MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang juga alumni Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Dr Nurul Ghufron MH menegaskan bahwa penyebab seseorang melakukan korupsi, yakni ada kesempatan dan niat.
Untuk mengurangi kesempatan maka harus memperbaiki dari tata kelola pemerintahan. Sedangkan untuk meningkatkan niat agar tidak korupsi dengan meningkatkan integritas.
Nurul Ghufron berbicara pada seminar nasional yang diadakan Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas Program Pendidikan Singkat Angkatan (IKAL PPSA) 23 bersama KPK, Kemenkum Sumut di USM Indonesia Sabtu (4/12).
Wakil Ketua KPK RI pun mengajak civitas akademika USM Indonesia bersatu padu melawan korupsi. USM Indonesia, lanjutnya, harus jadi bagian dari kawan dan sahabat memberantas korupsi.
Ia mengapresiasi USM Indonesia yang memiliki nilai-nilai dasar (core values) yakni profesionalisme, intelektualisme, spiritualisme, nasionalisme dan globalisme agar terhindar dari korupsi.
Nurul Ghufron mengajak civitas akademika USM untuk melakukan riset terhadap jenis hukuman koruptor agar mereka jera. Demikian pula dipelukan riset terkait tata kelola pola pemerintah.
Presiden Soekarno pernah menyebut bahwa musuh bangsa nantinya adalah saudara sendiri. Beda saat berjuang mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) musuhnya lebih jelas. ”Korupsi musuh kita bersama,” katanya.
Nurul Ghufron berharap USM Indonesia menjadi bagian perguruan tinggi membebaskan Indonesia dari korupsi. Pendidikan anti-Korupsi di kampus dilakukan dengan dua alternatif yakni mata kuliah khusus dan insersi pada mata kuliah tertentu seperti Pancasila dan agama. Selain pemberantasan korupsi, KPK RI juga melakukan upaya pencegahan.
Guru Besar Universitas Pancasila yang alumni Lemhanas Prof Dr Agus Surono MH memaparkan penanganan anti-korupsi melalui pendidikan. Ia pun mengapresiasi core value USM Indonesia sehingga kampus ini bisa membudayakan anti-korupsi di tanah air.
Purwanto SH MH dari Kemenkum HAM Sumut mengatakan membedah sejumlah kebijakan Kementerian Hukum dan HAM guna menghindari praktik perbuatan curang dan korupsi serta membentuk zona integritas.
Ketua Yayasan Sari Mutiara Dr Parlindungan Purba MM yang juga alumni IKAL PPSA 23 seminar nasional diikuti 1.360 peserta daring youtube dan zoom meeting serta peserta peserta luring yang hadir dikampus.
IKAL PPSA 23, tegas Parlindungan Purba, diharapkan dapat menjadi contoh dalam menciptakan insan Pancasila.
Rektor USM Indonesia Dr Ivan Elisabeth Purba MKes mengutarakan bahwa seminar nasional yang dilaksanakan melalui luring dan daring dengan tema ‘Peranan Perguruan Tinggi dalam Menumbuhkan Budaya anti-Korupsi di Indonesia.
Seminar ini juga memperingati Hari anti-Korupsi Sedunia pada 9 Desember. Korupsi harus dihadapi ekstra hati-hati. Karenanya budaya anti-Korupsi harus dikembangkan dan dikuatkan pada semua lapisan masyarakat.
Perguruan tinggi, tegas rektor, berperan berkomitmen kuat menanamkan budaya anti-korupsi dan mengawal bangsa dan negara. Di USM Indonesia, lanjut rektor, ada mata kuliah anti-korupsi sejak tahun 2020 antara lain menanamkan nilai-nilai integritas. (dmp)