30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Ajak Remaja Persiapkan Karir Sejak Dini

Lembaga Konseling Lavanda di SMAN 4 Medan

Remaja identik dengan banyak cerita, baik dunia penuh ceria maupun kisah asmara. Nah, bagaimana jika remaja dikenalkan dengan dunia kerja? Ya, bagaimana remaja dalam memahami pekerjaan di masa mendatang dan juga dalam menentukan pekerjaan adalah sebuah pembahasan yang menarik.

Hasilnya, pada anak-anak dan remaja unsur subjektifnya masih sangat menguasai sehingga pilihannya tadi tidak bisa terlalu realistis. Demikian diungkapkan Drs Aryantha Psi, Direktur Human Resource Consultant (HRC) Lavanda di SMAN 4 Medan, Jalan Gelas baru-baru ini. “Kalau kita menyadari sebenarnya faktor dominan adalah peran orangtua, di mana dalam praktiknya hal ini acapkali tidak kita pedulikan.

Meski kita menyadari keberhasilan dalam menjalankan karir selanjutnya sangat tergantung pada kecakapan dan keprofesionalan pada anak yang menjalaninya. Karena hal ini berkaitan dengan masalah pembiayaan pendidikan, masa depan anaknya agar terarah dengan baik, maka sekalipun orang tua turut ikut campur agar anaknya memilih program studi yang mampu menjamin karirnya,” terang Aryantha.

Ditambahkan Aryantha yang berkantor di Komp Taman Dahlia Indah No 28 Medan, biasanya orangtua yang berkecukupan secara ekonomi menghendaki anaknya untuk memilih program studi yang cepat menghasilkan nilai materi, misalnya fakultas ekonomi (akuntasi, manajemen), teknik, farmasi, kedokteran (umum dan gigi) dan lain-lain.

Anggapan orangtua, anak yang mampu memasuki program ini tentu akan terjamin masa depannya.

Dalam kenyataannya tak selalu yang menjadi pilihan orangtua akan berhasil dijalankan oleh anaknya, kalau tidak disertai oleh minat bakat, kemampuan, kecerdasan, motivasi internal dari anak yang bersangkutan, hal inilah yang perlu diperhatikan.

Faktor eksternal yang tak kalah penting adalah lingkungan pergaulan dalam kelompok remaja cukup memberi pengaruh dalam memilih jurusan pendidikan di SMA maupun Perguruan Tinggi. Mereka mungkin merasa tidak enak kalau tidak sama dalam pemilihan jurusan atau program studi yang sesuai dengan teman kelompok sebaya. Bila remaja tidak mempunyai dorongan internal, minat bakat atau kemampuan maka kemungkinan gagal.

“Maka itulah peran kami disini untuk melakukan pendekatan melalui konseling yang akan  membentuk kembali struktur karakter individu didiskusikan, dianalisa,dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekontruksikan kepribadian,” kata Aryantha.

Senada dengan Aryantha, Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Medan Drs  Ramzah Ram MSi, kegiatan ini juga dilakukan sebagai jawaban atas kenyataan bahwa anak didik yang notabene adalah remaja  seringkali kebingungan saat dihadapkan pada penentuan karir.

Padahal kita semua menyadari bahwa karier seorang anak tidak semata terwujud begitu saja, tanpa ada faktor yang mempengaruhinya semisal  orangtua, teman, gender, dan karakteristik diri sendiri. “Maka dari itulah, peran guru pembimbing (konselor) dengan lembaga Lavanda dalam hal pemilihan jurusan pendidikan sangat diperlukan,” tegasnya. (*)

Lembaga Konseling Lavanda di SMAN 4 Medan

Remaja identik dengan banyak cerita, baik dunia penuh ceria maupun kisah asmara. Nah, bagaimana jika remaja dikenalkan dengan dunia kerja? Ya, bagaimana remaja dalam memahami pekerjaan di masa mendatang dan juga dalam menentukan pekerjaan adalah sebuah pembahasan yang menarik.

Hasilnya, pada anak-anak dan remaja unsur subjektifnya masih sangat menguasai sehingga pilihannya tadi tidak bisa terlalu realistis. Demikian diungkapkan Drs Aryantha Psi, Direktur Human Resource Consultant (HRC) Lavanda di SMAN 4 Medan, Jalan Gelas baru-baru ini. “Kalau kita menyadari sebenarnya faktor dominan adalah peran orangtua, di mana dalam praktiknya hal ini acapkali tidak kita pedulikan.

Meski kita menyadari keberhasilan dalam menjalankan karir selanjutnya sangat tergantung pada kecakapan dan keprofesionalan pada anak yang menjalaninya. Karena hal ini berkaitan dengan masalah pembiayaan pendidikan, masa depan anaknya agar terarah dengan baik, maka sekalipun orang tua turut ikut campur agar anaknya memilih program studi yang mampu menjamin karirnya,” terang Aryantha.

Ditambahkan Aryantha yang berkantor di Komp Taman Dahlia Indah No 28 Medan, biasanya orangtua yang berkecukupan secara ekonomi menghendaki anaknya untuk memilih program studi yang cepat menghasilkan nilai materi, misalnya fakultas ekonomi (akuntasi, manajemen), teknik, farmasi, kedokteran (umum dan gigi) dan lain-lain.

Anggapan orangtua, anak yang mampu memasuki program ini tentu akan terjamin masa depannya.

Dalam kenyataannya tak selalu yang menjadi pilihan orangtua akan berhasil dijalankan oleh anaknya, kalau tidak disertai oleh minat bakat, kemampuan, kecerdasan, motivasi internal dari anak yang bersangkutan, hal inilah yang perlu diperhatikan.

Faktor eksternal yang tak kalah penting adalah lingkungan pergaulan dalam kelompok remaja cukup memberi pengaruh dalam memilih jurusan pendidikan di SMA maupun Perguruan Tinggi. Mereka mungkin merasa tidak enak kalau tidak sama dalam pemilihan jurusan atau program studi yang sesuai dengan teman kelompok sebaya. Bila remaja tidak mempunyai dorongan internal, minat bakat atau kemampuan maka kemungkinan gagal.

“Maka itulah peran kami disini untuk melakukan pendekatan melalui konseling yang akan  membentuk kembali struktur karakter individu didiskusikan, dianalisa,dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekontruksikan kepribadian,” kata Aryantha.

Senada dengan Aryantha, Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Medan Drs  Ramzah Ram MSi, kegiatan ini juga dilakukan sebagai jawaban atas kenyataan bahwa anak didik yang notabene adalah remaja  seringkali kebingungan saat dihadapkan pada penentuan karir.

Padahal kita semua menyadari bahwa karier seorang anak tidak semata terwujud begitu saja, tanpa ada faktor yang mempengaruhinya semisal  orangtua, teman, gender, dan karakteristik diri sendiri. “Maka dari itulah, peran guru pembimbing (konselor) dengan lembaga Lavanda dalam hal pemilihan jurusan pendidikan sangat diperlukan,” tegasnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/