MEDAN- Bhayangkari Dearah Sumut ditugasi sebagai penanggung jawab pendamping program Pertanian Perkotaan yang diprakarsai Ibu Negara Ani Yudhoyono dan ketua koordinatornya Erna Witoelar. Hal ini ditegaskan Ketua Bhayangkari Sumut Ny Mutiara Wisjnu Amat Sastro kepada wartawan di sela-sela kegiatan Training of Trainer (TOT) program Pertanian Perkotaan gerakan perempuan dan pelihara (GPPT) 2011 di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di Jalan Pangkalan Mansyur, Medan, Selasa (22/11).
Kegiatan yang mengambil tema, ‘Ruang Terbuka Hijau Bagi Penyerapan Air dan Perkotaan Menuju Ketahanan Pangan dan Peningkatan Ekonomi Keluarga’, menempatkan program Pertanian Perkotaan sebagai salah satu kegiatan di tahun ini.
“Training of Trainer nya berlangsung di enam kota, Jakarta, Bandung, Yogjakarta, Surabaya, Makasar dan Medan,” kata Ketua Bhyangkari Sumut Mutiara Wisjnu Amat Sastro.
Kegiatan ini lanjutnya, melibatkan tujuh organisasi wanita yang tergabung dalam Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara (GPPP) yaitu SIKIP, Bhayangkari, Dharma Pertiwi, Dharma Wanita, Kowani, Tim Penggerak PKK dan Aliansi Perempuan untuk Pembangunan bekerjasama dengan Yayasan Unilever Indonesia.
“Balai Pengkajian Teknologi Pangan (BPPP) di masing-masing provinsi membantu penyelenggaraan pelatihan tersebut,” jelas Ny Mutiara sembari menambahkan, kegiatan ini diikuti 15 orang peserta yang ditunjuk Mitra Yayasan Unilever Sumut dan 60 orang yang terdiri dari ketua Bhayangkari Cabang se Daerah Sumut berserta anggota.
Dijelaskan Ny Mutiara Wisjnu, kegiatan TOT program Pertanian Pekrotaan diharapkan segera dipraktekkan di kelompok masing-masing, sehingga program ini dengan cepat dapat diadopsi oleh masyarakat di seluruh Indonesia khususnya Sumut.
Tujuan program ini lanjutnya, seperti tema GPPT 2011, pemanfaatan pekarangan atau halaman rumah dan ruang terbuka di sekitar rumah, yang ditanam tanaman holtikulktura, tanaman pangan, ternak, ikan dan lain sebagainya, diarahkan memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai usaha dari 3R (re-use, re-duce, re-cycle).
“Selain menghadirkan nuansa estetika keindahan, hasil panennya dapat dijadikan ketahanan pangan sebagai alternatif sumber pangan yang bergizi bagi keluarga bahkan bernilai ekonomis,” jelasnya. (azw)