32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

AMI Medan Rayakan Dies Natalis ke-51

Yuris Danilwan Ph.D Direktur Akademi Maritim Indonesia mengutip laporan BIMCO dan International Shipping Federation dalam Drewy tahun 2008 menyebutkan,    sampai tahun 2015 dunia kekurangan pelaut +83.900 orang.  Terkait itu,  Asosiasi Maritim Dunia (IMO) mengkampanyekan Go To Sea agar setiap negara melakukan langkah khusus dalam mengatasi problema kekurangan pelaut dunia. Hal tersebut disampaikannya disela acara Dies Natalis/Hari Jadi Akademi Maritim Indonesia (AMI) Medan ke – 51.

Disebutkan Yuris, termasuk RI juga kekurangan pelaut 18.000 perwira sampai tahun 2013. Oleh karena itu dalam memperingati Dies Natalis ke – 51,  AMI yang berada di   Jalan Pertempuran/Brigjend Bejo Pulo Brayan Medan ini  merevitalisasi dan mengevaluasi perannya dalam memajukan dunia pelayaran international dan nasional. ‘’Kami bertekad dan memanfaatkan peluang kebutuhan pelaut dunia dan nasional bagi lulusan AMI Medan dengan motto  memaksimal kompetensi dan meminimal masa studi, ‘’ujarnya.  Ditambahkannya, salah satu upaya revitalisai dibidang lulusannya yaitu taruna yang lulus Ahli Teknika Tingkat III (ATT III) dan Ahli Nautika Tingkat III (ANT III) wajib  menjalankan 1 (satu) tahun ikatan dinas/pengabdian pada kapal-kapal tempat praktek lautnya, dan setelah itu langsung bekerja sebagai perwira muda dikapal tersebut.  Selanjutnya, tersedia juga program cppm (cadet dan program perwira muda pelayaran) yang merupakan  kerjasama   dengan salah satu perusahaan pelayaran dan selanjutnya sedang dijajaki dengan perusahaan pelayaran lainnya.

Selama pendidikan, sambung Yuris, taruna harus diasramakan. Program ini akan dimulai pada tahun ajaran 2012/2013.  Yuris berkeingin menjadikan AMI menjadi kekuatan Sumatera Utara dalam menghasilkan sumber daya manusia pelayaran dalam membangun dunia pelayaran nasional.

Pada penutupan akhir tahun ini Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut kembali meluluskan Ujian Keahlian Pelaut kepada 58 taruna AMI dan  mereka akan menjalan praktek laut selama 1 (satu) tahun dikapal dalam dan luar negeri.

AMI Medan sendiri didirikan pada 24 November 1960 oleh Yayasan Pendidikan Maritim dimana salah satu pendirinya H.M. Sani SH. Pada awalnya bernama Akademi Perdagangan Pelayaran dan sejak tahun 1980 bernama Akademi Pelayaran Niaga Indonesia. Selanjut pada tahun 1982 berubah menjadi Akademi Maritim Indonesia yang mengasuh 3 program studi Ket.Pel.Niaga (KPN), Ahli Teknika Tingkat III (ATT III) dan Ahli Nautika Tingkat III (ANT III). Sampai saat ini telah menghasilkan lulusan terdiri dari 2.545 Ahli Madya Pelayaran Niaga  dan Ahli Teknika Tingkat III (ATT III) 1.962 orang serta Ahli Nautika Tingkat III (ANT III) 1340 orang. (*/rel/sih)

Yuris Danilwan Ph.D Direktur Akademi Maritim Indonesia mengutip laporan BIMCO dan International Shipping Federation dalam Drewy tahun 2008 menyebutkan,    sampai tahun 2015 dunia kekurangan pelaut +83.900 orang.  Terkait itu,  Asosiasi Maritim Dunia (IMO) mengkampanyekan Go To Sea agar setiap negara melakukan langkah khusus dalam mengatasi problema kekurangan pelaut dunia. Hal tersebut disampaikannya disela acara Dies Natalis/Hari Jadi Akademi Maritim Indonesia (AMI) Medan ke – 51.

Disebutkan Yuris, termasuk RI juga kekurangan pelaut 18.000 perwira sampai tahun 2013. Oleh karena itu dalam memperingati Dies Natalis ke – 51,  AMI yang berada di   Jalan Pertempuran/Brigjend Bejo Pulo Brayan Medan ini  merevitalisasi dan mengevaluasi perannya dalam memajukan dunia pelayaran international dan nasional. ‘’Kami bertekad dan memanfaatkan peluang kebutuhan pelaut dunia dan nasional bagi lulusan AMI Medan dengan motto  memaksimal kompetensi dan meminimal masa studi, ‘’ujarnya.  Ditambahkannya, salah satu upaya revitalisai dibidang lulusannya yaitu taruna yang lulus Ahli Teknika Tingkat III (ATT III) dan Ahli Nautika Tingkat III (ANT III) wajib  menjalankan 1 (satu) tahun ikatan dinas/pengabdian pada kapal-kapal tempat praktek lautnya, dan setelah itu langsung bekerja sebagai perwira muda dikapal tersebut.  Selanjutnya, tersedia juga program cppm (cadet dan program perwira muda pelayaran) yang merupakan  kerjasama   dengan salah satu perusahaan pelayaran dan selanjutnya sedang dijajaki dengan perusahaan pelayaran lainnya.

Selama pendidikan, sambung Yuris, taruna harus diasramakan. Program ini akan dimulai pada tahun ajaran 2012/2013.  Yuris berkeingin menjadikan AMI menjadi kekuatan Sumatera Utara dalam menghasilkan sumber daya manusia pelayaran dalam membangun dunia pelayaran nasional.

Pada penutupan akhir tahun ini Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut kembali meluluskan Ujian Keahlian Pelaut kepada 58 taruna AMI dan  mereka akan menjalan praktek laut selama 1 (satu) tahun dikapal dalam dan luar negeri.

AMI Medan sendiri didirikan pada 24 November 1960 oleh Yayasan Pendidikan Maritim dimana salah satu pendirinya H.M. Sani SH. Pada awalnya bernama Akademi Perdagangan Pelayaran dan sejak tahun 1980 bernama Akademi Pelayaran Niaga Indonesia. Selanjut pada tahun 1982 berubah menjadi Akademi Maritim Indonesia yang mengasuh 3 program studi Ket.Pel.Niaga (KPN), Ahli Teknika Tingkat III (ATT III) dan Ahli Nautika Tingkat III (ANT III). Sampai saat ini telah menghasilkan lulusan terdiri dari 2.545 Ahli Madya Pelayaran Niaga  dan Ahli Teknika Tingkat III (ATT III) 1.962 orang serta Ahli Nautika Tingkat III (ANT III) 1340 orang. (*/rel/sih)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/