bisa segera memiliki anak.

Mengetahui hasil lab itu, Tongat mendatangi dokter dan meminta agar menyembunyikan kenyataan ini. “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan ini. Tapi tolong dokter sampaikan padanya, bahwa masalahnya ada pada saya,” pintanya.

Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Pun begitu, Tongat tetap memaksa si dokter. Belakangan dokter itu setuju untuk menyebutkan bahwa sebenarnya Tongat mandul.

Mendengar penjelasan dokter, Tongat pura-pura terkejut di hadapan Butet. Dengan lesu, pasangan ini lalu pulang. Perlahan-lahan, kabar Tongat mandul menyebar ke tetangga dan keluarga.

Lima tahun kemudian, Butet mendadak minta diceraikan. Alasannya, dia sudah cukup sabar menunggu 9 tahun untuk memiliki momongan. Dirinya ingin menikah lagi agar memiliki anak.

Mendengar emosi Butet yang mencapai puncak, Tongat berkata: “istriku, itu cobaan, kita harus bersabar, kita harus …, harus … dan harus…” sebutnya.

Mendengar jawaban Tongat, Butet memberi satu kesempatan lagi. “OK, saya akan sabar dan hidup bersamamu setahun lagi. Ingat, cuma setahun, tak lebih,” tegasnya.

Tongat sepakat atas permintaan Butet. Dalam dirinya dipenuhi harapan besar, mudah-mudahan Tuhan berikanlah jalan keluar yang paling baik untuk mereka.

Begitu lah, Butet mendadak jatuh sakit. Hasil lab menyebutkan, Butet mengalami gagal ginjal. Kabar itu spontan membuat Butet sangat sedih. Dan kesedihannya itu diungkapkannya dengan emosi kepada Tongat.

“Semua itu karena kamu. Sampai sekarang ini saya menahan kesabaran. Kenapa tak selekasnya kamu menceraikan saya. Saya ingin mempunyai anak, saya menginginkan memomong serta menimang bayi,” tuntutnya kepada Tongat.

Di saat yang genting itu, Tongat mendadak berkata : “Maaf, saya ada pekerjaan keluar negeri, mudah-mudahan kamu baik-baik saja”. “Haah, pergi? ” kata Butet, tak percaya.

“Ya, saya bakal pergi lantaran pekerjaan serta sekalian mencari donatur ginjal, mudah-mudahan dapat,” sebut Tongat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/