26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Langsung Salat Sunat Sebagai Wujud Syukur

AKBP Eri Safari Promosi Jadi Dirlantas Polda Riau

PROMOSI: Eri Safari saat diabadikan  ruang kerjanya. Eri Safari mendapat promosi jadi Dir Lantas Polda Riau.
PROMOSI: Eri Safari saat diabadikan di ruang kerjanya. Eri Safari mendapat promosi jadi Dir Lantas Polda Riau.

Cepat ada yang dikejar, lambat ada yang ditunggu. Ungkapan ini agaknya sejalan untuk menggambarkan karir AKBP Drs Eri Safari di jajaran Kepolisian RI.

Tidak lama lagi, Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Sumut ini akan menempati posisi baru sebagai Direktur Lalu Lintas Polda Riau menggantikan DR Chrisnanta Dwi Lansana SH SIk, yang mendapat promosi menjadi Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya.

Di satu sisi, jabatan yang bakal dipangku Eri adalah jabatan yang bergengsi, tapi di sisi lain mantan Kapolres Serdang Bedagai ini malah menganggap jabatan itu tantangan. Soalnya di tangan DR Chrisnanta Dwi Lansana SH SIk, Direktorat Lalu Lintas Polda Riau bisa menjadi percontohan yang baik.

Makanya, meski belum menjabat Direktur Lalu Lintas Polda Riau secara resmi, Eri sudah berpikir apa yang akan dibuatnya ke depan. Paling tidak bisa mempertahankan prestasi selama ini dan bertekad untuk memberikan nilai lebih dari pendahulu sebelumnya.

Dengan modal ketekunan dan kerja keras yang kuat, ayah tiga anak ini yakin akan sukses berkarir di jajaran Polda Riau. Berikut petikan wawancara wartawan koran ini Adi Candra Sirait dengan AKBP Drs Eri Safari di ruang kerjanya, Direktorat Lalu Lintas Polda Sumut Jalan Putri Hijau Medan, Jumat (7/12).

Kapan Anda tahu mutasi menjadi Direktur Lalu Lintas Polda Riau?

Saya tahu mutasi ke Riau itu dari teman-teman. Kalau ndak salah pada waktu itu hari Minggu dua pekan lalu. Teman-teman banyak yang SMS dan telepon mengucapkan selamat. Mereka bilang saya akan menempati posisi baru sebagai Direktur Lalu Lintas Polda Riau. Awalnya saya tidak percaya dengan kabar itu bahkan Istri saya yang kebetulan ada tugas di Jakarta juga ikut menelepon saya dan menanyakan prihal kabar itu. Belakangan setelah saya cek ternyata betul.

Lantas apa respon Anda saat itu?

Bersyukur.  Saat itu juga saya dan istri melaksanakan salat sunat sebagai wujud syukur atas jabatan itu. Saya salat di Medan, sedangkan istri salat di Jakarta. Soalnya saya tidak menyangka bakal menjadi orang nomor satu di Direktorat Lalu Lintas Polda Riau, meskipun saya sudah mengikuti asesmen menjadi Direktur Lalu Lintas tahun 2011 lalu. Yang namanya personel tidak dikasi tahu apa hasil asesmen itu. Tapi tak tahunya saya diamanahkan menjadi Direktur Lalu Lintas Polda Riau.

Di banding  teman-teman satu angkatan di Akpol, Anda tergolong salah satu personel yang lambat dalam karir, Apa tanggapan Anda?

Kalau ditanya seperti itu, jawabannya semua rezeki dan jabatan ada di tangan Allah. Saya salah satu perwira yang masuk Akpol tahun 1986. Memang teman-teman saya banyak yang sudah promosi jabatan dan kepangkatan. Tapi bagi saya, itu semuanya sudah diatur yang maha kuasa. Cepat ada yang kejar, lambat ada yang ditunggu.

Apa prinsip Anda dalam menjalankan tugas?

Bagi saya tugas adalah segala-galanya. Bahkan dengan keluarga pun saya sudah punya komitmen tugas di kantor harus diprioritaskan. Jadi dalam bekerja saya selalu fokus dan menekuni pekerjaan  yang saya emban. Termasuk menjadi Wadir Lantas Polda Sumut selama  1,8 tahun. Satu yang menjadi prinsip saya dalam bekerja adalah tidak mau menjadi pemimpin yang mengandalkan anak buah. Artinya sebagai pimpinan kita harus memperhatikan anggota dan tampil sebagai yang terdepan.

Dalam contoh apa Anda menerapkan prinsip ini?

Dalam semua hal. Namun yang paling terasa kali adalah saat memimpin anggota melakukan penyisiran dan penangkapan gerombolon perampok bersenjata di Desa Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Saat itu saya menjabat Kapolres Serdang Bedagai.

Memang pada waktu itu kami dibantu satuan Brimob, namun sebagai Kasatwil, saya harus menjadi yang terdepan untuk memimpin anggota. Pada waktu itu yang saya lakukan adalah maju sebagai pimpinan terdepan untuk mengantisipasi segala hal yang tidak diinginkan. Siang dan malam. Soalnya kasus itu eskalisinya sudah tingkat nasional. Namun kalau eskalasinya masih kecil biasanya saya serahkan kepada para kasat. Dengan menjadi yang terdepan, maka anggota tidak akan kesulitan dalam menentukan sikap. Karena ada pimpinan yang akan memutusnya.

Jadi apa yang Anda bakal lakukan nanti setelah menjadi Dir ektur Lantas Polda Riau?

Yang pasti secara umum  memberikan yang terbaik untuk institusi Polri. Saat menjadi Wadir Lantas Polda Sumut ini pun sebenarnya saya sudah banyak belajar tentang tugas-tugas pimpinan, melakukan pembinaan terhadap SDM anggota dan melakukan fungsi pengawasan terhadap kinerja anggota.  Biacara soal rencana ke depan di Direktorat Lantas Polda Riau secara tidak langsung saya dan pak Chrisnanta (Dir Lantas Polda Riau) sudah komunikasi. Kami saling tukar pikiran apa yang harus dibenahi dan apa yang harus dipertahankan. Sebagai orang baru menjadi Direktur Lalu Lintas tentu saya harus banyak belajar dengan pendahulu dan para senior saya.

Apa yang Anda bayangkan saat ini mendengar Direktorat Lalu Lintas Polda Riau?

Sebenarnya di satu sisi saya risau, makanya saya harus banyak belajar. Betapa tidak jabatan yang bakal saya emban ini nantinya adalah jabatan strategis yang membutuhkan tantangan profesionalisme pekerjaan. Paling tidak mempertahankan program yang sedang berjalan di Direktorat Lalu Lintas Polda Riau. Kita tahu Polda Riau sudah banyak melakukan terobosan-terobosan dalam bidang lalu lintas semisal sistem online pembuatan SIM di sekolah pengemudi,  kesadaran tertib lalu lintas di tengah-tengah masyarakat dan lain sebagainya. Makanya saya pun harus banyak belajar dan belajar.

Kalau boleh tahu, kapan Anda mulai bercita-cita sebagai Polisi?

Saya dibesarkan di lingkungan militer. Ayah saya seorang guru militer di Cimahi Jawa Barat. Karena darah itu pulalah kakak saya yang nomor satu menjadi tentara. Tapi saya memilih untuk menjadi Polisi. Cita-cita ini muncul pada saat saya masih duduk di bangku SD. Kala itu setiap pergi dan pulang sekolah saya selalu diseberangkan pak Polisi.  Dari sinilah kecintaan saya terhadap Polisi. Meskipun dua kali gagal masuk Akpol, tidak membuat semangat saya menjadi kendur hingga akhirnya pada testing ketiga saya lulus Akpol tahun 1986. Dari sinilah saya mulai berkarir di Kepolisian RI hingga saat ini dan mendapat tugas dari satu daerah ke daerah lain.

Apa kesan Anda menjadi Polisi?

Banyak. Karena sudah menjadi cita-cita, bagi saya menjadi Polisi adalah sebuah kebanggan tersendiri. Pada waktu itu pun orangtua saya mendukung. Satu anaknya tentara, satu Polisi dan dua dosen. Jadi kami semua mewarisi semangat hidup orang tua menjadi guru di militer. Di mana pun saya bertugas tetap yang saya kedepankan adalah profesionalisme pekerjaan, memberikan yang terbaik kepada institusi Kepolisian. (*)

Rutin Berenang

Untuk menjaga kebugaran tubuh, Eri Safari punya kebiasaan berenang. Menurutnya meskipun olahraganya terkesan ringan, namun renang dapat membuat tubuh menjadi bugar.  “Dengan renang semua tubuh akan bergerak,” ungkap suami Malati Ligarnasari ini.

Dia menjelaskan di usinya yang kepala empat, olahraga renang dianggap yang paling cocok untuk menjaga tubuh agar tetap fit. Dibanding lari, tenis dan bola kaki, renang yang paling ringan.  “Kalau renang saya rutin seminggu sekali,” katanya. Lantas bagaimana dengan golf? Ditanya begitu Eri menjawab “Main golf juga suka, tapi itu kalau diajak saja. Artinya sekadar bisa. Diajak main golf kita oke,” kata Eri .
Di samping itu pada saat libur dinas, dia selalu memanfaatkan waktunya bersama keluarga. Tapi tidak bisa dibuat jadwal yang rutin. “Kalau kata orang padai-pandai lah bagi- bagi waktu  untuk bisa bersama keluarga. Lagi pula keluarga sudah tahu bagaimana prinsip saya dalam bekerja,” ungkapnya.

Atas dasar ini pulalah kemana pun saya bertugas yang namanya keluarga tetap saya bawa. “Keluarga tetap mendampingi saya agar dalam bertugas bisa fokus. Sekarang pun karena anak nomor satu dan dua kuliah di Jakarta, makanya pisah dengan mereka. Jadi kami saat ini di rumah tinggal bertiga bersama istri dan anak bungsu yang masih duduk di bangku SD,” pungkasnya. (dra)

[table caption=”Bio Data” delimiter=”:”]

Nama    :    AKBP Drs Eri Safari
Kelahiran    :    Bandung, 17 Jani 1965
Nama Istri    :    Malati Ligarnasari
Jabatan    :    Wadir Lantas Polda Sumut
Anak    :    3 Orang
: 1. Andika Ladia Permata
: 2. Intan Rahmala
:  3. Kesa Offira

[/table]

AKBP Eri Safari Promosi Jadi Dirlantas Polda Riau

PROMOSI: Eri Safari saat diabadikan  ruang kerjanya. Eri Safari mendapat promosi jadi Dir Lantas Polda Riau.
PROMOSI: Eri Safari saat diabadikan di ruang kerjanya. Eri Safari mendapat promosi jadi Dir Lantas Polda Riau.

Cepat ada yang dikejar, lambat ada yang ditunggu. Ungkapan ini agaknya sejalan untuk menggambarkan karir AKBP Drs Eri Safari di jajaran Kepolisian RI.

Tidak lama lagi, Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Sumut ini akan menempati posisi baru sebagai Direktur Lalu Lintas Polda Riau menggantikan DR Chrisnanta Dwi Lansana SH SIk, yang mendapat promosi menjadi Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya.

Di satu sisi, jabatan yang bakal dipangku Eri adalah jabatan yang bergengsi, tapi di sisi lain mantan Kapolres Serdang Bedagai ini malah menganggap jabatan itu tantangan. Soalnya di tangan DR Chrisnanta Dwi Lansana SH SIk, Direktorat Lalu Lintas Polda Riau bisa menjadi percontohan yang baik.

Makanya, meski belum menjabat Direktur Lalu Lintas Polda Riau secara resmi, Eri sudah berpikir apa yang akan dibuatnya ke depan. Paling tidak bisa mempertahankan prestasi selama ini dan bertekad untuk memberikan nilai lebih dari pendahulu sebelumnya.

Dengan modal ketekunan dan kerja keras yang kuat, ayah tiga anak ini yakin akan sukses berkarir di jajaran Polda Riau. Berikut petikan wawancara wartawan koran ini Adi Candra Sirait dengan AKBP Drs Eri Safari di ruang kerjanya, Direktorat Lalu Lintas Polda Sumut Jalan Putri Hijau Medan, Jumat (7/12).

Kapan Anda tahu mutasi menjadi Direktur Lalu Lintas Polda Riau?

Saya tahu mutasi ke Riau itu dari teman-teman. Kalau ndak salah pada waktu itu hari Minggu dua pekan lalu. Teman-teman banyak yang SMS dan telepon mengucapkan selamat. Mereka bilang saya akan menempati posisi baru sebagai Direktur Lalu Lintas Polda Riau. Awalnya saya tidak percaya dengan kabar itu bahkan Istri saya yang kebetulan ada tugas di Jakarta juga ikut menelepon saya dan menanyakan prihal kabar itu. Belakangan setelah saya cek ternyata betul.

Lantas apa respon Anda saat itu?

Bersyukur.  Saat itu juga saya dan istri melaksanakan salat sunat sebagai wujud syukur atas jabatan itu. Saya salat di Medan, sedangkan istri salat di Jakarta. Soalnya saya tidak menyangka bakal menjadi orang nomor satu di Direktorat Lalu Lintas Polda Riau, meskipun saya sudah mengikuti asesmen menjadi Direktur Lalu Lintas tahun 2011 lalu. Yang namanya personel tidak dikasi tahu apa hasil asesmen itu. Tapi tak tahunya saya diamanahkan menjadi Direktur Lalu Lintas Polda Riau.

Di banding  teman-teman satu angkatan di Akpol, Anda tergolong salah satu personel yang lambat dalam karir, Apa tanggapan Anda?

Kalau ditanya seperti itu, jawabannya semua rezeki dan jabatan ada di tangan Allah. Saya salah satu perwira yang masuk Akpol tahun 1986. Memang teman-teman saya banyak yang sudah promosi jabatan dan kepangkatan. Tapi bagi saya, itu semuanya sudah diatur yang maha kuasa. Cepat ada yang kejar, lambat ada yang ditunggu.

Apa prinsip Anda dalam menjalankan tugas?

Bagi saya tugas adalah segala-galanya. Bahkan dengan keluarga pun saya sudah punya komitmen tugas di kantor harus diprioritaskan. Jadi dalam bekerja saya selalu fokus dan menekuni pekerjaan  yang saya emban. Termasuk menjadi Wadir Lantas Polda Sumut selama  1,8 tahun. Satu yang menjadi prinsip saya dalam bekerja adalah tidak mau menjadi pemimpin yang mengandalkan anak buah. Artinya sebagai pimpinan kita harus memperhatikan anggota dan tampil sebagai yang terdepan.

Dalam contoh apa Anda menerapkan prinsip ini?

Dalam semua hal. Namun yang paling terasa kali adalah saat memimpin anggota melakukan penyisiran dan penangkapan gerombolon perampok bersenjata di Desa Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Saat itu saya menjabat Kapolres Serdang Bedagai.

Memang pada waktu itu kami dibantu satuan Brimob, namun sebagai Kasatwil, saya harus menjadi yang terdepan untuk memimpin anggota. Pada waktu itu yang saya lakukan adalah maju sebagai pimpinan terdepan untuk mengantisipasi segala hal yang tidak diinginkan. Siang dan malam. Soalnya kasus itu eskalisinya sudah tingkat nasional. Namun kalau eskalasinya masih kecil biasanya saya serahkan kepada para kasat. Dengan menjadi yang terdepan, maka anggota tidak akan kesulitan dalam menentukan sikap. Karena ada pimpinan yang akan memutusnya.

Jadi apa yang Anda bakal lakukan nanti setelah menjadi Dir ektur Lantas Polda Riau?

Yang pasti secara umum  memberikan yang terbaik untuk institusi Polri. Saat menjadi Wadir Lantas Polda Sumut ini pun sebenarnya saya sudah banyak belajar tentang tugas-tugas pimpinan, melakukan pembinaan terhadap SDM anggota dan melakukan fungsi pengawasan terhadap kinerja anggota.  Biacara soal rencana ke depan di Direktorat Lantas Polda Riau secara tidak langsung saya dan pak Chrisnanta (Dir Lantas Polda Riau) sudah komunikasi. Kami saling tukar pikiran apa yang harus dibenahi dan apa yang harus dipertahankan. Sebagai orang baru menjadi Direktur Lalu Lintas tentu saya harus banyak belajar dengan pendahulu dan para senior saya.

Apa yang Anda bayangkan saat ini mendengar Direktorat Lalu Lintas Polda Riau?

Sebenarnya di satu sisi saya risau, makanya saya harus banyak belajar. Betapa tidak jabatan yang bakal saya emban ini nantinya adalah jabatan strategis yang membutuhkan tantangan profesionalisme pekerjaan. Paling tidak mempertahankan program yang sedang berjalan di Direktorat Lalu Lintas Polda Riau. Kita tahu Polda Riau sudah banyak melakukan terobosan-terobosan dalam bidang lalu lintas semisal sistem online pembuatan SIM di sekolah pengemudi,  kesadaran tertib lalu lintas di tengah-tengah masyarakat dan lain sebagainya. Makanya saya pun harus banyak belajar dan belajar.

Kalau boleh tahu, kapan Anda mulai bercita-cita sebagai Polisi?

Saya dibesarkan di lingkungan militer. Ayah saya seorang guru militer di Cimahi Jawa Barat. Karena darah itu pulalah kakak saya yang nomor satu menjadi tentara. Tapi saya memilih untuk menjadi Polisi. Cita-cita ini muncul pada saat saya masih duduk di bangku SD. Kala itu setiap pergi dan pulang sekolah saya selalu diseberangkan pak Polisi.  Dari sinilah kecintaan saya terhadap Polisi. Meskipun dua kali gagal masuk Akpol, tidak membuat semangat saya menjadi kendur hingga akhirnya pada testing ketiga saya lulus Akpol tahun 1986. Dari sinilah saya mulai berkarir di Kepolisian RI hingga saat ini dan mendapat tugas dari satu daerah ke daerah lain.

Apa kesan Anda menjadi Polisi?

Banyak. Karena sudah menjadi cita-cita, bagi saya menjadi Polisi adalah sebuah kebanggan tersendiri. Pada waktu itu pun orangtua saya mendukung. Satu anaknya tentara, satu Polisi dan dua dosen. Jadi kami semua mewarisi semangat hidup orang tua menjadi guru di militer. Di mana pun saya bertugas tetap yang saya kedepankan adalah profesionalisme pekerjaan, memberikan yang terbaik kepada institusi Kepolisian. (*)

Rutin Berenang

Untuk menjaga kebugaran tubuh, Eri Safari punya kebiasaan berenang. Menurutnya meskipun olahraganya terkesan ringan, namun renang dapat membuat tubuh menjadi bugar.  “Dengan renang semua tubuh akan bergerak,” ungkap suami Malati Ligarnasari ini.

Dia menjelaskan di usinya yang kepala empat, olahraga renang dianggap yang paling cocok untuk menjaga tubuh agar tetap fit. Dibanding lari, tenis dan bola kaki, renang yang paling ringan.  “Kalau renang saya rutin seminggu sekali,” katanya. Lantas bagaimana dengan golf? Ditanya begitu Eri menjawab “Main golf juga suka, tapi itu kalau diajak saja. Artinya sekadar bisa. Diajak main golf kita oke,” kata Eri .
Di samping itu pada saat libur dinas, dia selalu memanfaatkan waktunya bersama keluarga. Tapi tidak bisa dibuat jadwal yang rutin. “Kalau kata orang padai-pandai lah bagi- bagi waktu  untuk bisa bersama keluarga. Lagi pula keluarga sudah tahu bagaimana prinsip saya dalam bekerja,” ungkapnya.

Atas dasar ini pulalah kemana pun saya bertugas yang namanya keluarga tetap saya bawa. “Keluarga tetap mendampingi saya agar dalam bertugas bisa fokus. Sekarang pun karena anak nomor satu dan dua kuliah di Jakarta, makanya pisah dengan mereka. Jadi kami saat ini di rumah tinggal bertiga bersama istri dan anak bungsu yang masih duduk di bangku SD,” pungkasnya. (dra)

[table caption=”Bio Data” delimiter=”:”]

Nama    :    AKBP Drs Eri Safari
Kelahiran    :    Bandung, 17 Jani 1965
Nama Istri    :    Malati Ligarnasari
Jabatan    :    Wadir Lantas Polda Sumut
Anak    :    3 Orang
: 1. Andika Ladia Permata
: 2. Intan Rahmala
:  3. Kesa Offira

[/table]

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/