29 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Humor Tinggi dan Marahnya Seorang Presiden Santun

New Hope-Dahlan Iskan

Presiden Obama kembali jadi pelawak. Di depan forum tahunan wartawan Washington bulan lalu gelak tawa tidak habis-habisnya. Seperti setahun sebelumnya: setengah jam pidato tepuk tangannya lebih 70 kali.

Salah satu sasaran humornya tentu para calon presiden. Setelah lama ngelawak dan “ngerjain” dua Capres dari partainya sendiri, Bernie Sanders dan Hillary Clinton, wajahnya berubah seperti mau menutup pidato. Lalu memasukkan kertas ke saku jasnya. Sambil mengucapkan kata-kata seperti akhir sebuah sambutan.

Yang hadir tahu belum seharusnya pidato penuh humor itu berakhir.

Melihat seluruh wartawan dan pimpinan media itu terperangah tiba-tiba Obama ngelawak lagi. Tentang gayanya yang seolah mau mengakhiri pidato itu.

“Saya hanya becanda,” katanya. Belum mungkin pidato itu berakhir. “Kalian kan tahu saya belum menyebut Donald,” katanya.

Donald Trump, Capres partai republik itu memang sering jadi sasaran humor Obama.

Tentu kali ini pun Obama tidak boleh melewatkan konglomerat yang juga terkenal sering dikerubungi wanita cantik itu. Kali ini Obama seperti membela capres yang juga penyelenggara ratu kecantikan, Miss Universe itu.

Dia angkat nama Trump tinggi-tinggi. Untuk dijatuhkan, tentunya.

“Kalau ada yang bilang Donald itu tidak punya pengalaman luar negeri itu tidak benar,” katanya seolah membela. “Dia sudah berpengalaman bertemu Miss Swedia, Misss Argentina, Misss Azerbaijan …..”
Belum selesai kalimat itu hadirin sudah menenggelamkan pidatonya dengan tepukan gemuruhnya.

Tahun lalu, di forum yang sama, Obama lebih seru lagi ngerjain Donald Trump. Sampai ada yang menganalisa keseriusan Trump dalam pencapresan kali ini dilatarbelakangi oleh “brutal”-nya humor Obama saat itu. Apalagi Trump hadir langsung di forum yang amat besar itu.

Jenis humor Obama seperti itu membuat dia digelari sebagai “killer Comidian”.

Obama memang seru kalau lagi ngerjain Trump karena Trump selalu mengecam Obama. Apa pun yang dikerjakan Obama dianggap salah oleh Trump.

Dari penampilan tahunannya di forum Washington Correspondent itu tak ayal lagi Obamalah president yang paling humoris. Humor yang sangat cerdas. Bukan humor yang membuat posisi presiden turun ke level pelawak. Humor yang kadang menguliti dirinya sendiri.

Misalnya dia ceritakan betapa mudanya saat jadi presiden dulu. Kini, katanya, rambutnya sudah abu-abu. Beda, katanya, dengan istrinya yang tetap kelihatan muda dan cantik.

Lantas di layar dia tampilkan slide tiga fotonya berdua dengan istri. Saat pertama jadi presiden, saat terpilih lagi empat tahun kemudian dan foto tahun terakhir jadi presiden.

Di foto pertama sama- sama kelihatan muda. Di foto kedua sang istri terlihat kian modis sedang obama kian terlihat tua. Yang lucu foto ketiga. Sang istri tetap cantik, sedang wajah Obama sudah menjadi wajah tengkorak. Rupanya Obama sengaja mengganti foto bagian kepalanya dengan tengkorak kepala.

Presiden Clinton dalam humornya juga sering mengerjai dirinya sendiri. Misalnya saat tampil terakhir di forum yang sama 16 tahun tang lalu. Itu adalah tahun terakhir masa jabatannya yang kedua. Saat itu Clinton baru saja jadi bulan-bulanan. Terkait dengan hubungannya dengan gadis Lewinsky.

Clinton pun bilang begini. Dan hadirin menggemuruh: hanya delapan tahun saya di gedung putih sudah mampu menyediakan untuk anda sekalian bahan berita yang tidak akan habis selama 20 tahun.

Dia benar. Sekarang peristiwa itu sudah 16 tahun berlalu. Soal gadis tersebut masih jadi bahan pemberitaan. Apalagi istrinya kini jadi capres. Rasanya bukan hanya cukup untuk 20 tahun. Tapi sampai setelah dia meninggal pun.

New Hope-Dahlan Iskan

Presiden Obama kembali jadi pelawak. Di depan forum tahunan wartawan Washington bulan lalu gelak tawa tidak habis-habisnya. Seperti setahun sebelumnya: setengah jam pidato tepuk tangannya lebih 70 kali.

Salah satu sasaran humornya tentu para calon presiden. Setelah lama ngelawak dan “ngerjain” dua Capres dari partainya sendiri, Bernie Sanders dan Hillary Clinton, wajahnya berubah seperti mau menutup pidato. Lalu memasukkan kertas ke saku jasnya. Sambil mengucapkan kata-kata seperti akhir sebuah sambutan.

Yang hadir tahu belum seharusnya pidato penuh humor itu berakhir.

Melihat seluruh wartawan dan pimpinan media itu terperangah tiba-tiba Obama ngelawak lagi. Tentang gayanya yang seolah mau mengakhiri pidato itu.

“Saya hanya becanda,” katanya. Belum mungkin pidato itu berakhir. “Kalian kan tahu saya belum menyebut Donald,” katanya.

Donald Trump, Capres partai republik itu memang sering jadi sasaran humor Obama.

Tentu kali ini pun Obama tidak boleh melewatkan konglomerat yang juga terkenal sering dikerubungi wanita cantik itu. Kali ini Obama seperti membela capres yang juga penyelenggara ratu kecantikan, Miss Universe itu.

Dia angkat nama Trump tinggi-tinggi. Untuk dijatuhkan, tentunya.

“Kalau ada yang bilang Donald itu tidak punya pengalaman luar negeri itu tidak benar,” katanya seolah membela. “Dia sudah berpengalaman bertemu Miss Swedia, Misss Argentina, Misss Azerbaijan …..”
Belum selesai kalimat itu hadirin sudah menenggelamkan pidatonya dengan tepukan gemuruhnya.

Tahun lalu, di forum yang sama, Obama lebih seru lagi ngerjain Donald Trump. Sampai ada yang menganalisa keseriusan Trump dalam pencapresan kali ini dilatarbelakangi oleh “brutal”-nya humor Obama saat itu. Apalagi Trump hadir langsung di forum yang amat besar itu.

Jenis humor Obama seperti itu membuat dia digelari sebagai “killer Comidian”.

Obama memang seru kalau lagi ngerjain Trump karena Trump selalu mengecam Obama. Apa pun yang dikerjakan Obama dianggap salah oleh Trump.

Dari penampilan tahunannya di forum Washington Correspondent itu tak ayal lagi Obamalah president yang paling humoris. Humor yang sangat cerdas. Bukan humor yang membuat posisi presiden turun ke level pelawak. Humor yang kadang menguliti dirinya sendiri.

Misalnya dia ceritakan betapa mudanya saat jadi presiden dulu. Kini, katanya, rambutnya sudah abu-abu. Beda, katanya, dengan istrinya yang tetap kelihatan muda dan cantik.

Lantas di layar dia tampilkan slide tiga fotonya berdua dengan istri. Saat pertama jadi presiden, saat terpilih lagi empat tahun kemudian dan foto tahun terakhir jadi presiden.

Di foto pertama sama- sama kelihatan muda. Di foto kedua sang istri terlihat kian modis sedang obama kian terlihat tua. Yang lucu foto ketiga. Sang istri tetap cantik, sedang wajah Obama sudah menjadi wajah tengkorak. Rupanya Obama sengaja mengganti foto bagian kepalanya dengan tengkorak kepala.

Presiden Clinton dalam humornya juga sering mengerjai dirinya sendiri. Misalnya saat tampil terakhir di forum yang sama 16 tahun tang lalu. Itu adalah tahun terakhir masa jabatannya yang kedua. Saat itu Clinton baru saja jadi bulan-bulanan. Terkait dengan hubungannya dengan gadis Lewinsky.

Clinton pun bilang begini. Dan hadirin menggemuruh: hanya delapan tahun saya di gedung putih sudah mampu menyediakan untuk anda sekalian bahan berita yang tidak akan habis selama 20 tahun.

Dia benar. Sekarang peristiwa itu sudah 16 tahun berlalu. Soal gadis tersebut masih jadi bahan pemberitaan. Apalagi istrinya kini jadi capres. Rasanya bukan hanya cukup untuk 20 tahun. Tapi sampai setelah dia meninggal pun.

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

Terpopuler

Artikel Terbaru

/