25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Perubahan Kondisi Kesehatan Saat Pra-Menopause, Menopause dan Pasca-Menopause

MEDAN, SUMUTPOS.CO – DOSEN Institut Kesehatan Helvetia melaksanakan pengabdian masyarakat di Klinik Bidan Risa di Pasar Tengah LK IV Kota Tebingtinggi.

Penyuluhan bertema tentang perubahan kondisi kesehatan saat fase pra-menopause, menopause dan pasca-menopause. Kegiatan ini untuk mengedukasi masyarakat terutama wanita yang sudah berusia >45 tahun agar mengetahui kondisi kesehatan saat pra-menopause.

Manfaat dari kegiatan ini diharapkan ibu-ibu yang sudah mengalami pra-menopause, menopause dan pasca-menopause dapat menyikapi perubahan kesehatan dengan baik. Tidak dengan rasa sedih sehingga mengeluarkan amarah yang berlebihan.

Kegiatan ini didasarkan pada hasil-hasil (pengajaran) pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi. Kegiatan ini berupaya melakukan promosi kesehatan yang menjadi aktor utamanya adalah ibu pra-menopause, menopause dan pasca-menopause.

Kegiatan pengabdian fokus pada penyuluhan perubahan kesehatan pada ibu-ibu yang akan mengalami pra-menopause, menopause dan pasca-menopause.

Penyuluhan ini dilakukan Dosen Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia Medan yaitu Riska M, SST., MKM. ”Penelitian mengenai menopause telah banyak dilakukan. Namun dikalangan perempuan Indonesia, permasalahan seputar seksualitas saat ini masih belum banyak terungkap,” jelasnya di Medan, Selasa (15/2).

Seksualitas bagaimanapun sangat berkaitan dengan latar belakang budaya yang menganggap tabu untuk dibicarakan dan belum tereksplorasi secara mendalam terutama ungkapan langsung dari para perempuan menopause.

Penyuluhan ini, sebutnya, bertujuan mengeksplorasi makna dan arti pengalaman seksual perempuan menopause di Indonesia lebih mendalam. Bukan hanya pada dimensi fisiologis, tetapi juga pada dimensi psikologis dan sosial budaya.

Setiap perempuan akan mengalami masa menopause. Sebelumnya, akan mengalami masa pra-menopause ditandai dengan menstruasi tidak teratur.

Berdasarkan buku tentang kesehatan reproduksi usia lanjut yang diterbitkan oleh UWAIS Inspirasi Indonesia ditegaskan bahwa peran suami dalam siklus kehidupan wanita sangat penting.

Diantaranya sebagai pendukung lancarnya siklus kesehatan khususnya pada fase menopause dan kondisi kesehatan organ reproduksi menurun sehingga tidak dapat melayani suami dalam bidang kebutuhan seksual. Penerimaan dan dukungan suami sangat besar artinya bagi wanita menopause agar ketegangan yang muncul dapat dicegah.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan usia harapan hidup orang Indonesia 75 tahun. Seiring meningkatnya harapan hidup manusia maka akan meningkat jumlah wanita usia lanjut. Sindrom menopause dialami oleh banyak wanita hampir diseluruh dunia. Sekitar 70-80 persen di Eropa, 60 persen di Amerika dan 10 persen di Indonesia.

”Dampak menopause yang sering terjadi di masyarakat adalah gangguan emosi, rasa takut menjadi tua, tidak tertarik, sukar tidur atau cepat bangun, sakit punggung dan mudah marah, sangat emosional dan spontan,” imbuhnya.

Situasi demikian dapat terjadi bila individu belum siap untuk menghadapi menopause. Upaya-upaya yang bisa dilakukan wanita pada masa menopause adalah untuk mengurangi berbagai keluhan yang sedang dialaminya yaitu dengan meningkatkan cara berpikir positif bahwa terjadinya menopause merupakan suatu proses alamiah yang harus diterima sebagai alur perjalanan hidup manusia. (dmp)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – DOSEN Institut Kesehatan Helvetia melaksanakan pengabdian masyarakat di Klinik Bidan Risa di Pasar Tengah LK IV Kota Tebingtinggi.

Penyuluhan bertema tentang perubahan kondisi kesehatan saat fase pra-menopause, menopause dan pasca-menopause. Kegiatan ini untuk mengedukasi masyarakat terutama wanita yang sudah berusia >45 tahun agar mengetahui kondisi kesehatan saat pra-menopause.

Manfaat dari kegiatan ini diharapkan ibu-ibu yang sudah mengalami pra-menopause, menopause dan pasca-menopause dapat menyikapi perubahan kesehatan dengan baik. Tidak dengan rasa sedih sehingga mengeluarkan amarah yang berlebihan.

Kegiatan ini didasarkan pada hasil-hasil (pengajaran) pada mata kuliah Kesehatan Reproduksi. Kegiatan ini berupaya melakukan promosi kesehatan yang menjadi aktor utamanya adalah ibu pra-menopause, menopause dan pasca-menopause.

Kegiatan pengabdian fokus pada penyuluhan perubahan kesehatan pada ibu-ibu yang akan mengalami pra-menopause, menopause dan pasca-menopause.

Penyuluhan ini dilakukan Dosen Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia Medan yaitu Riska M, SST., MKM. ”Penelitian mengenai menopause telah banyak dilakukan. Namun dikalangan perempuan Indonesia, permasalahan seputar seksualitas saat ini masih belum banyak terungkap,” jelasnya di Medan, Selasa (15/2).

Seksualitas bagaimanapun sangat berkaitan dengan latar belakang budaya yang menganggap tabu untuk dibicarakan dan belum tereksplorasi secara mendalam terutama ungkapan langsung dari para perempuan menopause.

Penyuluhan ini, sebutnya, bertujuan mengeksplorasi makna dan arti pengalaman seksual perempuan menopause di Indonesia lebih mendalam. Bukan hanya pada dimensi fisiologis, tetapi juga pada dimensi psikologis dan sosial budaya.

Setiap perempuan akan mengalami masa menopause. Sebelumnya, akan mengalami masa pra-menopause ditandai dengan menstruasi tidak teratur.

Berdasarkan buku tentang kesehatan reproduksi usia lanjut yang diterbitkan oleh UWAIS Inspirasi Indonesia ditegaskan bahwa peran suami dalam siklus kehidupan wanita sangat penting.

Diantaranya sebagai pendukung lancarnya siklus kesehatan khususnya pada fase menopause dan kondisi kesehatan organ reproduksi menurun sehingga tidak dapat melayani suami dalam bidang kebutuhan seksual. Penerimaan dan dukungan suami sangat besar artinya bagi wanita menopause agar ketegangan yang muncul dapat dicegah.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan usia harapan hidup orang Indonesia 75 tahun. Seiring meningkatnya harapan hidup manusia maka akan meningkat jumlah wanita usia lanjut. Sindrom menopause dialami oleh banyak wanita hampir diseluruh dunia. Sekitar 70-80 persen di Eropa, 60 persen di Amerika dan 10 persen di Indonesia.

”Dampak menopause yang sering terjadi di masyarakat adalah gangguan emosi, rasa takut menjadi tua, tidak tertarik, sukar tidur atau cepat bangun, sakit punggung dan mudah marah, sangat emosional dan spontan,” imbuhnya.

Situasi demikian dapat terjadi bila individu belum siap untuk menghadapi menopause. Upaya-upaya yang bisa dilakukan wanita pada masa menopause adalah untuk mengurangi berbagai keluhan yang sedang dialaminya yaitu dengan meningkatkan cara berpikir positif bahwa terjadinya menopause merupakan suatu proses alamiah yang harus diterima sebagai alur perjalanan hidup manusia. (dmp)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/