27 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Buah Bibir Dunia untuk Kampung Miskin Medellin

Dahlan Iskan dijamu Duta Besar Indonesia untuk Colombia, Nien xxx di resto tradisional di Bogota, ibukota Colombia.
Dahlan Iskan dijamu Duta Besar Indonesia untuk Colombia, Nien xxx di resto tradisional di Bogota, ibukota Colombia.

INILAH yang membuat Medellin terpilih sebagai kota paling inovatif di dunia tahun 2012: memberi kemewahan untuk kampung termiskin di kota paling kaya di Colombia itu.

Saya tertarik untuk melihatnya. Dan belajar darinya. Saya ke Medellin Minggu siang pekan lalu, saat saya ke Colombia dalam rangkaian kunjungan ke Mexico.

Kampung miskin di Medellin itu ternyata luar biasa luasnya. Sekitar 2 km2. Penuh dengan rumah petak. Mirip di Tanah Tinggi, dekat Senin, Jakarta. Saya bisa membandingkannya karena saya sering masuk-masuk gang di Tanah Tinggi.

Saya juga pernah mengunjungi lautan kampung kumuh di Cape Town, kota paling indah di Afrika Selatan. Agar tidak mengganggu keindahan kota Cape Town kampung kumuh ini disembunyikan dalam pagar tinggi yang mengelilinginya.

Tapi yang di Medellin ini berbeda.

Kemiskinan di Medellin tidak bisa disembunyikan. Kampung petak ini terdisplay dengan nyata. Mengapa? Karena berada di lereng gunung yang cukup terjal. Dari bawah ke atas, yang jarak lurusnya hanya 2 km, perbedaan ketinggiannya 400 meter. Tidak akan ada pagar yang bisa menutupinya.

Dengan demikian lautan kemiskinan ini bisa dilihat dari kota di bawahnya secara dramatik. Tanpa bermaksud melihatnya pun akan terlihat sendiri. Seluruh lereng gunung itu padat dengan rumah petak.

Tidak bisa disembunyikan, tidak bisa digusur, tidak bisa dibenahi. Maka dilayani saja. Melayani pun sulit. Medannya yang terjal dan padat tidak mudah dijangkau. Sampai timbul ini yang sangat inovatif ini. Yang membuat Medellin menjadi buah bibir dunia di bidang manajemen perkotaan.

Dampak inovasi tersebut memang sangat nyata. Kriminalitas menurun drastis. Penduduk bisa dijangkau. Mereka juga bisa pergi ke kota dengan mudah dan murah. Untuk mencari sumber penghidupan. Kesejahteraan meningkat.

Dulu, lingkaran kemiskinan di situ memang sulit diatasi. Akses ke sana amat berat. Gang-gangnya sempit seperti spiral. Kendaraan kecil-kecil hanya bisa merangkak termehek-mehek dari kampung terbawah. Untuk mencapai kampung paling atas diperlukan waktu 2,5 jam.

Ongkosnya pun mahal.

Dahlan Iskan dijamu Duta Besar Indonesia untuk Colombia, Nien xxx di resto tradisional di Bogota, ibukota Colombia.
Dahlan Iskan dijamu Duta Besar Indonesia untuk Colombia, Nien xxx di resto tradisional di Bogota, ibukota Colombia.

INILAH yang membuat Medellin terpilih sebagai kota paling inovatif di dunia tahun 2012: memberi kemewahan untuk kampung termiskin di kota paling kaya di Colombia itu.

Saya tertarik untuk melihatnya. Dan belajar darinya. Saya ke Medellin Minggu siang pekan lalu, saat saya ke Colombia dalam rangkaian kunjungan ke Mexico.

Kampung miskin di Medellin itu ternyata luar biasa luasnya. Sekitar 2 km2. Penuh dengan rumah petak. Mirip di Tanah Tinggi, dekat Senin, Jakarta. Saya bisa membandingkannya karena saya sering masuk-masuk gang di Tanah Tinggi.

Saya juga pernah mengunjungi lautan kampung kumuh di Cape Town, kota paling indah di Afrika Selatan. Agar tidak mengganggu keindahan kota Cape Town kampung kumuh ini disembunyikan dalam pagar tinggi yang mengelilinginya.

Tapi yang di Medellin ini berbeda.

Kemiskinan di Medellin tidak bisa disembunyikan. Kampung petak ini terdisplay dengan nyata. Mengapa? Karena berada di lereng gunung yang cukup terjal. Dari bawah ke atas, yang jarak lurusnya hanya 2 km, perbedaan ketinggiannya 400 meter. Tidak akan ada pagar yang bisa menutupinya.

Dengan demikian lautan kemiskinan ini bisa dilihat dari kota di bawahnya secara dramatik. Tanpa bermaksud melihatnya pun akan terlihat sendiri. Seluruh lereng gunung itu padat dengan rumah petak.

Tidak bisa disembunyikan, tidak bisa digusur, tidak bisa dibenahi. Maka dilayani saja. Melayani pun sulit. Medannya yang terjal dan padat tidak mudah dijangkau. Sampai timbul ini yang sangat inovatif ini. Yang membuat Medellin menjadi buah bibir dunia di bidang manajemen perkotaan.

Dampak inovasi tersebut memang sangat nyata. Kriminalitas menurun drastis. Penduduk bisa dijangkau. Mereka juga bisa pergi ke kota dengan mudah dan murah. Untuk mencari sumber penghidupan. Kesejahteraan meningkat.

Dulu, lingkaran kemiskinan di situ memang sulit diatasi. Akses ke sana amat berat. Gang-gangnya sempit seperti spiral. Kendaraan kecil-kecil hanya bisa merangkak termehek-mehek dari kampung terbawah. Untuk mencapai kampung paling atas diperlukan waktu 2,5 jam.

Ongkosnya pun mahal.

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

Terpopuler

Artikel Terbaru

/