31.7 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Cornel Simbolon: Baktikan Diri untuk Masyarakat Sumut

Acara Ulang Tahun ke-61 dan HUT ke-29 Pernikahan Letjen Purn Cornel Simbolon

BERDOA: Cornel Simbolon  istri, Ny Elisabeth Ratnasari Br Sagala (tengah) serta kerabat berdoa sebelum memotong kue ulang tahun,  perayaan ulang tahun  61 tahun Cornel Simbolon  Griya Dome, Jalan T Amir Hamzah Medan, Sabtu (14/7) malam.
BERDOA: Cornel Simbolon dan istri, Ny Elisabeth Ratnasari Br Sagala (tengah) serta kerabat berdoa sebelum memotong kue ulang tahun, pada perayaan ulang tahun ke 61 tahun Cornel Simbolon di Griya Dome, Jalan T Amir Hamzah Medan, Sabtu (14/7) malam.

Di usia yang genap 61 tahun, tepatnya Sabtu (14/7) kemarin, tak menyurutkan semangat seorang Letnan Jenderal (Letjen) Purn TNI Cornel Simbolon untuk terus membaktikan dirinya bagi kepentingan masyarakat banyak, terutama masyarakat Sumatera Utara (Sumut).

Baktinya terhadap kepentingan masyarakat banyak itu, menurut pria kelahiran, Pangururan Samosir, 14 Juli 1951 silam ini, adalah salah satu cara dari banyak cara untuk merefleksikan rasa syukurnya.

Rasa syukur terhadap semua yang telah diraih, baik karir, kehidupan rumah tangga bersama Ny Elisabeth Ratnasari Br Sagala, yang telah diarungi bersama dalam suka dan duka bak gelombang yang pasang surut selama 29 tahun serta rasa syukur memiliki dua putera yang turut mengikuti jejaknya untuk mengabdi dan membaktikan diri bagi bangsa dan negara, yakni Lettu Inf. Ronald Sindar Simbolon dan Fransisco Raya Bungaran Simbolon.

“Usia 61 tahun ini merupakan berkat yang luar biasa. Begitu pula dengan usia pernikahan saya dan istri tercinta selama 29 tahun ini. Kami sepakat untuk merayakannya bersamaan dengan hari ulang tahun saya. Setiap masing-masing kita diberi kesempatan, untuk menikmati hidup dan semakin percaya, jika ini mukjizat Tuhan. Tuhan memberi mukjizat bagi kita, bagi yang percaya dengan Tuhan. Dengan usia 61 tahun dan pernikahan yang sudah 29 tahun kami jalani dan alami, kami tidak pernah menyerah. Apa yang dialami dalam hidup, itulah berkat dari Tuhan. Banyak gelombang, namun kami tetap teguh.

Kami juga bersyukur Tuhan memberi dua putera yang juga menjadi prajurit mengabdikan diri bagi bangsa dan negara. Rasa syukur bisa dari ucapan, perbuatan, ibadah. Syukur juga bisa berbuat dan berbakti untuk kepentingan masyarakat umum. Mendarmabaktikan hidup bagi masyarakat yang lebih jauh. Kami bertekad, dengan berkat Tuhan, untuk mengabdi dan memberikan kebaikan bagi masyarakat umum. Dan acara malam ini, tema-nya adalah ucapan syukur,” ungkap putera dari Almarhum Dj B Simbolon/Op Sindar dan Almarhumah Tomeana Br Sinaga yang sempat menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad), ketika memberi sambutan pada acara perayaan ulang tahunnya yang ke 61 dan ulang tahun ke 29 pernikahannya, di Griya Dome Jalan T Amir Hamzah, Medan, Sabtu (14/7) malam.

Alumnus Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) angkatan tahun 1973 dan sudah berkunjung ke 21 negara di belahan dunia ini, pada kesempatan itu juga berpesan, Warga Negara Indonesia dan khususnya masyarakat Sumut pada dasarnya adalah bersaudara.

“Kita sebagai masyarakat Sumut, tidak bisa lepas dari akar budaya kita. Persaudaraan itu menjadi mempererat kita. Mohon doa restu, semoga suasana persaudaraan di malam yang indah ini, bisa terikat oleh kasih dan berkat Tuhan,” ucap pria yang diawal karir kemiliterannya berpangkat Letnan Dua Infanteri (Letda Inf) tersebut.

Cornel yang didampingi sang istri, Elisabeth Ratnasari Br Sagala, pada malam itu juga sempat bertutur secuplik kisah hidup nya di tanah kelahirannya, Pangururan, Samosir.

Dimana, kampung halaman yang ditinggalkannya pada tahun 1963 untuk menempuh pendidikan, ternyata tidak ba nyak berubah. Atau dengan kata lain, belum ada perkembangan positif yang signifikan dirasakan masyarakat dan daerah tersebut.

“Saya rasanya, putera dari Samosir ingin kampung saya lebih bagus, tertib dan sejahtera. Ada tiga hal yang menggelitik saya, 1963 saya berangkat dari Samosir dengan kapal ke Tiga Raja, karena sekolah di Siantar. Kondisi tidak berubah sejak 1963. Per tanyaannya, pertama kenapa sampai sekarang tidak berubah? Yang kedua adalah Danau Toba dulu cantik, indah tapi kenapa sekarang tidak lagi. Dan ketiga adalah ada orang yang bijak dan itu benar. Ada orang yang bodoh dan selalu kalah. Tidak ingin seperti itu. Kita harus bangkit. Kita tidak boleh bodoh dan diinjak-injak,” tegas Cornel Simbolon, di hadapan ratusan tamu unda ngan dari berbagai kalangan pada acara tersebut.(ari)

Acara Ulang Tahun ke-61 dan HUT ke-29 Pernikahan Letjen Purn Cornel Simbolon

BERDOA: Cornel Simbolon  istri, Ny Elisabeth Ratnasari Br Sagala (tengah) serta kerabat berdoa sebelum memotong kue ulang tahun,  perayaan ulang tahun  61 tahun Cornel Simbolon  Griya Dome, Jalan T Amir Hamzah Medan, Sabtu (14/7) malam.
BERDOA: Cornel Simbolon dan istri, Ny Elisabeth Ratnasari Br Sagala (tengah) serta kerabat berdoa sebelum memotong kue ulang tahun, pada perayaan ulang tahun ke 61 tahun Cornel Simbolon di Griya Dome, Jalan T Amir Hamzah Medan, Sabtu (14/7) malam.

Di usia yang genap 61 tahun, tepatnya Sabtu (14/7) kemarin, tak menyurutkan semangat seorang Letnan Jenderal (Letjen) Purn TNI Cornel Simbolon untuk terus membaktikan dirinya bagi kepentingan masyarakat banyak, terutama masyarakat Sumatera Utara (Sumut).

Baktinya terhadap kepentingan masyarakat banyak itu, menurut pria kelahiran, Pangururan Samosir, 14 Juli 1951 silam ini, adalah salah satu cara dari banyak cara untuk merefleksikan rasa syukurnya.

Rasa syukur terhadap semua yang telah diraih, baik karir, kehidupan rumah tangga bersama Ny Elisabeth Ratnasari Br Sagala, yang telah diarungi bersama dalam suka dan duka bak gelombang yang pasang surut selama 29 tahun serta rasa syukur memiliki dua putera yang turut mengikuti jejaknya untuk mengabdi dan membaktikan diri bagi bangsa dan negara, yakni Lettu Inf. Ronald Sindar Simbolon dan Fransisco Raya Bungaran Simbolon.

“Usia 61 tahun ini merupakan berkat yang luar biasa. Begitu pula dengan usia pernikahan saya dan istri tercinta selama 29 tahun ini. Kami sepakat untuk merayakannya bersamaan dengan hari ulang tahun saya. Setiap masing-masing kita diberi kesempatan, untuk menikmati hidup dan semakin percaya, jika ini mukjizat Tuhan. Tuhan memberi mukjizat bagi kita, bagi yang percaya dengan Tuhan. Dengan usia 61 tahun dan pernikahan yang sudah 29 tahun kami jalani dan alami, kami tidak pernah menyerah. Apa yang dialami dalam hidup, itulah berkat dari Tuhan. Banyak gelombang, namun kami tetap teguh.

Kami juga bersyukur Tuhan memberi dua putera yang juga menjadi prajurit mengabdikan diri bagi bangsa dan negara. Rasa syukur bisa dari ucapan, perbuatan, ibadah. Syukur juga bisa berbuat dan berbakti untuk kepentingan masyarakat umum. Mendarmabaktikan hidup bagi masyarakat yang lebih jauh. Kami bertekad, dengan berkat Tuhan, untuk mengabdi dan memberikan kebaikan bagi masyarakat umum. Dan acara malam ini, tema-nya adalah ucapan syukur,” ungkap putera dari Almarhum Dj B Simbolon/Op Sindar dan Almarhumah Tomeana Br Sinaga yang sempat menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad), ketika memberi sambutan pada acara perayaan ulang tahunnya yang ke 61 dan ulang tahun ke 29 pernikahannya, di Griya Dome Jalan T Amir Hamzah, Medan, Sabtu (14/7) malam.

Alumnus Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) angkatan tahun 1973 dan sudah berkunjung ke 21 negara di belahan dunia ini, pada kesempatan itu juga berpesan, Warga Negara Indonesia dan khususnya masyarakat Sumut pada dasarnya adalah bersaudara.

“Kita sebagai masyarakat Sumut, tidak bisa lepas dari akar budaya kita. Persaudaraan itu menjadi mempererat kita. Mohon doa restu, semoga suasana persaudaraan di malam yang indah ini, bisa terikat oleh kasih dan berkat Tuhan,” ucap pria yang diawal karir kemiliterannya berpangkat Letnan Dua Infanteri (Letda Inf) tersebut.

Cornel yang didampingi sang istri, Elisabeth Ratnasari Br Sagala, pada malam itu juga sempat bertutur secuplik kisah hidup nya di tanah kelahirannya, Pangururan, Samosir.

Dimana, kampung halaman yang ditinggalkannya pada tahun 1963 untuk menempuh pendidikan, ternyata tidak ba nyak berubah. Atau dengan kata lain, belum ada perkembangan positif yang signifikan dirasakan masyarakat dan daerah tersebut.

“Saya rasanya, putera dari Samosir ingin kampung saya lebih bagus, tertib dan sejahtera. Ada tiga hal yang menggelitik saya, 1963 saya berangkat dari Samosir dengan kapal ke Tiga Raja, karena sekolah di Siantar. Kondisi tidak berubah sejak 1963. Per tanyaannya, pertama kenapa sampai sekarang tidak berubah? Yang kedua adalah Danau Toba dulu cantik, indah tapi kenapa sekarang tidak lagi. Dan ketiga adalah ada orang yang bijak dan itu benar. Ada orang yang bodoh dan selalu kalah. Tidak ingin seperti itu. Kita harus bangkit. Kita tidak boleh bodoh dan diinjak-injak,” tegas Cornel Simbolon, di hadapan ratusan tamu unda ngan dari berbagai kalangan pada acara tersebut.(ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/