29 C
Medan
Friday, January 31, 2025

Kegundahan Seorang Temperamental

Di Demokrat seorang calon bisa menang bila memperoleh 2.385 kursi. Yakni lebih 50 persen dari jumlah delegasi yang diperlukan. Total ada 4.765 yang akan hadir di forum konvensi Partai Demokrat. Merekalah yang akan menentukan siapa calon yang akan maju dari partai Demokrat. Itu mudah bagi Hillary. Negara bagian California belum pemungutan suara. Itu basisnya Hillary. California itu gemuk.

Penduduknya besar. Jumlah kursi California: 172. Sistemnya pun winner take all. Artinya: siapa yang menang akan mengambil semua kursi itu. Biar pun, misalnya, Hillary hanya menang 53 persen, kursinya dapat 100 persen. Beberapa negara bagian memang menganut sistem winner take all. Lalu siapa di antara tiga calon yang tersisa di Partai Republik yang akan mundur berikutnya?

Kelihatannya masih menunggu beberapa minggu. Menunggu hasil pemungutan suara di lima negara bagian lagi. Terutama di lima negara bagian di wilayah utara. Trump lemah di situ. Ada indikasi suara Trump masih bisa dihambat. Jangan sampai menang lebih 53 persen. Itulah target mereka yang anti Trump. Setelah tidak mungkin mengalahkannya. Kalau Trump bisa dihambat di angka kemenangan itu dia belum otomatis jadi calon presiden Partai Republik. Forum konvensi partailah yang menentukan.

Trump memang sudah memperoleh 678 kursi. Dari kemenangannya di 26 negara bagian. Tapi itu belum 53 persen. Bahkan belum 50 persen. Masih kalah dari suara tiga calon lawannya yang disatukan: Cruz 423,  Kasich 143, Rubio 170. Itulah sebabnya Rubio belum mengatakan “mundur”. Baru mengatakan “berhenti”. Secara hukum itu berbeda. Dengan menyatakan berhenti (suspend) suara Ribio 170 kursi itu masih hidup. Kalau pemungutan suara di semua negara bagian selesai dan Trump belum menang 53 persen suara Rubio itu sangat menentukan.

Dan pasti tidak akan diberikan pada Trump. Mungkin diberikan pada Kasich. Kasichlah yang dia lihat lebih berkualitas. Dan bisa menyaingi Hillary. Terutama kemampuan ekonomi Kasich yang hebat. Dan rakyat AS kini merindukan presiden yang tahu ekonomi. Jadi Trump memang belum bisa tenang. Karena itu dia sewot. Tidak mau lagi debat publik. Bahkan mulai mengancam: kalau dia menang tapi tidak terpilih akan ada kerusuhan.

Kini tidak hanya Islam dan Meksiko yang dia serang. Juga Tiongkok. Juga India. Bahkan Jepang. Dengan sangat membabi buta. Dia sebutkan bagaimana Komatsu membunuh Catterpillar. Padahal itu bukan soal bunuh membunuh. Bisnis alat berat memang lagi susah. Termasuk Komatsu. Sejak pertambangan lesu. Di seluruh dunia. Apa pun hasilnya nanti yang jelas Trump berhasil menggairahkan Partai Republik. Orang-orang yang dulu golput kini nemilih dia. Baik yang golput independen apalagi yang Republik. Itu bisa menggelisahkan Hillary. Yang oleh Trump diserang  sebagai calon yang tidak punya energi. Trump rupanya akan mengaduk emosi terdalam orang AS: pemimpin AS itu harus powerfull, strong dan dominan. Dan itu, bayangannya, laki-laki. (*)

Di Demokrat seorang calon bisa menang bila memperoleh 2.385 kursi. Yakni lebih 50 persen dari jumlah delegasi yang diperlukan. Total ada 4.765 yang akan hadir di forum konvensi Partai Demokrat. Merekalah yang akan menentukan siapa calon yang akan maju dari partai Demokrat. Itu mudah bagi Hillary. Negara bagian California belum pemungutan suara. Itu basisnya Hillary. California itu gemuk.

Penduduknya besar. Jumlah kursi California: 172. Sistemnya pun winner take all. Artinya: siapa yang menang akan mengambil semua kursi itu. Biar pun, misalnya, Hillary hanya menang 53 persen, kursinya dapat 100 persen. Beberapa negara bagian memang menganut sistem winner take all. Lalu siapa di antara tiga calon yang tersisa di Partai Republik yang akan mundur berikutnya?

Kelihatannya masih menunggu beberapa minggu. Menunggu hasil pemungutan suara di lima negara bagian lagi. Terutama di lima negara bagian di wilayah utara. Trump lemah di situ. Ada indikasi suara Trump masih bisa dihambat. Jangan sampai menang lebih 53 persen. Itulah target mereka yang anti Trump. Setelah tidak mungkin mengalahkannya. Kalau Trump bisa dihambat di angka kemenangan itu dia belum otomatis jadi calon presiden Partai Republik. Forum konvensi partailah yang menentukan.

Trump memang sudah memperoleh 678 kursi. Dari kemenangannya di 26 negara bagian. Tapi itu belum 53 persen. Bahkan belum 50 persen. Masih kalah dari suara tiga calon lawannya yang disatukan: Cruz 423,  Kasich 143, Rubio 170. Itulah sebabnya Rubio belum mengatakan “mundur”. Baru mengatakan “berhenti”. Secara hukum itu berbeda. Dengan menyatakan berhenti (suspend) suara Ribio 170 kursi itu masih hidup. Kalau pemungutan suara di semua negara bagian selesai dan Trump belum menang 53 persen suara Rubio itu sangat menentukan.

Dan pasti tidak akan diberikan pada Trump. Mungkin diberikan pada Kasich. Kasichlah yang dia lihat lebih berkualitas. Dan bisa menyaingi Hillary. Terutama kemampuan ekonomi Kasich yang hebat. Dan rakyat AS kini merindukan presiden yang tahu ekonomi. Jadi Trump memang belum bisa tenang. Karena itu dia sewot. Tidak mau lagi debat publik. Bahkan mulai mengancam: kalau dia menang tapi tidak terpilih akan ada kerusuhan.

Kini tidak hanya Islam dan Meksiko yang dia serang. Juga Tiongkok. Juga India. Bahkan Jepang. Dengan sangat membabi buta. Dia sebutkan bagaimana Komatsu membunuh Catterpillar. Padahal itu bukan soal bunuh membunuh. Bisnis alat berat memang lagi susah. Termasuk Komatsu. Sejak pertambangan lesu. Di seluruh dunia. Apa pun hasilnya nanti yang jelas Trump berhasil menggairahkan Partai Republik. Orang-orang yang dulu golput kini nemilih dia. Baik yang golput independen apalagi yang Republik. Itu bisa menggelisahkan Hillary. Yang oleh Trump diserang  sebagai calon yang tidak punya energi. Trump rupanya akan mengaduk emosi terdalam orang AS: pemimpin AS itu harus powerfull, strong dan dominan. Dan itu, bayangannya, laki-laki. (*)

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

Terpopuler

Artikel Terbaru

/