26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Road Show ke Daerah-daerah

Ivan Iskandar Batubara, Ketua Kadin Sumut

Nasib mujur dialami Ivan Iskandar Batubara. Dengan mengalahkan rivalnya Irvan Mutyara, dia terpilih menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara periode 2012-2017 dalam musyawarah yang berlangsung di Hotel JW Marriot Medan, beberapa waktu lalu.

Ivan Iskandar Batubara, Ketua Kadin Sumut
Ivan Iskandar Batubara, Ketua Kadin Sumut

Lantas bagaimana perasaan Ivan Iskandar Batubara, berikut petikan wawancaranya dengan wartawan Sumut Pos, Juli Ramadhani Rambe, di Medan beberapa hari lalu.

Bagaimana perasaan Anda saar terpilih menjadi Ketua Kadin Sumut?

Sangat senang. Bayangkan, bila impian anda terwujud. Sejak kecil, atau tepatnya saat saya masih menjadi pengusaha, saya sudah memimpikan menjadi seorang ketua Kadin. Karena saya merasa, Kadin itu merupakan tempat saya, baik sebagai pengusaha, organisasi, dan lainnya. Impian ini saya jaga, agar kedepannya saya semakin bangga dengan pencapaian yang saya terima.

Apa yang ingin Anda lakukan di Kadin Sumut?

Banyak, salah satu yang ingin saya lakukan adalah road show ke daerah. Saya ingin melihat dan mendengar langsung, ada apa dengan Kadin daerah. Apa kendala mereka untuk menunjang kinerja daerah dalam meningkatkan perekonomian Sumut. Karena potensi daerah itu sangat besar. Sumut akan menjadi pintu perdagangan untuk Indonesia Barat, kalau kita tidak stabilkan, maka kita akan terus ketinggalan. Karena itu, peran daerah harus dimaksimalkan.

Selain road show  ke daerah, apalagi?

Ini masalah yang terus menerus melanda Sumut. Rancangan Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Sumut yang hingga saat ini menjadi masalah karena daerah tidak memilikinya. Akibatnya, secara tidak langsung membuat investasi di Sumut menjadi terhambat. Di Sumut ini, sangat membutuhkan investor untuk berkembang. Karena pengusaha di Sumut belum terlalu banyak untuk meningkatkan perekonomian.

Apa yang harus dilakukan daerah untuk meningkatkan perekonomian?

Selain pembentukan RTRW, hal lain yang dapat dilakukan dengan mengubah mindset masyarakat pedesaan yang takut dengan namanya perubahan. Masyarakat harus diyakinkan, bahwa perubahan itu bukan hanya untuk yang jelek-jelek saja, tetapi juga untuk kebaikan. Misalnya, dengan peningkatan perekonomian, dan lainnya.

Untuk pertumbuhan ekonomi Sumut sendiri, apa yang harus dilakukan?

Banyak hambatan yang kita temui, tetapi pada umumnya masalahnya klasik, dan masalah ini sering pula kami sampaikan ke pemerintah. Misalnya, hambatan yang sering kamu temui mulai dari sisi administrasi, regulasi yang tidak mendukung dan lainnya.

Hingga saat ini, saya masih sering mendengar pengusaha yang mengeluh terkait dengan sulitnya pengurusan izin. Bukan hanya itu saja, ketika akan melakukan ekspansi juga masih dipersulit kok. Ada juga retribusi, pajak yang tinggi, pungutan liar, dan lainnya. Jelas ini membuat pengusaha sulit untuk berkembang. Walau dalam prakteknya sudah ada regulasi pengurusan izin satu atap, dalam prakteknya masih banyak atap yang harus dilewatkan.

Sebagai Ketua Kadin Sumut, apa yang akan Anda lakukan untuk menyelesaikan masalah ini?

Kami sudah sering berkomunikasi dengan pemerintah, kami sampaikan apa-apa saja keluhan dari kalangan pengushaa dan bersama mencari jalan keluarnya sesuai dengan peraturan berlaku. Kalau dinilai mempersulit, kami sampaikan untuk dilakukan perubahan atau revisi. Kamunikasi seperti itu akan semakin intens saya lakukan pada masa kepemimpinan baru ini.

Apa langkah yang akan kita lakukan?

Awalnya kita akan memperjuangkan dana bagi hasil (DBH) perkebunana yang selama ini berasal dari daerah ini, namun hingga saat ini belum pernah dirasakan sedikitpun oleh masyarakatnya. Mulai dari perbaikan infrastruktur, fasilitas prasarana dan sarana. Menurut kami, dana tersebut harus dikembalikan ke daerah penghasil komoditi. Dengan komunikasi, kita harus mampu berhasil mencapai masalah ini. (*)

Rugi Dulu Baru Untung

Pria kelahiran Tebingtinggi, 13 November 1966 ini mengakui peran keluarga sangat menentukan dalam keberhasilnya merebut posisi Ketua Kadin Sumut. Pembelajaran yang didapat dari keluarga besarnya, membuat Ivan bisa berdiri dan mandiri membangun masa depannya. Walau sempat merasakan namanya susah dan rugi, tetapi diakuinya, bahwa itu pembuktian bahwa dirinya bisa sukses.
“Kalau mau jadi seorang pengusaha sukses, harus rugi terlebih dahulu. Kalau mau pintar kita kan harus belajar,” ujarnya.

Ivan memulai usahanya sebagai seorang pengusaha pemula dan usianya yang masih sangat muda, Ivan mencoba berbisnis dengan cara yang mudah. Jalan yang dipilihnya adalah bermain saham. Nasib sial, saham yang ditanamkannya jatuh dan membuatnya merugi hingga ratusan juta rupiah. “Saat itu, usia saya masih muda 25 tahun. Karena ingin untung besar. Saya main saham, dan merugi,” ujarnya.
Walaupun merugi, tetapi sang ayah tidak memarahinya sama sekali. Bahkan, bersikap dewasa dengan membiarkan dirinya berpikir tentang apa yang telah dilakukan olehnya. Padahal, pada saat tersebut dirinya ketakutan bahkkan tidak berani pulang ke rumah karena kejadian tersebut.

“Saat itu, modal untuk bermain saham itu saya gunakan punya ayah saya. Karena itu, saat merugi rasanya takut sekali,” ujar ayah dari 4 orang putra putri ini.

Setelah itu, secara bertahap, Ivan mulai membangun bisnisnya, mulai dari percetakan, distributor barang, dan hingga saat ini menjadi pengusaha yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit.
Diceritakan Ivan, saat masih kecil, dirinya sudah melihat betapa nikmatnya menjadi seorang pengusaha. Duduk dibelakang meja, kursi sofa berwarna hitam yang empuk dan besar membuat dirinya merasa dihargai.
“Itu pemandangan yang saya lihat saat saya masih kecil. Saat itu, rumah kita masih di daerah Sambu Medan. Rumah kami saat itu seperti ruko. Lantai 1 untuk usaha ayah, lantai 2 tempat kami tinggal. Gaya ayah membuat saya benar-benar ingin menjadi pengusaha,” ujarnya.

Keinginan tersebut diwujudkannya, setelah beberapa kali mengalami kerugian.

Tapi semua kerugian yang dialaminya, baginya bukanlah sesuatu yang harus disesali. Malah sebaliknya, menjadi pemicu baginya untuk mendapatkan keuntungan dari usahanya. “Rugi itu dalam sebuah usaha adalah hal kedua. Yang penting harus berani. Karena, kerugian itu tidak bias ditolak, banyak factor yang membuat timbulnya kerugian tersebut,” lanjutnya.

“Saya ingin menjadi pengusaha, karena saya tidak mau menjadi beban. Baik untuk keluarga dan Negara saya. Kalau saya bisa menghasilkan dengan usaha saya, itu pasti lebih baik. Selain itu, dengan usaha bisa membuat saya jadi bermanfaat untuk orang lain. Salah satunya dengan membuka lapangan kerja dan lainnya.” lanjutnya.

Bisnis is my love and my life. Itulah prinsip Ivan, dengan prinsip itu bisa membuat dirinya lebih nyaman untuk melakukan berbagai kegiatan bisnis.(ram)

Ivan Iskandar Batubara, Ketua Kadin Sumut

Nasib mujur dialami Ivan Iskandar Batubara. Dengan mengalahkan rivalnya Irvan Mutyara, dia terpilih menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara periode 2012-2017 dalam musyawarah yang berlangsung di Hotel JW Marriot Medan, beberapa waktu lalu.

Ivan Iskandar Batubara, Ketua Kadin Sumut
Ivan Iskandar Batubara, Ketua Kadin Sumut

Lantas bagaimana perasaan Ivan Iskandar Batubara, berikut petikan wawancaranya dengan wartawan Sumut Pos, Juli Ramadhani Rambe, di Medan beberapa hari lalu.

Bagaimana perasaan Anda saar terpilih menjadi Ketua Kadin Sumut?

Sangat senang. Bayangkan, bila impian anda terwujud. Sejak kecil, atau tepatnya saat saya masih menjadi pengusaha, saya sudah memimpikan menjadi seorang ketua Kadin. Karena saya merasa, Kadin itu merupakan tempat saya, baik sebagai pengusaha, organisasi, dan lainnya. Impian ini saya jaga, agar kedepannya saya semakin bangga dengan pencapaian yang saya terima.

Apa yang ingin Anda lakukan di Kadin Sumut?

Banyak, salah satu yang ingin saya lakukan adalah road show ke daerah. Saya ingin melihat dan mendengar langsung, ada apa dengan Kadin daerah. Apa kendala mereka untuk menunjang kinerja daerah dalam meningkatkan perekonomian Sumut. Karena potensi daerah itu sangat besar. Sumut akan menjadi pintu perdagangan untuk Indonesia Barat, kalau kita tidak stabilkan, maka kita akan terus ketinggalan. Karena itu, peran daerah harus dimaksimalkan.

Selain road show  ke daerah, apalagi?

Ini masalah yang terus menerus melanda Sumut. Rancangan Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Sumut yang hingga saat ini menjadi masalah karena daerah tidak memilikinya. Akibatnya, secara tidak langsung membuat investasi di Sumut menjadi terhambat. Di Sumut ini, sangat membutuhkan investor untuk berkembang. Karena pengusaha di Sumut belum terlalu banyak untuk meningkatkan perekonomian.

Apa yang harus dilakukan daerah untuk meningkatkan perekonomian?

Selain pembentukan RTRW, hal lain yang dapat dilakukan dengan mengubah mindset masyarakat pedesaan yang takut dengan namanya perubahan. Masyarakat harus diyakinkan, bahwa perubahan itu bukan hanya untuk yang jelek-jelek saja, tetapi juga untuk kebaikan. Misalnya, dengan peningkatan perekonomian, dan lainnya.

Untuk pertumbuhan ekonomi Sumut sendiri, apa yang harus dilakukan?

Banyak hambatan yang kita temui, tetapi pada umumnya masalahnya klasik, dan masalah ini sering pula kami sampaikan ke pemerintah. Misalnya, hambatan yang sering kamu temui mulai dari sisi administrasi, regulasi yang tidak mendukung dan lainnya.

Hingga saat ini, saya masih sering mendengar pengusaha yang mengeluh terkait dengan sulitnya pengurusan izin. Bukan hanya itu saja, ketika akan melakukan ekspansi juga masih dipersulit kok. Ada juga retribusi, pajak yang tinggi, pungutan liar, dan lainnya. Jelas ini membuat pengusaha sulit untuk berkembang. Walau dalam prakteknya sudah ada regulasi pengurusan izin satu atap, dalam prakteknya masih banyak atap yang harus dilewatkan.

Sebagai Ketua Kadin Sumut, apa yang akan Anda lakukan untuk menyelesaikan masalah ini?

Kami sudah sering berkomunikasi dengan pemerintah, kami sampaikan apa-apa saja keluhan dari kalangan pengushaa dan bersama mencari jalan keluarnya sesuai dengan peraturan berlaku. Kalau dinilai mempersulit, kami sampaikan untuk dilakukan perubahan atau revisi. Kamunikasi seperti itu akan semakin intens saya lakukan pada masa kepemimpinan baru ini.

Apa langkah yang akan kita lakukan?

Awalnya kita akan memperjuangkan dana bagi hasil (DBH) perkebunana yang selama ini berasal dari daerah ini, namun hingga saat ini belum pernah dirasakan sedikitpun oleh masyarakatnya. Mulai dari perbaikan infrastruktur, fasilitas prasarana dan sarana. Menurut kami, dana tersebut harus dikembalikan ke daerah penghasil komoditi. Dengan komunikasi, kita harus mampu berhasil mencapai masalah ini. (*)

Rugi Dulu Baru Untung

Pria kelahiran Tebingtinggi, 13 November 1966 ini mengakui peran keluarga sangat menentukan dalam keberhasilnya merebut posisi Ketua Kadin Sumut. Pembelajaran yang didapat dari keluarga besarnya, membuat Ivan bisa berdiri dan mandiri membangun masa depannya. Walau sempat merasakan namanya susah dan rugi, tetapi diakuinya, bahwa itu pembuktian bahwa dirinya bisa sukses.
“Kalau mau jadi seorang pengusaha sukses, harus rugi terlebih dahulu. Kalau mau pintar kita kan harus belajar,” ujarnya.

Ivan memulai usahanya sebagai seorang pengusaha pemula dan usianya yang masih sangat muda, Ivan mencoba berbisnis dengan cara yang mudah. Jalan yang dipilihnya adalah bermain saham. Nasib sial, saham yang ditanamkannya jatuh dan membuatnya merugi hingga ratusan juta rupiah. “Saat itu, usia saya masih muda 25 tahun. Karena ingin untung besar. Saya main saham, dan merugi,” ujarnya.
Walaupun merugi, tetapi sang ayah tidak memarahinya sama sekali. Bahkan, bersikap dewasa dengan membiarkan dirinya berpikir tentang apa yang telah dilakukan olehnya. Padahal, pada saat tersebut dirinya ketakutan bahkkan tidak berani pulang ke rumah karena kejadian tersebut.

“Saat itu, modal untuk bermain saham itu saya gunakan punya ayah saya. Karena itu, saat merugi rasanya takut sekali,” ujar ayah dari 4 orang putra putri ini.

Setelah itu, secara bertahap, Ivan mulai membangun bisnisnya, mulai dari percetakan, distributor barang, dan hingga saat ini menjadi pengusaha yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit.
Diceritakan Ivan, saat masih kecil, dirinya sudah melihat betapa nikmatnya menjadi seorang pengusaha. Duduk dibelakang meja, kursi sofa berwarna hitam yang empuk dan besar membuat dirinya merasa dihargai.
“Itu pemandangan yang saya lihat saat saya masih kecil. Saat itu, rumah kita masih di daerah Sambu Medan. Rumah kami saat itu seperti ruko. Lantai 1 untuk usaha ayah, lantai 2 tempat kami tinggal. Gaya ayah membuat saya benar-benar ingin menjadi pengusaha,” ujarnya.

Keinginan tersebut diwujudkannya, setelah beberapa kali mengalami kerugian.

Tapi semua kerugian yang dialaminya, baginya bukanlah sesuatu yang harus disesali. Malah sebaliknya, menjadi pemicu baginya untuk mendapatkan keuntungan dari usahanya. “Rugi itu dalam sebuah usaha adalah hal kedua. Yang penting harus berani. Karena, kerugian itu tidak bias ditolak, banyak factor yang membuat timbulnya kerugian tersebut,” lanjutnya.

“Saya ingin menjadi pengusaha, karena saya tidak mau menjadi beban. Baik untuk keluarga dan Negara saya. Kalau saya bisa menghasilkan dengan usaha saya, itu pasti lebih baik. Selain itu, dengan usaha bisa membuat saya jadi bermanfaat untuk orang lain. Salah satunya dengan membuka lapangan kerja dan lainnya.” lanjutnya.

Bisnis is my love and my life. Itulah prinsip Ivan, dengan prinsip itu bisa membuat dirinya lebih nyaman untuk melakukan berbagai kegiatan bisnis.(ram)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/