Pagi itu, Aula Freud di Rumah Sakit Jiwa Prof dr Muhammad Ildrem tak seperti biasanya. Deretan kursi telah tertata rapi, para pegawai rumah sakit tampak hilir mudik, dan sebuah meja pendaftaran mulai dipenuhi oleh antrean. Namun bukan untuk pengobatan, melainkan untuk sebuah aksi kemanusiaan: donor darah.