Agenda Rutin Memanfaatkan Momen Ramadan
MEDAN – Tepat pada (19/8), di sebuah masjid di desa dekat kaki Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, terdapat spanduk bertuliskan “Mari Jadikan Al-qur’an Sebagi Pedoman Hidup”. Masjid yang dijadikan tempat acara itu pun dikerumuni banyak orang, baik muda maupun anak-anak.
Tampak masyarakat serius memperhatikan muatan nasehat dari Ustad Rahman SpdI dari Pondok Pesantren Hidayatullah Tanjung Morawa. Menurut Kepala Desa Jeraya Kabupaten Karo, Ramlan Sinuraya, lebih satu tahunan Masjid Al – Insyaf ini tidak terurus, MCK yang tidak memiliki air, pengeras suara rusak, belum lagi atap masjid bocor membuat masyarakt tersebut sedikit enggan meramaikan masjid. Namun yang paling menyedihkan adalah tidak adanya dai yang bertugas di desa tersebut.
Atas bantuan donator, Baitul Mall Hidayatullah (BMH) Medan menugaskan tiga da’i yang mengisi full kegiatan Bulan Ramadan di kaki Gunung Sinabung ini. “Terjawab sudah apa yang menjadi keinginan kami, terutama anak-anak kami ada yang mengajari Baca Alqur’an Dan salat, jangan sampai anak-Anak itu sama seperti kami yang tidak tahu baca Al-quran, sehingga kami berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan. Amin,” ucap Ibu Ira.
Menurut Rahamat Affandi selaku Kepala Cabang Baitul Mall Hidayatullah (BMH) Medan, Program Sebar Da’i Ramadan ini merupakan rutinitas dari lembaga Amil Zakat Nasional BMH Medan di setiap tahun. Pada Ramdan ini, da’i BMH disebar ke berbagai pelosok desa untuk mengisi sekaligus membina masyarakat setempat, baik berupa mengajar mengaji, fiqih, tauhid dan lain-lain.
Selain program tersebut, BMH Medan juga telah mengagendakan multi program khusus di bulan Ramadan. Seperti Sehat Sambut Ramdhan, Sekolah Ramadan, Paket bingkisan untuk duafa, buka puasa ditunggu. “Untuk buka puasa alhamdulillah kami rutin melakukanya selama Ramadan ini. Demikian juga
Pembagian bingkisan untuk duafa, sebagian telah kami berikan. Pada 26 sampai 29 Agustus kami akan memberikan 200 paket lagi,” ungkap Rahamat Affandi.
Rahmat juga menambahkan, kegiatan rutin maupun isidentil dilakukan dengan dana bersumber dari zakat, infaq, shadaqoh dari donator yang peduli dengan program ini. “Menunaikan zakat seharusnya bukanlah sekadar menggugurkan kewajiban semata. Karena pada hakikatnya, zakat bukanlah kebutuhan bagi yang menerimanya. Tapi, lebih dari itu membayar zakat adalah kebutuhan setiap kita terutama yang mampu. Dengan berzakat kita mengasah rasa empati, untuk melembutkan hati sambil menata diri agar hidup kita lebih mertabat,” bebernya.
Sekadar diketahui, BMH adalah Lembaga Amil Zakat Nasional ( Laznas) yang telah mendapat pengukuhan resmi melalui SK Menteri Agama RI Nomor 538 Tahun 2001 dan telah diberi ijin oprasional dari Menkumham pada 2005, yang diberi tugas dan wewenang untuk membantu masyarakat yang akan menunaikan zakat, infaq, shadaqoh, wakaf, hibah dan dana halal lainya untuk disalurkan kembali kepada yang berhak menerimanya dengan ketentuan syari’ah. Dan BMH telah diaudit oleh akuntan public Drs Thalib Daeng Mattemmu dengan predikat wajar tanpa pengecualian, dan mulai tahun 2010 kinerja BMH telah mendapat ISO No. 9001:2008 Untuk kategori pengendalian mutu. Untuk informasi lebih lanjut bisa dilihat melalui www.bmh.or.id.(*/ade)