Teka teki penyebab kelangkaan beras premium akhirnya terjawab. Ternyata, para pengusaha minimarket sengaja tidak mengeluarkan beras tersebut. Sebab, mereka khawatir diperiksa polisi karena dianggap menjual beras oplosan.
Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran hukum dalam peredaran beras premium dan beras medium. Hasilnya, aparat kepolisian menemukan dugaan pelanggaran hukum. Penanganan kasus tersebut kini sudah ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan. Selanjutnya, penyidik akan menetapkan tersangka.
Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan, praktik beras oplosan merugikan rakyat hingga Rp100 triliun dan hanya menguntungkan 4 hingga 5 pengusaha. Hal ini mendapat perhatian Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Menurutnya, ada perusahaan besar yang ikut main dalam aksi jahat tersebut.
Masyarakat dilanda keresahan setelah mencuatnya kabar tentang dugaan ratusan merek beras yang dijual di pasaran merupakan beras oplosan. Kabar beras premium oplosan berkembang luas melalui media sosial dan grup-grup pesan instan, menimbulkan kekhawatiran soal kualitas, keamanan pangan, dan kejujuran pedagang yang beroperasi di pasar tradisional maupun ritel modern.