Drs Amrin SH, Konsultan TBM Plus Mas Raden
Dimana ada gula di situ ada semut. Pribahasa inilah yang diterapkan Amrin dalam mengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Plus Mas Raden di Jalan Karya Jaya Simpang Eka Rasmi Medan. Buktinya sejak berdiri tahun 2006, TBM yang memiliki luas 8 meter x 20 meter ini sudah berkembang pesat.
Data per 24 Januari jumlah pengunjung TBM Plus Mas Raden mencapai 2133 orang dengan jumlah koleksi buku 190.000 eksamplar yang terdi 113 judul buku. Selain itu keberhasilan ini juga tidak terlepas dari pengalaman Amrin, sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) selalu bertugas di bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS).
Lantas bagaimana resepnya? berikut petikan wawancara wartawan koran ini Adi Candra Sirait dengan Drs Amrin SH di ruang kerjanya TBM Plus Mas Raden, kemarin (26/1).
Bagaimana perkembangan TBM Mas Raden saat ini?
Alhamdulillah baik meskipun empat tahun berdiri mengalami pasang surut. Maklumlah namanya dunia usaha. Tiga tahun pertama pengunjung begitu antusias menyambut kehadiran TBM Plus Mas Raden ini. Namun tahun 2010 sedikit mengalami penurunan. Dimana minat beli masyarakat menurun yang disebabkan kenaikan harga BBM pada waktu itu, Masyarakat cenderung untuk membaca buku secara gratis. Tapi Alhamdulillah saat ini sudah berangsur-angsur baik dan berkembang pesat.
Apa kunci suksesnya?
Seperti pepatah ‘Dimana ada gula di situ ada semut’ itulah yang saya terapkan. Artinya berusahalah untuk melengkapi koleksi buku sebanyak mungkin.
Tentunya dengan menghadirkan buku-buku yang berkualitas dan murah. Buku inilah yang saya umpamakan sebagai gula. Jadi pengunjungnya adalah semut. Jadi esensinya jika bukunya bagus dan murah maka dengan otomatis pengunjungnya juga akan banyak. Maka berkembanglah TBM Plus Mas Raden ini.
Sebenarnya apa esensi berdirinya TBM Plus Mas Raden ini?
Seperti TBM kebanyakan, kehadiran TBM di tengah-tengah masyarakat tentunya berfungsi untuk mengedukasi masyarakat agar melek huruf, memiliki wawasan yang tinggi dan lainnya. Intinya semacam tugas sosial dan mencerdaskan masyarakat sekitar TBM. Namun di sisi lain, TBM juga diperbolehkan untuk membuat unit usaha, semisal jual beli buku, usaha penjualan jamu dan lain sebagainya. Unit produksi inilah yang sedang saya geluti di TBM Plus Mas Raden ini.
Lantas bagaimana respon masyarakat?
Berangsur-angsur baik dan menggembirakan. Saat ini pengunjung TBM Plus Mas Raden tidak hanya berasal dari masyarakat Kecamatan Medan Johor saja, masyarakat tetangga semisal masyarakat Kecamatan Medan Polonia, Medan Amplas dan bahkan Medan Kota ada juga yang berkunjung ke TBM plus Mas Raden ini.
Hal ini tentunya tidak terlepas dari pengalaman yang selalu kita suguhkan kepada masyarakat. Setiap hari khususnya malam Minggu puluhan pengunjung memadati TBM Plus Mas Raden ini. Pulangnya mereka menyecawa satu sampai dua tas buku per orang. Rata-rata jumlah buku per tas ada lima sampai tujuh buah. Ini membuktikan kehadiran TBM sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Selain itu, setiap hari masyarakat juga baru berajak dari TBM Plus Mas Raden sekitar pukul 3 dini hari dan buka setiap habis Zuhur. Sampai-sampai kami kesulitan untuk melayani pengunjung.
Apa yang Anda lakukan untuk menjaga kesetian pengunjung?
Banyak diantaranya masalah pelayanan. Sejauh ini saya juga memegang prinsip pantang pengunjung merasa kecewa ada jenis buku yang tidak didapatkannya di TBM Plus Mas Raden. Caranya setiap ada pesanan saya langsung mencarikan buku tersebut. Hal ini juga bagian dari servis TBM Mas Raden kepada pengunjung TBM Plus Mas Raden.
Lalu apakah ada cara-cara yang lain?
Banyak. Intinya selalu ada inovasi. Diantaranya setiap semester saya selalu memberikan hadiah uang tunai kepada pengunjung yang berstatus pelajar berprestasi. Artinya jika pengunjung tersebut meraih lima besar maka pengunjung tersebut berhak akan hadiah tersebut, tinggal menunjukkan foto copi rapor yang bersangkutan. Selain itu kami juga menerapkan sistem kotak infaq yang kami ambil dari denda-denda keterlambatan mengembalikan buku pinjaman. Selain itu ada juga dana-dana yang berasal penjulan buku hasil sumbangan masyarakat. Dimana dananya dikembalikan lagi kepada pengunjung berprestasi guna memacu semangat baca masyarakat.
Kenapa Anda terjun ke dunia TBM ini?
Entahlah. Mungkin ini sudah menjadi takdir. Memang latar belakang pekerjaan saya adalah PNS di bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Mungkin karena sering berkutat pada dunia PLS makanya saya tertarik untuk mendirikan TBM Plus Mas Raden ini.
Lantas apa harapan Anda kedapan?
Ditanya harapan memang kesannya muluk-muluk. Tetapi yang namanya harapan harus saya ungkapkan. Harapan saya kedepan bagaimana TBM Plus Mas Raden ini menjadi perusahaan buku seperti Gramedia. Memang hal itu sulit untuk dicapai, tetapi cita-cita kan boleh. Namun, untuk tahap awal ini saya ingin mencipkatan TBM Plus Mas Raden ini sebagai cafe baca. Artinya sambil membaca buku pengunjung bisa menikmati makanan yang disajikan semisal nasi goreng, sate, jamu dan lain sebagainya. Hal ini juga akan mengurangi tingkat kejenuhan seseorang dalam membaca buku.(*)
Ajak Tamu Main Bowling
Di tengah kesibukannya mengelola TBM Plus Mas Raden, Amrin tidak pernah meninggalkan hobinya bermain bowling.
Bahkan saat ini jika datang tamu-tamu dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk melakukan supervisi terhadap TBM Plus Mas Raden, Amrin selalu membawa tamunya itu bermain bowling.
“Terkadang tamu-tamu saya itu supervisi bisa dua sampai tiga hari di Medan. Jadi pada saat malam hari, saya selalu membawa mereka bermain bowling,” ungkap Amrin.
Dia menjelaskan dengan bermain bowling maka pikiran akan semakin tenang, apalagi bowling ini menjadi salah satu olahraga prestasi. “Memang bukan prestasinya tujuan utamanya, tetapi olahraganya itu yang akan kita raih,” ungkap Amrin.
Biasanya sambung Amrin dia selalu bermain bowling di Yuki Simpang Raya. Bahkan belakangan ini tidak hanya tamu-tamu supervisi saja yang dibawa Amrin bermain bowling, teman-temannya yang bergabung dalam Forum Taman Bacaan Tingkat Nasional dan Sumut juga diajaknya bermain bowling.
“Ya, hitung-hitung selain olahraga, bisa mempererat hubungan tali silaturrahmi,” pungkasnya. (dra)
[table caption=”Biodata ” delimiter=”:”]
Nama : Drs Amrin SH
Lahir : Padangsidimpuan 18 Oktober 1957
Istri : Asyiah
Jabatan : Konsultan TBM Plus Mas Raden
Anak : 5 Orang
: 1. Susan Kartika
: 2. Mayasari
:3. Wira Adinegara
:4. Ririn Kartika
:5. Reihan Wijaya
[/table]