GOOGLE SEBAGAI WASIT
Melawan berita-berita palsu penuh tantangan karena dalam kasus-kasus tertentu apa yang dipandang sebagai benar-benar menyesatkan oleh satu orang dapat diinterpretasikan sebagai sesuatu yang sebagian besarnya benar oleh orang lain. Apabila Google, Facebook atau perusahaan-perusahaan lainnya mencoba untuk menghalangi informasi palsu atas kekeliruan dari penilaiannya, mereka berisiko dituduh melakukan penyensoran atau berat sebelah.
Namun tak berbuat apapun untuk melawan kabar-kabar bohong kemungkinan akan menimbulkan sakit kepala yang lebih parah lagi.
Apabila terlalu banyak informasi menyesatkan yang muncul di hasil pencarian Google, kerusakan yang ditimbulkan dapat berdampak lebih dari bahaya atas reputasi kehandalan yang telah dibangun selama ini. Kondisi ini juga dapat mengkhawatirkan para pengiklan yang benci akan risiko yang timbul, yang tidak menginginkan merek yang dimilikinya terkait dengan berita yang tidak dapat dipercaya, ujar Larry Chiagouris, seorang profesor jurusan pemasaran di Pace University, New York.
“Berita-berita palsu semakin tidak terkendali dalam pandangan sebagian orang, jadi para pengiklan semakin gelisah dengan keberadaannya,” ujar Chiagouris. “Apapun yang dapat dilakukan Google untuk menghalanginya dan mencegahnya agar tidak lepas kendali akan dipandang sebagai hal yang baik.”
Meskipun perusahaan itu juga menjual ruang iklan di layanan-layanan lainnya dan situs-situs web yang dimiliki secara independen, Google masih menghilangkan sebagian besar pendapatan dari tautan pemasaran yang diunggah disamping hasil pencariannya. Google menyatakan bahwa pendekatan yang baru tidak dimaksudkan untuk membungkam para pemasang iklan. (voa)