30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bagian Atas Bumi Saja Mampu Penuhi Kebutuhan Kita

Kahfi Zulkarnaen, Deputi Direktur Bank Indonesia Kanwil XI Sumut-Aceh

Deputi Direktur Bank Indonesia Kantor Wilayah XI Sumut-Aceh, Kahfi Zulkarnaen memiliki cita-cita mulia. Sebagai abdi negara, dia ingin mencurahkan tenaga dan pikirannya demi kemajuan tanah air. Dirinya berharap, anak bangsa yang dapat mengambil peran dalam pembangunan, perekonomian, dan perdagangan.

Kahfi Zulkarnaen, Deputi Direktur Bank Indonesia Kantor Wilayah XI Sumut-Aceh//istimewa
Kahfi Zulkarnaen, Deputi Direktur Bank Indonesia Kantor Wilayah XI Sumut-Aceh//istimewa
Menurutnya, siap atau tidak siap, anak muda harus siap, karena beberapa tahun lagi, negara-negara di dunia akan melakukan perdagangan terbuka. Dimana arus barang dan jasa akan lebih mudah masuk ke sebuah negara. Bagaimana tanggapannya akan perkembangan perekonomian Indonesia mendatang? berikut petikan wawancaranya dengan wartawan Sumut Pos, Juli Ramadhani Rambe di Medan.

Kenapa Anda menyukai ilmu ekonomi?

Ekonomi itu sangat lentur. Karena terdiri dari bagian eksakta dan sosial. Beda dengan ilmu eksak yang lain, yang pasti dan menetap. Dengan kata lain, ekonomi bisa berubah, dengan sentuhan dari sosial. Misalnya kebijakan, peraturan, dan lainnya. Selain itu, mungkin saat awal mempelajari ekonomi akan terasa sulit.

Tetapi, kalau sudah dapat jalannya, sangat gampang. Karena pada intinya, ilmu ekonomi itu sangat berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, tantangan ekonomi ini yang paling menarik, yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Tantangannya meningkatkan kesejahteran, seperti apa misalnya?

Kalau kita mengetahui pergerakan ekonomi dan mempelajarinya, maka secara tidak langsung kita tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Nah, konsep ini akan membuat kita mengetahui tentang berbagai sektor yang potensial untuk dikembangkan.
Nah, kalau dikembangkan, maka akan membuka lapangan kerja. Dalam ekonomi, kita akan mengetahui yang namanya resiko atau rugi. Tapi, mereka akan mengetahui, bahwa dalam usaha antara rugi dan untung itu sangat dekat. Jadi, mereka akan mengerti apa yang harus dilakukan atau tidak.

Apakah menurut Anda saat ini, sektor ekonomi bukan dimiliki oleh bangsa sendiri?

Iya, lihat saja berbagai sektor potensial, seperti perdagangan, perbankan, industri, dan lainnya hampir semuanya dimiliki asing. Sumut sendiri, coba perhatikan, berapa banyak sudah bank asing di sini? Kita sebenarnya mampu kok, terbukti, banyak orang kaya di Indonesia.
Seharusnya, saat ini kita harus mulai berpikir secara logika. Saat ini, Indonesia menjadi daerah serbuan untuk produk luar. Tahun 2015 mendatang, kita akan melakukan perdagangan bebas untuk regional ASEAN. Dengan kata lain, berbagai produk tersebut akan sangat mudah masuk ke mari. Kita sendiri bagaimana?. Negara kita ini masih sangat kaya, dan percaya lah itu. Tidak akan rugi bila investasi di negeri sendiri.

Seberapa kaya negara kita dimata Anda?

Menurut saya, kekayaan Indonesia itu lebih dari yang terlihat. Malah, kalau saya boleh katakan, bahwa saat ini tidak perlu kita menggeruk bagian bawah bumi. Atas bumi saja mampu menutupi semua kebutuhan kita. Saya misalkan saja dari sawit yang merupakan produk unggulan dari Sumut. Untuk pajak saja, sawit mampu menyumbang APBD hingga Rp25 triliun. Belum lagi dari karet. Bahkan, Malaysia saja mencari karet dan belajar karet dari sini. Jadi, kita itu memang benar-benar kaya sekali. Untuk sawit, kita itu masih akan terus berkembang, karena lahan kita luas. Ini masih di Sumut, belum di Riau, Kalimatan, Sulawesi, dan daerah lainnya.

Kekayaan apa lagi yang dimiliki oleh Sumut?

Bukan hanya darat, airnya pun sangat kaya. Bahkan air tawarnya saja dapat menghasilkan. Saya misalkan, pertambakan ikan nila di danau toba yang dikembangkan oleh warga dari Swiss. Setiap hari, tambak ini dapat menghasilkan 5 ton ikan. Coba, bisa dikalikan berapa itu?.
Nah, itu masih dari 1 jenis ikan saja, coba kalau dari berbagai jenis ikan lagi?. Nah, belum lagi laut. Kita berada dikawasan pantai timur dan Barat. Pariwisata lagi, pantai di Nias, itu kabarnya sebagai pantai terindah di dunia. Bayangkan saja, apa sebenarnya yang kita miliki, dan apa yang bisa kita dapatkan dengan apa yang kita miliki.

Menurut Anda, siapa yang harus bergerak untuk memajukan perekonomian ini?

Semuanya. Baik pemerintah maupun masyarakat. Kan yang memilih pemerintah itu rakyat?. Jadi, untuk meningkatkan perekonomian, pemerintah yang memberi kebijakan berdasarkan kebutuhan rakyat, dan rakyat yang menjalankan untuk mendapatkan ekonomi yang baik.

Bagaimana dengan perbankan, apakah siap untuk bersaing dan berkembang?

Jelas, bank itu akan mengikuti alur kebijakan. Karena bank tidak bisa hidup sendiri. (*)

Ajak Keluarga Travelling

Sejak tahun 1988, ayah dari 2 anak ini sudah mulai berkarier di Bank Indonesia, dengan penempatan pertamanya adalah di Kota Dili Timor-Timur. Pekerjaannya di BI ini membuat kegiatan travelling nya hidup kembali.

“Saat sejak duduk di bangku SMP, saya sangat suka berpetualang. Hanya saja, saat itu saya memilih gunung untuk melakukan jalan-jalan,” ujar pria kelahiran Jakarta, 17 Oktober 1962 ini. Tetapi, karena kesibukannya menimba ilmu, Kahfi Zulkarnaen mulai mengurangi kegiatan menjelajahnya.
Tamatan dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung ini terjun ke dunia perbankan. Ditunjang dengan karier di BI, Kahfi pun mulai melakukan berbagai kegiatan travelling. Dan kali ini, menjelajah belahan dunia lainnya.

“Awalnya saat itu saya diberi kesempatan untuk kursus di Luar Negeri dari BI. Saat itu, saya mulai belajar dan mengenal kebudayaan lain. Dan sejak saat itu, saya selalu menyiapkan waktu khusus untuk saya dan keluarga melakukan travelling ke berbagai dunia,” ujar ayah dari Kamelia Fitri Chaerani dan Alfian Aziz ini.

Adapun maksud dan tujuan suami dari Almaida Purnama ini membawa serta keluarganya saat melakukan travelling, agar kedepannya buah hatinya memiliki wawasan internasional. Sehingga lebih terbuka dalam berteman dengan siapa pun.

“Dengan pengetahuan tentang budaya ini, saya berharap anak dapat belajar, bahwa setiap negara memiliki perbedaan. Tetapi, bukan berarti kebudayaan itu menjadi jurang, kalau kita bisa beradaptasi, maka semua akan berjalan dengan lancar,” lanjutnya.

Kecintaanya pada dunia ekonomi pun semakin meningkat, saat dirinya terpilih untuk menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam Forum-forim internasional. Dimana salah satu pembahasannya adalah kerjasama Multilateral antar negara. “Itu sekitar tahun 2004 hingga 2008, disitu kita membahas berbagai kebijakan untuk melakukan perdagangan bebas. Eropa, Cina, dan Amerika dengan kebijakannya.

Pada saat itu, kita sadar dan paham, bahwa kita memang sudah menjadi market untuk pemasaran produk mereka,” ungkap pria yang juga suka melakukan berbagai kegiatan entertaiment salah satunya adalah Nonton Film.

Salah satu yang ditegakkan Kahfi dalam keluarganya adalah kesederhanaan. Walau dirinya sadar, bahwa penghasilan yang didapatnya sebagai Deputi Direktur di BI kantor perwakilan 9 sudah lebih dari cukup. “Untuk saya sendiri, sudah mapan dengan penghasilan saya. Jadi, saya terapkan ke anak-anak, bahwa mereka juga bisa. Mereka juga harus berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka kehendaki. Karena itu, anak-anak saya semua di Jakarta, sedangkan saya dan isteri di Medan. Saya inginya, anak bisa menerima hidup, dan mandiri,” ungkap pria yang mendapatkan gelar S2 nya dari Unpad juga.
Diakuinya, hidup berpisah dengan anak bukanlah hal yang mudah. Tetapi demi masa depan anak, Kahfi dan istri rela melakukannya. “Anak saya sudah bekerja dan kuliah di UI saat ini. Jadi, kalau mereka menikmati apa yang mereka lakukan, saya terima. Walau saat ini ada keuntungan yang saya terima. Setiap hari, saya dan isteri bisa pacaran di usia dewasa setiap hari,” ungkap Kahfi yang senang melakukan olahraga dan Yoga ini sambil tersenyum lebar.(ram)

Kahfi Zulkarnaen, Deputi Direktur Bank Indonesia Kanwil XI Sumut-Aceh

Deputi Direktur Bank Indonesia Kantor Wilayah XI Sumut-Aceh, Kahfi Zulkarnaen memiliki cita-cita mulia. Sebagai abdi negara, dia ingin mencurahkan tenaga dan pikirannya demi kemajuan tanah air. Dirinya berharap, anak bangsa yang dapat mengambil peran dalam pembangunan, perekonomian, dan perdagangan.

Kahfi Zulkarnaen, Deputi Direktur Bank Indonesia Kantor Wilayah XI Sumut-Aceh//istimewa
Kahfi Zulkarnaen, Deputi Direktur Bank Indonesia Kantor Wilayah XI Sumut-Aceh//istimewa
Menurutnya, siap atau tidak siap, anak muda harus siap, karena beberapa tahun lagi, negara-negara di dunia akan melakukan perdagangan terbuka. Dimana arus barang dan jasa akan lebih mudah masuk ke sebuah negara. Bagaimana tanggapannya akan perkembangan perekonomian Indonesia mendatang? berikut petikan wawancaranya dengan wartawan Sumut Pos, Juli Ramadhani Rambe di Medan.

Kenapa Anda menyukai ilmu ekonomi?

Ekonomi itu sangat lentur. Karena terdiri dari bagian eksakta dan sosial. Beda dengan ilmu eksak yang lain, yang pasti dan menetap. Dengan kata lain, ekonomi bisa berubah, dengan sentuhan dari sosial. Misalnya kebijakan, peraturan, dan lainnya. Selain itu, mungkin saat awal mempelajari ekonomi akan terasa sulit.

Tetapi, kalau sudah dapat jalannya, sangat gampang. Karena pada intinya, ilmu ekonomi itu sangat berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, tantangan ekonomi ini yang paling menarik, yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Tantangannya meningkatkan kesejahteran, seperti apa misalnya?

Kalau kita mengetahui pergerakan ekonomi dan mempelajarinya, maka secara tidak langsung kita tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Nah, konsep ini akan membuat kita mengetahui tentang berbagai sektor yang potensial untuk dikembangkan.
Nah, kalau dikembangkan, maka akan membuka lapangan kerja. Dalam ekonomi, kita akan mengetahui yang namanya resiko atau rugi. Tapi, mereka akan mengetahui, bahwa dalam usaha antara rugi dan untung itu sangat dekat. Jadi, mereka akan mengerti apa yang harus dilakukan atau tidak.

Apakah menurut Anda saat ini, sektor ekonomi bukan dimiliki oleh bangsa sendiri?

Iya, lihat saja berbagai sektor potensial, seperti perdagangan, perbankan, industri, dan lainnya hampir semuanya dimiliki asing. Sumut sendiri, coba perhatikan, berapa banyak sudah bank asing di sini? Kita sebenarnya mampu kok, terbukti, banyak orang kaya di Indonesia.
Seharusnya, saat ini kita harus mulai berpikir secara logika. Saat ini, Indonesia menjadi daerah serbuan untuk produk luar. Tahun 2015 mendatang, kita akan melakukan perdagangan bebas untuk regional ASEAN. Dengan kata lain, berbagai produk tersebut akan sangat mudah masuk ke mari. Kita sendiri bagaimana?. Negara kita ini masih sangat kaya, dan percaya lah itu. Tidak akan rugi bila investasi di negeri sendiri.

Seberapa kaya negara kita dimata Anda?

Menurut saya, kekayaan Indonesia itu lebih dari yang terlihat. Malah, kalau saya boleh katakan, bahwa saat ini tidak perlu kita menggeruk bagian bawah bumi. Atas bumi saja mampu menutupi semua kebutuhan kita. Saya misalkan saja dari sawit yang merupakan produk unggulan dari Sumut. Untuk pajak saja, sawit mampu menyumbang APBD hingga Rp25 triliun. Belum lagi dari karet. Bahkan, Malaysia saja mencari karet dan belajar karet dari sini. Jadi, kita itu memang benar-benar kaya sekali. Untuk sawit, kita itu masih akan terus berkembang, karena lahan kita luas. Ini masih di Sumut, belum di Riau, Kalimatan, Sulawesi, dan daerah lainnya.

Kekayaan apa lagi yang dimiliki oleh Sumut?

Bukan hanya darat, airnya pun sangat kaya. Bahkan air tawarnya saja dapat menghasilkan. Saya misalkan, pertambakan ikan nila di danau toba yang dikembangkan oleh warga dari Swiss. Setiap hari, tambak ini dapat menghasilkan 5 ton ikan. Coba, bisa dikalikan berapa itu?.
Nah, itu masih dari 1 jenis ikan saja, coba kalau dari berbagai jenis ikan lagi?. Nah, belum lagi laut. Kita berada dikawasan pantai timur dan Barat. Pariwisata lagi, pantai di Nias, itu kabarnya sebagai pantai terindah di dunia. Bayangkan saja, apa sebenarnya yang kita miliki, dan apa yang bisa kita dapatkan dengan apa yang kita miliki.

Menurut Anda, siapa yang harus bergerak untuk memajukan perekonomian ini?

Semuanya. Baik pemerintah maupun masyarakat. Kan yang memilih pemerintah itu rakyat?. Jadi, untuk meningkatkan perekonomian, pemerintah yang memberi kebijakan berdasarkan kebutuhan rakyat, dan rakyat yang menjalankan untuk mendapatkan ekonomi yang baik.

Bagaimana dengan perbankan, apakah siap untuk bersaing dan berkembang?

Jelas, bank itu akan mengikuti alur kebijakan. Karena bank tidak bisa hidup sendiri. (*)

Ajak Keluarga Travelling

Sejak tahun 1988, ayah dari 2 anak ini sudah mulai berkarier di Bank Indonesia, dengan penempatan pertamanya adalah di Kota Dili Timor-Timur. Pekerjaannya di BI ini membuat kegiatan travelling nya hidup kembali.

“Saat sejak duduk di bangku SMP, saya sangat suka berpetualang. Hanya saja, saat itu saya memilih gunung untuk melakukan jalan-jalan,” ujar pria kelahiran Jakarta, 17 Oktober 1962 ini. Tetapi, karena kesibukannya menimba ilmu, Kahfi Zulkarnaen mulai mengurangi kegiatan menjelajahnya.
Tamatan dari Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Bandung ini terjun ke dunia perbankan. Ditunjang dengan karier di BI, Kahfi pun mulai melakukan berbagai kegiatan travelling. Dan kali ini, menjelajah belahan dunia lainnya.

“Awalnya saat itu saya diberi kesempatan untuk kursus di Luar Negeri dari BI. Saat itu, saya mulai belajar dan mengenal kebudayaan lain. Dan sejak saat itu, saya selalu menyiapkan waktu khusus untuk saya dan keluarga melakukan travelling ke berbagai dunia,” ujar ayah dari Kamelia Fitri Chaerani dan Alfian Aziz ini.

Adapun maksud dan tujuan suami dari Almaida Purnama ini membawa serta keluarganya saat melakukan travelling, agar kedepannya buah hatinya memiliki wawasan internasional. Sehingga lebih terbuka dalam berteman dengan siapa pun.

“Dengan pengetahuan tentang budaya ini, saya berharap anak dapat belajar, bahwa setiap negara memiliki perbedaan. Tetapi, bukan berarti kebudayaan itu menjadi jurang, kalau kita bisa beradaptasi, maka semua akan berjalan dengan lancar,” lanjutnya.

Kecintaanya pada dunia ekonomi pun semakin meningkat, saat dirinya terpilih untuk menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam Forum-forim internasional. Dimana salah satu pembahasannya adalah kerjasama Multilateral antar negara. “Itu sekitar tahun 2004 hingga 2008, disitu kita membahas berbagai kebijakan untuk melakukan perdagangan bebas. Eropa, Cina, dan Amerika dengan kebijakannya.

Pada saat itu, kita sadar dan paham, bahwa kita memang sudah menjadi market untuk pemasaran produk mereka,” ungkap pria yang juga suka melakukan berbagai kegiatan entertaiment salah satunya adalah Nonton Film.

Salah satu yang ditegakkan Kahfi dalam keluarganya adalah kesederhanaan. Walau dirinya sadar, bahwa penghasilan yang didapatnya sebagai Deputi Direktur di BI kantor perwakilan 9 sudah lebih dari cukup. “Untuk saya sendiri, sudah mapan dengan penghasilan saya. Jadi, saya terapkan ke anak-anak, bahwa mereka juga bisa. Mereka juga harus berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka kehendaki. Karena itu, anak-anak saya semua di Jakarta, sedangkan saya dan isteri di Medan. Saya inginya, anak bisa menerima hidup, dan mandiri,” ungkap pria yang mendapatkan gelar S2 nya dari Unpad juga.
Diakuinya, hidup berpisah dengan anak bukanlah hal yang mudah. Tetapi demi masa depan anak, Kahfi dan istri rela melakukannya. “Anak saya sudah bekerja dan kuliah di UI saat ini. Jadi, kalau mereka menikmati apa yang mereka lakukan, saya terima. Walau saat ini ada keuntungan yang saya terima. Setiap hari, saya dan isteri bisa pacaran di usia dewasa setiap hari,” ungkap Kahfi yang senang melakukan olahraga dan Yoga ini sambil tersenyum lebar.(ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/