26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ini Zamannya Laga Otak

Anuar Shah SE, Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara

Dua periode menjabat sebagai Ketua Majelis Pimpinan Wilayah  (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Sumatera Utara,  Anuar Shah SE mengusung paradigma baru di organisasi kepemudaan itu. Seperti apa? Berikut petikan wawancara yang dilakukan 2 Juni 2012, sehari setelah peringatan hari lahirnya Pancasila.

Juni itu hari lahirnya Pancasila. Sebagai ormas pengawal pancasila, apa sikap PP di Sumut?
Sikap kita sudah jelas, mempertahankan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dengan naskah yang asli.

Dari kacamata MPW PP Sumut, Sudah seperti apa implementasi Pancasila di Sumatera Utara?
Masyarakat Sumatera Utara sudah benar-benar menjalankan dan mengamalkan Pancasila dengan utuh dan benar. Coba lihat wilayah lain di luar Sumut, kalau masyarakatnya benar-benar menjalankan Pancasila dengan benar dan sungguh-sungguh, tidak akan terjadi konflik yang berbau SARA.

Semua pedoman hidup sudah tertuang di Pancasila. Sila pertama menggambarkan Habluminallah, hubungan manusia dengan Tuhan, empat sila lainnya menggambarkan Habluminannas, hubungan manusia dengan sesamanya. Kalau nilai-nilai ini diimplementasikan, pasti kondusif. Seperti (yang dlaksanakan) di Sumut yang kaya akan keberagaman, dipandang mudah dipancing isu SARA.  Tetapi semua itu tidak terjadi.

Bagaimana peran PP dalam pengamalan Pancasila?
Kita kader Pemuda Pancasila, siap menjadi ujung tombak untuk mengamankan dan mengamalkan  Pancasila.

Bicara organisasi PP di Sumatera Utara, ada semacam anggapan yang menyebut anggota ormas ini kerap mengkonsumsi narkoba?
Selama kepemimpinan saya, dari 2007 sampai sekarang, kami jelas-jelas antinarkoba. MPW PP Sumut malah menjadi pencetus gerakan antinarkoba di Indonesia. Kami sadari, kalau tidak dimulai dari sekarang, mungkin yang dianggap masyarakat (PP) bagian dari itu (pecandu narkoba), akan lebih rusaklah pemuda dan masyarakatnya, terutama yang di bawah naungan Pemuda Pancasila.

Sebagai bukti keseriusan memerangi narkoba, apa upaya nyata dilakukan MPW PP Sumut?
Tes urin. Kita akan melakukan tes urin semua anggota PP, dari tingkat paling bawah ke tingkat paling atas. Setiap anggota yang terbukti mengkonsumsi narkoba, tidak akan diberi kesempata menempati posisi strategis di organisasi. Kalau mau jadi pengurus, di luar PP saja.

Apa tantangan pelaksanaan gerakan antinarkoba ini?
Pada awal kita cetuskan, ormas pemuda lain dan MPW PP di provinsi lain takut, kebijakan ini tidak populer dan malah menyusutkan jumlah anggota. Saya jawab, tegas, saya tidak perlu anggota banyak kalau terkontaminasi narkoba. Biarlah kecil (anggota sedikit) tapi organisasi kuat dan bebas narkoba. Alhamdulillah, jumlah anggota kita malah terus bertambah.

Selain bebas narkoba, apa yang bisa diberikan anggota PP untuk masyarakat di sekitarnya?
Saya sudah menginstruksikan jajaran PP Sumut agar dalam setiap kegiatan, seperti pelantikan di tingkat apapun, agar kegiatan disandingkan dengan kegiatan sosial untuk masyarakat di sekitar. Misalnya, memberi bantuan untuk anak yatim dan fakir miskin, bedah rumah dan kegiatan lain yang berguna untuk masyarakat sekitar.

Bila ada kemalangan, anggota PP diimbau untuk aktif membantu. Misalnya, dengan atribut lengkap membantu mengusung jenazah.
Kita juga mengimbau masyarakat yang akan mengadakan pestadan kegiatan lain,  jangan segan-segan minta bantuan anggota PP. Tanpa bayar. Ini MPW PP dengan paradigma baru. Tidak zamannya lagi ormas pemuda laga otot. Ini zamannya laga otak melalui program kerja.

Di Sumatera Utara ada 33 kabupaten/kota. Kabarnya, anda selalu bepergian ke daerah-daerah di Sumut itu. Bagaimana mengatur waktu untuk keluarga?
Saya mulai berorganisasi dari dasar, dari anak ranting, cabang, jadi Wakil Komando Koti (Komando Inti PP). Jadi saya dari dasar, mesti bisa membagi waktu.

Harus diakui, keluarga sering ditinggal. Pada waktu libur, justru banyak kegiatan organisasi. Bayangkan, Sumut punya 33 kabupaten/kota dan saya kerap berkeliling dari satu daerah ke daerah  lain.

Dua periode menjabat sebagai Ketua Majelis Pimpinan Wilayah  (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Sumatera Utara,  Anuar Shah SE mengusung paradigma baru di organisasi kepemudaan itu. Seperti apa? Berikut petikan wawancara yang dilakukan 2 Juni 2012, sehari setelah peringatan hari lahirnya Pancasila.

Mensiasatinya, waktu libur dan hari Minggu, bila sedang tidak ada kegiatan organisasi, saya membawa anak dan istri rekreasi ke tempat-tempat yang mereka suka. Dengan begitu, hubungan saya dan anak-anak bisa tetap dekat.

Keluarga itu seperti negara kecil. Contoh kecil kepemimpinan yang berhasil ya kemampuan memimpin keluarganya.

Bagaimana dengan sekolah anak-anak?
Semua berjalan normal dan baik. Saya beryukur, istri saya mampu membantu membimbing anak-anak.

Di MPW PP Sumut Anda sudah menjadi ketua selama dua periode. Apa kesan tak terlupakan yang didapatkan selama memimpin orman pemuda ini?
Saya puas jika kader PP bisa kita bantu perjuangkan menjadi pemimpin. Jadi pemimpin atau kepala daerah maupun menjadi legislatif. Selai itu menjadi ketua di organisasi-organisasi profesi. Itu kepuasan batin.

Bisa sebut nama kader PP yang menjadi kepala daerah?

Di Langkat ada Ngogesa Sitepu  di Labusel ada Wildan (Wildan Aswan Tanjung), Paluta ada Bachrum Harahap, di Sidimpuan ada senior kita Zulkarnaen NasutionM. Syahrul M Pasaribu di Tapsel Syahrul M Pasaribu, Plt Bupati Padanglawas Ali Sutan Harahap (TSO) dan beberapa nama lainnya. Kalau yang kita dukung dan jadi itu banyak. Misalnya, Syampurno di pilgub, di Deliserdang ada Amri Tambunan, di Sergai Erry Nuradi (lantas menyebut satu persatu kepala daerah maupun wakil di setidaknya 22 kabupaten/kota yang pencalonannya didukung PP)

Nama-nama yang kita dukung, Insya Allah, jadi. Patut dicatat, PP tidak mengutip apapun dalam memberi dukungan. (tms)

Istiqomah ke Mekah
Selasa, 6 Juli 2012, Anuar Shah bernat menjalankan ibadah Umroh untuk kedua kalinya. Di sana, pria berperawakan tinggi besar berniat memanjatkan doa, meminta petunjuk kepada Sang Pencipta.

“Berumroh, Istiqarah, mohon petunjuk kepada Allah SWT,” ujar ayah empat anak ini membenarkan rencana Umrohnya.
Dibeberkannya, hasil Muswil ke 12, sebagai ketua MPW PP terpilih, dia mendapat amanah dari Majelis Pinca II PP Sumut, dan memintanya untuk ikut dalam Pilgub yang akan dilaksanakan 2013 mendatang.

“Dalam Umroh, saya meminta petunjuk, apakah pencalonan ini lebih banyak manfaatnya bagi keluarga, anggota PP dan masyarakat di Sumut, dan saya akan berdoa supaya berhasil,” paparnya.
Andai nanti didapat petunjuk ternyata pencalonan sekaligus lebih banyak mudharatnya, pria yang akrab disapa Aweng ini, akan minta dijauhkan dari jabatan itu.

Selain meminta petunjuk melalui Umroh, Aweng telah menginstruksikan seluruh kekuatan di PP Sumut untuk mengkalkulasi peluangnya.
Seluruh jajarannya diminta  menyebarkan dan mengumpulkan kembali brosur dukungan dan KTP. “ Kita mengumpulkan data dukungan riil dan sukarela, tidak dibayar. Kita mau tau persentase suara PP hari ini,” ujarnya.

Bila ternyata dukungan riil bisa mencapai 15 persen, Aweng menyatakan siap bertarung di Pilgub mendatang.
“Saya tidak mau seperti pendekar mabok, tidak berhitung, tidak berkaca. Saya tidak mau konyol. Yang pasti, saya dan seluruh MPC se Sumut mesti bekerja sungguh-sungguh,” ucapnya . (tms)

Anuar Shah SE, Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara

Dua periode menjabat sebagai Ketua Majelis Pimpinan Wilayah  (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Sumatera Utara,  Anuar Shah SE mengusung paradigma baru di organisasi kepemudaan itu. Seperti apa? Berikut petikan wawancara yang dilakukan 2 Juni 2012, sehari setelah peringatan hari lahirnya Pancasila.

Juni itu hari lahirnya Pancasila. Sebagai ormas pengawal pancasila, apa sikap PP di Sumut?
Sikap kita sudah jelas, mempertahankan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dengan naskah yang asli.

Dari kacamata MPW PP Sumut, Sudah seperti apa implementasi Pancasila di Sumatera Utara?
Masyarakat Sumatera Utara sudah benar-benar menjalankan dan mengamalkan Pancasila dengan utuh dan benar. Coba lihat wilayah lain di luar Sumut, kalau masyarakatnya benar-benar menjalankan Pancasila dengan benar dan sungguh-sungguh, tidak akan terjadi konflik yang berbau SARA.

Semua pedoman hidup sudah tertuang di Pancasila. Sila pertama menggambarkan Habluminallah, hubungan manusia dengan Tuhan, empat sila lainnya menggambarkan Habluminannas, hubungan manusia dengan sesamanya. Kalau nilai-nilai ini diimplementasikan, pasti kondusif. Seperti (yang dlaksanakan) di Sumut yang kaya akan keberagaman, dipandang mudah dipancing isu SARA.  Tetapi semua itu tidak terjadi.

Bagaimana peran PP dalam pengamalan Pancasila?
Kita kader Pemuda Pancasila, siap menjadi ujung tombak untuk mengamankan dan mengamalkan  Pancasila.

Bicara organisasi PP di Sumatera Utara, ada semacam anggapan yang menyebut anggota ormas ini kerap mengkonsumsi narkoba?
Selama kepemimpinan saya, dari 2007 sampai sekarang, kami jelas-jelas antinarkoba. MPW PP Sumut malah menjadi pencetus gerakan antinarkoba di Indonesia. Kami sadari, kalau tidak dimulai dari sekarang, mungkin yang dianggap masyarakat (PP) bagian dari itu (pecandu narkoba), akan lebih rusaklah pemuda dan masyarakatnya, terutama yang di bawah naungan Pemuda Pancasila.

Sebagai bukti keseriusan memerangi narkoba, apa upaya nyata dilakukan MPW PP Sumut?
Tes urin. Kita akan melakukan tes urin semua anggota PP, dari tingkat paling bawah ke tingkat paling atas. Setiap anggota yang terbukti mengkonsumsi narkoba, tidak akan diberi kesempata menempati posisi strategis di organisasi. Kalau mau jadi pengurus, di luar PP saja.

Apa tantangan pelaksanaan gerakan antinarkoba ini?
Pada awal kita cetuskan, ormas pemuda lain dan MPW PP di provinsi lain takut, kebijakan ini tidak populer dan malah menyusutkan jumlah anggota. Saya jawab, tegas, saya tidak perlu anggota banyak kalau terkontaminasi narkoba. Biarlah kecil (anggota sedikit) tapi organisasi kuat dan bebas narkoba. Alhamdulillah, jumlah anggota kita malah terus bertambah.

Selain bebas narkoba, apa yang bisa diberikan anggota PP untuk masyarakat di sekitarnya?
Saya sudah menginstruksikan jajaran PP Sumut agar dalam setiap kegiatan, seperti pelantikan di tingkat apapun, agar kegiatan disandingkan dengan kegiatan sosial untuk masyarakat di sekitar. Misalnya, memberi bantuan untuk anak yatim dan fakir miskin, bedah rumah dan kegiatan lain yang berguna untuk masyarakat sekitar.

Bila ada kemalangan, anggota PP diimbau untuk aktif membantu. Misalnya, dengan atribut lengkap membantu mengusung jenazah.
Kita juga mengimbau masyarakat yang akan mengadakan pestadan kegiatan lain,  jangan segan-segan minta bantuan anggota PP. Tanpa bayar. Ini MPW PP dengan paradigma baru. Tidak zamannya lagi ormas pemuda laga otot. Ini zamannya laga otak melalui program kerja.

Di Sumatera Utara ada 33 kabupaten/kota. Kabarnya, anda selalu bepergian ke daerah-daerah di Sumut itu. Bagaimana mengatur waktu untuk keluarga?
Saya mulai berorganisasi dari dasar, dari anak ranting, cabang, jadi Wakil Komando Koti (Komando Inti PP). Jadi saya dari dasar, mesti bisa membagi waktu.

Harus diakui, keluarga sering ditinggal. Pada waktu libur, justru banyak kegiatan organisasi. Bayangkan, Sumut punya 33 kabupaten/kota dan saya kerap berkeliling dari satu daerah ke daerah  lain.

Dua periode menjabat sebagai Ketua Majelis Pimpinan Wilayah  (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Sumatera Utara,  Anuar Shah SE mengusung paradigma baru di organisasi kepemudaan itu. Seperti apa? Berikut petikan wawancara yang dilakukan 2 Juni 2012, sehari setelah peringatan hari lahirnya Pancasila.

Mensiasatinya, waktu libur dan hari Minggu, bila sedang tidak ada kegiatan organisasi, saya membawa anak dan istri rekreasi ke tempat-tempat yang mereka suka. Dengan begitu, hubungan saya dan anak-anak bisa tetap dekat.

Keluarga itu seperti negara kecil. Contoh kecil kepemimpinan yang berhasil ya kemampuan memimpin keluarganya.

Bagaimana dengan sekolah anak-anak?
Semua berjalan normal dan baik. Saya beryukur, istri saya mampu membantu membimbing anak-anak.

Di MPW PP Sumut Anda sudah menjadi ketua selama dua periode. Apa kesan tak terlupakan yang didapatkan selama memimpin orman pemuda ini?
Saya puas jika kader PP bisa kita bantu perjuangkan menjadi pemimpin. Jadi pemimpin atau kepala daerah maupun menjadi legislatif. Selai itu menjadi ketua di organisasi-organisasi profesi. Itu kepuasan batin.

Bisa sebut nama kader PP yang menjadi kepala daerah?

Di Langkat ada Ngogesa Sitepu  di Labusel ada Wildan (Wildan Aswan Tanjung), Paluta ada Bachrum Harahap, di Sidimpuan ada senior kita Zulkarnaen NasutionM. Syahrul M Pasaribu di Tapsel Syahrul M Pasaribu, Plt Bupati Padanglawas Ali Sutan Harahap (TSO) dan beberapa nama lainnya. Kalau yang kita dukung dan jadi itu banyak. Misalnya, Syampurno di pilgub, di Deliserdang ada Amri Tambunan, di Sergai Erry Nuradi (lantas menyebut satu persatu kepala daerah maupun wakil di setidaknya 22 kabupaten/kota yang pencalonannya didukung PP)

Nama-nama yang kita dukung, Insya Allah, jadi. Patut dicatat, PP tidak mengutip apapun dalam memberi dukungan. (tms)

Istiqomah ke Mekah
Selasa, 6 Juli 2012, Anuar Shah bernat menjalankan ibadah Umroh untuk kedua kalinya. Di sana, pria berperawakan tinggi besar berniat memanjatkan doa, meminta petunjuk kepada Sang Pencipta.

“Berumroh, Istiqarah, mohon petunjuk kepada Allah SWT,” ujar ayah empat anak ini membenarkan rencana Umrohnya.
Dibeberkannya, hasil Muswil ke 12, sebagai ketua MPW PP terpilih, dia mendapat amanah dari Majelis Pinca II PP Sumut, dan memintanya untuk ikut dalam Pilgub yang akan dilaksanakan 2013 mendatang.

“Dalam Umroh, saya meminta petunjuk, apakah pencalonan ini lebih banyak manfaatnya bagi keluarga, anggota PP dan masyarakat di Sumut, dan saya akan berdoa supaya berhasil,” paparnya.
Andai nanti didapat petunjuk ternyata pencalonan sekaligus lebih banyak mudharatnya, pria yang akrab disapa Aweng ini, akan minta dijauhkan dari jabatan itu.

Selain meminta petunjuk melalui Umroh, Aweng telah menginstruksikan seluruh kekuatan di PP Sumut untuk mengkalkulasi peluangnya.
Seluruh jajarannya diminta  menyebarkan dan mengumpulkan kembali brosur dukungan dan KTP. “ Kita mengumpulkan data dukungan riil dan sukarela, tidak dibayar. Kita mau tau persentase suara PP hari ini,” ujarnya.

Bila ternyata dukungan riil bisa mencapai 15 persen, Aweng menyatakan siap bertarung di Pilgub mendatang.
“Saya tidak mau seperti pendekar mabok, tidak berhitung, tidak berkaca. Saya tidak mau konyol. Yang pasti, saya dan seluruh MPC se Sumut mesti bekerja sungguh-sungguh,” ucapnya . (tms)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/