25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Belajar Sabar dari Motor Tua

Ngobrol dengan Ahmad Bengar Harahap sudah pasti tak akan jauh-jauh dari dunia biker. Utamanya motor tua. Klasik, Eropa, rumit, penuh kesabaran, belajar hidup dan pergaulan serta dunia pendidikan. Itu tak lepas dari perannya saat ini sebagai Ketua Umum Biker Mitra Polri (BMP) Indonesia periode 2010-2012. Abeng, demikian dia biasa disapa, juga tercatat sebagai Plt Ketua Program Pendidikan Bahasa Jerman di Universitas Negeri Medan.

Ahmad Bengar Harahap
Ahmad Bengar Harahap

Sebelum jadi Ketum BMP, Abeng dulunya mendirikan, Old Motorcycle Association (OMA), yakni perkumpulan penggemar motor tua antik asal Eropa. Berikut petikan wawancara Sumut Pos dengan Abeng di Medan belum lama ini.

Bisa diceritakan awal mula jatuh cinta dengan dunia biker?

Bisa dibilang hobi ini turunan dari ayah saya. Sejak kecil kami biasa dibawa kemana-mana dengan motor tua milik ayah. Awalnya saya tidak mengerti. Namun seiring tahun dan sudah lebih dewasa, saya mulai suka. Dari SMA sudah mulai tahu tapi belum suka. Baru pada masa kuliah tepatnya 1993, saya mulai benar suka, setelah dihibahkan ayah motor tua jenis BSA 500 tahun 1948. Dari situlah hobi dimulai hingga saat ini.

Kapan mulai punya motor tua koleksi sendiri?

Tahun 1995. Ketika itu masih kuliah sambil nyambi kerja, punya uang sendiri baru mulai beli. Koleksi saya waktu itu DKW tahun 1961. Kalau tidak salah dulu saya beli Rp200 ribu. Saya memburunya di daerah Sekip, Medan. Bisa hidup tapi kondisinya cukup parah saat itu.

Artinya sudah 20 tahun berkecimpung di dunia biker, khususnya motor tua nan klasik. Sudah sempat punya berapa koleksi?

Kalau total dari dulu hingga kini, sudah lebih 50-an yang sempat saya koleksi. Namun saya berlakukan sistem jual beli. Beli, poles, ada yang suka, saya lepas, lalu saya cari lagi. Jadi saat ini yang masih ada di garasi berjumlah 9 unit.

Apa saja mereknya yang masih ada sekarang?

DKW Jerman, 1960. NSU 1956. BSA Matahari 1958. Lalu ada juga klasik Jepang, CB 200 tahun 1971. CB 125 twin tahun 1975 juga ada. Ada yang saya punya satu merek sampat dua unit.

Dari perburuan motor klasik itu, pernah punya merek paling aneh, paling unik?

Oh, tentu saja pernah. Saya dulu sempat punya Victory buatan Inggris 1943. Hanya 50 cc, tapi paling langka. Jarang ada di sumut. Ada juga merek Pannonia asal Hungaria tahun 1964.

Pada akhirnya, Anda dan kawan-kawan memutuskan mendirikan OMA. Bisa diceritakan?

Ya, OMA adalah Old Motorcycle Association. Kami sebagai penggemar motor tua, saat itu ada tujuh orang, mulai berpikir bagaimana caranya mendirikan sebuah klub untuk bahu-membahu membahas persoalan yang biasa hadir dalam merawat motor tua. Jadi saat itu, tepat 4 April 2005, kami putuskan mendirikan OMA. Pembentukan ini akhirnya memudahkan kami saling memberikan masukan dalam menjalani hobi yang sama. Hingga kini sudah 38 anggota tetapnya.

Lalu ada juga istilah underbow, alias sayap dari OMA ini. Kalau tak salah namanya Germo?

Iya. Benar sekali. Germo itu singkatan dari Gerombolan Motor Tua. Tapi spesifikasinya jelas, yang bisa bernaung di Germo adalah pemilik motor tua non Eropa. Jadi yang punya motor tua keluaran Jepang dan lainnya, bisa gabung di sini. Karena ceritanya, Germo yang didirikan 2009, bertujuan menampung apresiasi kepada pecinta motor tua. Namun karena dari awal OMA itu dikhususkan untuk motor tua keluaran Eropa, jadi yang punya motor Jepang tak bisa masuk. Itulah alasan kami buat sayap di persaudaraan ini. Tapi kalau touring yang kami sama-sama.

Sejak 2010 lalu Anda terpilih menjadi Ketum BMP Indonesia?

Benar. Dulu saya Sekjen di masa pemerintahan 2008-2010, lalu saya juga tak menyangkan kawan-kawan memilih saya di Mubes 2010 lalu. Ya sudah, saya terima amanah ini dan menjalankannya hingga jelang Mubes lagi Desember mendatang. Banyak program yang sudah kami jalankan, dan tentunya demi ketertiban berkendara. Bekerjasama dengan polisi, karena BMP itu sendiri singkatan dari Biker Mitra Polri yang didirikan Pak Safwan Khayat.

Apa sih manfaat menggeluti hobi ini?

Nah, di sini bisa saya terangkan sebisa mungkin. Karena namanya hobi biasanya hanya bisa dinikmati sesama penghobi. Tapi hingga kini saya bisa tegaskan bahwa apa yang saya jalani saat ini banyak manfaatnya. Utamanya sistem persahabatan. Sejak dulu saya berkecimpung di dunia biker ini, saya selalu bertemu dengan orang baru. Teman baru. Sahabat baru. Yang pada akhirnya bisa saling membantu. Tak hanya urusan hobi, lalu bisa beranjak ke urusan profesi. Sudah beberapa bukti yang saya paparkan bahwa saya senantiasa tertolong dengan hobi ini. Dari hobi ini saya bisa bertemu dengan rekan baru yang bisa diajak bekerjasama di dunia pendidikan yang saya jalani.

Pelajaran hidup dari hobi? Seperti itu Anda menyikapinya?

Ya, tentu saja. Saya mulai dari motor tua. Merawat motor tua dengan ketersediaan onderdil yang sudah punah, pun dengan cara membawa, memperlakukannya tak boleh sembarang, saya dan kawan-kawan sudah jelas belajar arti kesabaran. Lalu ketelatenan, dan trik-trik sebagai upaya membuat si motor bisa kembali hidup.

Artinya, jika hobi bisa dibawa positif, tentu saja akan menghasilkan sikap positif. Tapi jika hobi mulai menimbulkan hal negatif, maka tinggalkanlah!

Cara menyelaraskannya dengan profesi Anda sebagai pendidik dan sebagai kepala rumah tangga?

Harus pintar-pintar memang. Dan syukurnya keluarga saya sudah memahami hobi ini. bahkan putri saya tampaknya tertarik menggeluti dunia biker. Sedangkan di dunia pendidikan, saya sudah menerima banyak manfaat dari hobi ini. Itu tadi, sistem persaudaraan yang terjalin memungkinkan saya membangun kerjasama di dunia yang saya geluti. Mudah-mudahan sikap positif yang kita tuai, akan bermanfaat bagi sekitar kita.

Harapan Anda terhadap dunia biker, kita sempat diresahkan oleh ulah kelompok yang disebut geng motor?

Saya bisa pastikan itu bukan geng motor. Geng motor itu punya kriteria seperti di luar negeri. Yang dilakukan oleh kelompok itu adalah ulah anak-anak yang tak mendapat perhatian dan ketegasan. Kami dari BMP terus berkoordinasi kepada pihak berwajib untuk saling menjaga. Karena anggota BMP itu patuh dan bertindak sesuai rambu lalulintas. (ful)

Canangkan Revolusi Belajar

Sehari-hari, Ahmad Bengar  adalah staf pengajar di beberapa universitas. Namun di Unimed, pria 40 tahun itu menjadi Kepala Program Pendidikan (Kaprodi) Bahasa Jerman.

Abeng sudah mencanangkan beberapa revolusi belajar. Mind set adalah target yang ingin diubah. “Acapkali kita melihat sistem perkuliahan monoton. Dosen mengajar, mahasiswa mendengar. Itu saja. full teori,” kata Abeng.

Ke depannya, Abeng ingin gaya belajar mahasiswa diubah menjadi lebih kreatif dan berdaya guna maksimal. Maka itu, di mata kuliah yang diajarkanya kini, semisal mata kuliah sastra Jerman, maka Abeng memilih untuk lebih banyak menggelar praktek. Teori penting, namun pada akhirnya prakteknya yang akan diterapkan sesuai kebutuhannya.

“Jadi kami sekarang sudah menggelar banyak kerjasama dengan berbagai pihak. Ujian kini langsung praktek apa yang sudah dipelajari. Untuk mata kuliah sastra, biasanya kami praktek dengan jurusan lain yang juga butuh praktek dari sekadar teori. Yakin jurusan sendratasik. Jadi makin klop. Sama-sama belajar sama-sama diuntungkan,” terangnya.

Demikianlah manajemen yang coba dibawanya ke lingkungan kampus. Menurutnya, tak baik jika hanya fokus kepada pelajaran di kampus.
“Cobalah berbaur dengan organisasi di kampus atau di tempat lain. Asahla kemampuan di luar jam kuliah. Karena ketika di dunia setelah tamat kita tak dapat kerja sesuai ijazah, setidaknya kita bisa mendalami hal lain.”

Ke depannya, Abeng berharap mampu menciptakan tenaga pendidik yang mahir benar di bidangnya. (ful)

[table caption=”Daftar Riwayat Hidup”]
Nama :, Ahmad Bengar Harahap
Nama Kecil : , Abeng
Umur : , 40 tahun
Alamat : , Komplek Cenderawasih Village Jl. Gasru IV Blok C Medan

HP: ,0815 3333 0900

Email : , mattbeng1@gmail.com
Hobby : , Touring dan Koleksi motor tua
Motto : ,” Hidup ini seperti mengendarai sepeda motor, kalau tidak ditabrak menabrak, jadi konsentrasi dan berhati-hatilah dalam hidup”
Nama orang tua : , alm H Multazam Harahap (Pedagang)
Nama ibu : , Nurhayani (ibu rumah tangga)
Istri : ,” Hayati Sari, S.Pd (Guru SMP)”
Anak ,1. Emir Hazam Fahmi
, 2. Azzahra Zweida
, 3. Walid Rahman Multazam
Riwayat Karir/Pekerjaan[attr colspan=”2″]
1995-2001 , Pelatih Marching Band SMA/MAN
1997-2003 , Guru Bahasa Inggeris SMA/MAN 1
2007-2011 , Kepala Lab Multi Media Bahasa Asing FBS Unimed
2012- 2014 , Plt Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman FBS UNIMED
2005-sekarang , Dosen luar biasa Fak Ilmu Budaya USU
2001-sekarang , Dosen tetap Prodi Bahasa Jerman Jur Bahasa Asing FBS UNIMED
Riwayat Pendidikan:[attr colspan=”2″]
, S1 Pend Bahasa Jerman Jur Bahasa Asing FPBS IKIP Medan (beasiswa)
, S2 Linguistik Sekolah Pasca Sarjana USU (beasiswa)
Riwayat Organisasi:[attr colspan=”2″]
,” Ketua KLDF (Komunitas Lingkar Dokumenter dan Film), didirikan bersama alm Ben M Pasaribu”
, Pembina UKM Marching Band UNIMED (2000-skg)
, Pendiri OMA (Old Motorcycle Association) Sumut (2005-skg)
, ” Ketua Umum BMP (Bikers Mitra Polri) Indonesia (2010-2012), chapter mulai dari BMP Jambi, BMP Bukit tinggi, BMP Formater Pekan baru, dan BMP se kab/kota di Sumut.”

[/table]

 

Ngobrol dengan Ahmad Bengar Harahap sudah pasti tak akan jauh-jauh dari dunia biker. Utamanya motor tua. Klasik, Eropa, rumit, penuh kesabaran, belajar hidup dan pergaulan serta dunia pendidikan. Itu tak lepas dari perannya saat ini sebagai Ketua Umum Biker Mitra Polri (BMP) Indonesia periode 2010-2012. Abeng, demikian dia biasa disapa, juga tercatat sebagai Plt Ketua Program Pendidikan Bahasa Jerman di Universitas Negeri Medan.

Ahmad Bengar Harahap
Ahmad Bengar Harahap

Sebelum jadi Ketum BMP, Abeng dulunya mendirikan, Old Motorcycle Association (OMA), yakni perkumpulan penggemar motor tua antik asal Eropa. Berikut petikan wawancara Sumut Pos dengan Abeng di Medan belum lama ini.

Bisa diceritakan awal mula jatuh cinta dengan dunia biker?

Bisa dibilang hobi ini turunan dari ayah saya. Sejak kecil kami biasa dibawa kemana-mana dengan motor tua milik ayah. Awalnya saya tidak mengerti. Namun seiring tahun dan sudah lebih dewasa, saya mulai suka. Dari SMA sudah mulai tahu tapi belum suka. Baru pada masa kuliah tepatnya 1993, saya mulai benar suka, setelah dihibahkan ayah motor tua jenis BSA 500 tahun 1948. Dari situlah hobi dimulai hingga saat ini.

Kapan mulai punya motor tua koleksi sendiri?

Tahun 1995. Ketika itu masih kuliah sambil nyambi kerja, punya uang sendiri baru mulai beli. Koleksi saya waktu itu DKW tahun 1961. Kalau tidak salah dulu saya beli Rp200 ribu. Saya memburunya di daerah Sekip, Medan. Bisa hidup tapi kondisinya cukup parah saat itu.

Artinya sudah 20 tahun berkecimpung di dunia biker, khususnya motor tua nan klasik. Sudah sempat punya berapa koleksi?

Kalau total dari dulu hingga kini, sudah lebih 50-an yang sempat saya koleksi. Namun saya berlakukan sistem jual beli. Beli, poles, ada yang suka, saya lepas, lalu saya cari lagi. Jadi saat ini yang masih ada di garasi berjumlah 9 unit.

Apa saja mereknya yang masih ada sekarang?

DKW Jerman, 1960. NSU 1956. BSA Matahari 1958. Lalu ada juga klasik Jepang, CB 200 tahun 1971. CB 125 twin tahun 1975 juga ada. Ada yang saya punya satu merek sampat dua unit.

Dari perburuan motor klasik itu, pernah punya merek paling aneh, paling unik?

Oh, tentu saja pernah. Saya dulu sempat punya Victory buatan Inggris 1943. Hanya 50 cc, tapi paling langka. Jarang ada di sumut. Ada juga merek Pannonia asal Hungaria tahun 1964.

Pada akhirnya, Anda dan kawan-kawan memutuskan mendirikan OMA. Bisa diceritakan?

Ya, OMA adalah Old Motorcycle Association. Kami sebagai penggemar motor tua, saat itu ada tujuh orang, mulai berpikir bagaimana caranya mendirikan sebuah klub untuk bahu-membahu membahas persoalan yang biasa hadir dalam merawat motor tua. Jadi saat itu, tepat 4 April 2005, kami putuskan mendirikan OMA. Pembentukan ini akhirnya memudahkan kami saling memberikan masukan dalam menjalani hobi yang sama. Hingga kini sudah 38 anggota tetapnya.

Lalu ada juga istilah underbow, alias sayap dari OMA ini. Kalau tak salah namanya Germo?

Iya. Benar sekali. Germo itu singkatan dari Gerombolan Motor Tua. Tapi spesifikasinya jelas, yang bisa bernaung di Germo adalah pemilik motor tua non Eropa. Jadi yang punya motor tua keluaran Jepang dan lainnya, bisa gabung di sini. Karena ceritanya, Germo yang didirikan 2009, bertujuan menampung apresiasi kepada pecinta motor tua. Namun karena dari awal OMA itu dikhususkan untuk motor tua keluaran Eropa, jadi yang punya motor Jepang tak bisa masuk. Itulah alasan kami buat sayap di persaudaraan ini. Tapi kalau touring yang kami sama-sama.

Sejak 2010 lalu Anda terpilih menjadi Ketum BMP Indonesia?

Benar. Dulu saya Sekjen di masa pemerintahan 2008-2010, lalu saya juga tak menyangkan kawan-kawan memilih saya di Mubes 2010 lalu. Ya sudah, saya terima amanah ini dan menjalankannya hingga jelang Mubes lagi Desember mendatang. Banyak program yang sudah kami jalankan, dan tentunya demi ketertiban berkendara. Bekerjasama dengan polisi, karena BMP itu sendiri singkatan dari Biker Mitra Polri yang didirikan Pak Safwan Khayat.

Apa sih manfaat menggeluti hobi ini?

Nah, di sini bisa saya terangkan sebisa mungkin. Karena namanya hobi biasanya hanya bisa dinikmati sesama penghobi. Tapi hingga kini saya bisa tegaskan bahwa apa yang saya jalani saat ini banyak manfaatnya. Utamanya sistem persahabatan. Sejak dulu saya berkecimpung di dunia biker ini, saya selalu bertemu dengan orang baru. Teman baru. Sahabat baru. Yang pada akhirnya bisa saling membantu. Tak hanya urusan hobi, lalu bisa beranjak ke urusan profesi. Sudah beberapa bukti yang saya paparkan bahwa saya senantiasa tertolong dengan hobi ini. Dari hobi ini saya bisa bertemu dengan rekan baru yang bisa diajak bekerjasama di dunia pendidikan yang saya jalani.

Pelajaran hidup dari hobi? Seperti itu Anda menyikapinya?

Ya, tentu saja. Saya mulai dari motor tua. Merawat motor tua dengan ketersediaan onderdil yang sudah punah, pun dengan cara membawa, memperlakukannya tak boleh sembarang, saya dan kawan-kawan sudah jelas belajar arti kesabaran. Lalu ketelatenan, dan trik-trik sebagai upaya membuat si motor bisa kembali hidup.

Artinya, jika hobi bisa dibawa positif, tentu saja akan menghasilkan sikap positif. Tapi jika hobi mulai menimbulkan hal negatif, maka tinggalkanlah!

Cara menyelaraskannya dengan profesi Anda sebagai pendidik dan sebagai kepala rumah tangga?

Harus pintar-pintar memang. Dan syukurnya keluarga saya sudah memahami hobi ini. bahkan putri saya tampaknya tertarik menggeluti dunia biker. Sedangkan di dunia pendidikan, saya sudah menerima banyak manfaat dari hobi ini. Itu tadi, sistem persaudaraan yang terjalin memungkinkan saya membangun kerjasama di dunia yang saya geluti. Mudah-mudahan sikap positif yang kita tuai, akan bermanfaat bagi sekitar kita.

Harapan Anda terhadap dunia biker, kita sempat diresahkan oleh ulah kelompok yang disebut geng motor?

Saya bisa pastikan itu bukan geng motor. Geng motor itu punya kriteria seperti di luar negeri. Yang dilakukan oleh kelompok itu adalah ulah anak-anak yang tak mendapat perhatian dan ketegasan. Kami dari BMP terus berkoordinasi kepada pihak berwajib untuk saling menjaga. Karena anggota BMP itu patuh dan bertindak sesuai rambu lalulintas. (ful)

Canangkan Revolusi Belajar

Sehari-hari, Ahmad Bengar  adalah staf pengajar di beberapa universitas. Namun di Unimed, pria 40 tahun itu menjadi Kepala Program Pendidikan (Kaprodi) Bahasa Jerman.

Abeng sudah mencanangkan beberapa revolusi belajar. Mind set adalah target yang ingin diubah. “Acapkali kita melihat sistem perkuliahan monoton. Dosen mengajar, mahasiswa mendengar. Itu saja. full teori,” kata Abeng.

Ke depannya, Abeng ingin gaya belajar mahasiswa diubah menjadi lebih kreatif dan berdaya guna maksimal. Maka itu, di mata kuliah yang diajarkanya kini, semisal mata kuliah sastra Jerman, maka Abeng memilih untuk lebih banyak menggelar praktek. Teori penting, namun pada akhirnya prakteknya yang akan diterapkan sesuai kebutuhannya.

“Jadi kami sekarang sudah menggelar banyak kerjasama dengan berbagai pihak. Ujian kini langsung praktek apa yang sudah dipelajari. Untuk mata kuliah sastra, biasanya kami praktek dengan jurusan lain yang juga butuh praktek dari sekadar teori. Yakin jurusan sendratasik. Jadi makin klop. Sama-sama belajar sama-sama diuntungkan,” terangnya.

Demikianlah manajemen yang coba dibawanya ke lingkungan kampus. Menurutnya, tak baik jika hanya fokus kepada pelajaran di kampus.
“Cobalah berbaur dengan organisasi di kampus atau di tempat lain. Asahla kemampuan di luar jam kuliah. Karena ketika di dunia setelah tamat kita tak dapat kerja sesuai ijazah, setidaknya kita bisa mendalami hal lain.”

Ke depannya, Abeng berharap mampu menciptakan tenaga pendidik yang mahir benar di bidangnya. (ful)

[table caption=”Daftar Riwayat Hidup”]
Nama :, Ahmad Bengar Harahap
Nama Kecil : , Abeng
Umur : , 40 tahun
Alamat : , Komplek Cenderawasih Village Jl. Gasru IV Blok C Medan

HP: ,0815 3333 0900

Email : , mattbeng1@gmail.com
Hobby : , Touring dan Koleksi motor tua
Motto : ,” Hidup ini seperti mengendarai sepeda motor, kalau tidak ditabrak menabrak, jadi konsentrasi dan berhati-hatilah dalam hidup”
Nama orang tua : , alm H Multazam Harahap (Pedagang)
Nama ibu : , Nurhayani (ibu rumah tangga)
Istri : ,” Hayati Sari, S.Pd (Guru SMP)”
Anak ,1. Emir Hazam Fahmi
, 2. Azzahra Zweida
, 3. Walid Rahman Multazam
Riwayat Karir/Pekerjaan[attr colspan=”2″]
1995-2001 , Pelatih Marching Band SMA/MAN
1997-2003 , Guru Bahasa Inggeris SMA/MAN 1
2007-2011 , Kepala Lab Multi Media Bahasa Asing FBS Unimed
2012- 2014 , Plt Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman FBS UNIMED
2005-sekarang , Dosen luar biasa Fak Ilmu Budaya USU
2001-sekarang , Dosen tetap Prodi Bahasa Jerman Jur Bahasa Asing FBS UNIMED
Riwayat Pendidikan:[attr colspan=”2″]
, S1 Pend Bahasa Jerman Jur Bahasa Asing FPBS IKIP Medan (beasiswa)
, S2 Linguistik Sekolah Pasca Sarjana USU (beasiswa)
Riwayat Organisasi:[attr colspan=”2″]
,” Ketua KLDF (Komunitas Lingkar Dokumenter dan Film), didirikan bersama alm Ben M Pasaribu”
, Pembina UKM Marching Band UNIMED (2000-skg)
, Pendiri OMA (Old Motorcycle Association) Sumut (2005-skg)
, ” Ketua Umum BMP (Bikers Mitra Polri) Indonesia (2010-2012), chapter mulai dari BMP Jambi, BMP Bukit tinggi, BMP Formater Pekan baru, dan BMP se kab/kota di Sumut.”

[/table]

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/