Tun DR H Rahmat Shah merupakan tokoh nasional dari Sumut yang mendunia karena kiprah kemanusiaan, sosial, olahraga, pendidikan, lingkungan hingga konservasi sumber daya alam.
——–
TOKOH nasional Tun DR H Rahmat Shah lahir di Perdagangan, Kabupaten Simalungun pada tanggal 23 Oktober, 73 tahun lalu. Anak desa dari desa pinggir Sungai Bahbolon ini merupakan sosok yang mencurahkan perjuangan, pengabdian dan pemikiran melalui karya nyata yang bermanfaat. Sebagai anak desa, membuatnya sejak kecil mencintai alam.
Dalam bukunya, Rahmat Shah Anak Desa dari Desa Pinggir Sungai Bahbolon setebal 464 halaman dikisahkan kehidupan secara detail keinginan untuk berbuat yang terbaik untuk masyarakat, bangsa dan negara tercinta. ”Terutama Sumut, tempat dimana kita dilahirkan, dibesarkan, dihina dan suatu waktu dikuburkan,” ungkap Tun DR H Rahmat Shah.
Seabrek aktivitas Tun DR Rahmat Shah ini dilakukan semata karena Tuhan Yang Maha Esa. Ia prihatin melihat kenyataan. ”Kita harus siap mengorbankan waktu, pikiran, dana serta selalu siap korban perasaan dan memiliki musuh. Tiada hari tanpa pengabdian, berbuat dan memberi tanpa pamrih,” jelasnya.
Kiprah Tun DR H Rahmat Shah pun diapresiasi tokoh nasional dan internasional. Tak terbilang jumlah penghargaan yang diterima. Bahkan pada tahun 2020, Tun DR H Rahmat Shah menerima Bintang Mahaputera Nararya atas pengabdian luar biasa kepada Indonesia.
”Kebahagiaan lebih berharga daripada kekayaan. Kedamaian lebih berarti daripada kekuasaan. Persahabatan lebih mulia daripada pengetahuan, ” ungkapan yang sering disampaikan Tun DR H Rahmat Shah.
Ia juga menyebut bahwa bersahabat berarti kita menerima orang lain apa adanya serta menghargai dan mempedulikan mereka. ”Hanya di dalam persahabatan yang tulus ikhlas pada semua oranglah kebahagiaan, kesuksesan dan kedamaian bisa didapatkan,” katanya.
Tun DR H Rahmat Shah juga dikenal sebagai pengusaha dan diplomat yang pernah bertugas sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 1999-2004 dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tahun 2009-2014.
Tokoh nasional yang mendunia ini juga pendiri dan pemilik dari beberapa perusahaan di industri pertanian, properti, ekspor, impor dan manufaktur.
Tun DR H Rahmat Shah juga Ketua dari Palang Merah Indonesia (PMI) Sumut sejak tahun 2011, dan Konsul Jenderal Kehormatan Konsulat Turki di Medan sejak tahun 1999.
Rahmat merupakan salah satu pendiri museum margasatwa ”Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery di Medan. Satu-satunya museum di Asia yang memiliki lebih dari lima ribu spesimen taksidermi. Tahun 1996, ia mengambil alih kebun binatang di Pematangsiantar.
Bertepatan dengan ulang tahun ke-73, Tun DR H Rahmat Shah pada Senin (23/10) melaksanakan syukuran dan silaturahmi di Medan sekaligus peluncuran lima buku. Yakni buku: Kebersamaan Untuk Berbuat Kebaikan, Apa Kata Mereka Tentang Rahmat Shah, Penghargaan Rahmat Shah, “Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery serta Kanker Bukan Vonis Mati Sembuh Berkat Doa & Sedekah.
Sebelumnya juga telah diadakan penyerahan 1.023 santunan pada anak yatim di Bali, Simalungun, Pematangsiantar, Serdangbedagai, Medan dan berbagai daerah lain di Indonesia. Diantaranya dari Pesantren Sulaemaniyah, anak di sekitar ”Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery serta dari Sari Rejo.
Syukuran dan silaturahmi ini akan dihadiri Ketua MPR RI, tamu-tamu dari 10 negara, anggota DPD RI, anggota DPR RI, Forkopimda Sumut termasuk Pj Gubsu, Ketua DPRD Sumut, konsul, Wali Kota Pematangsiantar, ulama, tokoh agama, rektor dan tokoh organisasi, pimpinan rumah sakit, lembaga konservasi, perbankan, perhotelan,serta kerabat, sahabat dan keluarga Tun H Rahmat Shah (dmp)